||Part 33||

1.5K 110 12
                                    

"Dan... 3!" ucap Sam menyeringai.

DUARRRR!

Lantai bergetar, Lheo terkejut begitupun anggota BP yang lain. Ledakan besar itu hampir membuat gedung ini roboh.

"Lantai 3!" sentak Erlan setelah menyadari asal suara ledakan itu.

"Sialan! Dilantai 3 banyak drum minyak!" teriak Ray setelah mendengar ucapan Erlan.

Raut wajah Ray terlihat cemas. Begitupun Lheo walaupun dia berhasil menutupinya dengan wajah datar miliknya. Kali ini Sam benar-benar ingin membunuh semua orang? Apakah pemuda gila itu tidak tau kalau itu tindakan kriminal?

Lheo segera memutar otak. Memikirkan aksi yang tepat dalam situasi berbahaya saat ini. Setelah itu, Lheo berjanji tidak akan melepaskan Sam dengan mudah. Tidak akan pernah!.

"Lo mau bunuh kita semua yang ada disini, Sam?" tanya Lheo menatap Sam dengan tatapan penuh permusuhan.

Wajah Sam hanya menampilkan senyum miring dan licik. Matanya berbinar layaknya seseorang yang mendapatkan kebahagian ditengah-tengah keburukan yang menerpa rongga-rongga pernafasan.

"Bukan kita, tapi cuma kalian" jawab Sam menyeringai. Wajah sombong dan percaya diri Sam membuat Lheo benar-benar merasakan amarah yang memuncak didalam hatinya. Dia ingin bergegas berlari menuju orang itu dan memukulinya. Tapi dia bukanlah orang yang impulsif, yang melakukan sesuatu tanpa berpikir.

Suasana jauh lebih menegangkan. Mereka saling memandang satu sama lain disela-sela kecemasan yang menggerogoti celah hati mereka.

DUARR!

Ledakan kembali terdengar. Kali ini lebih keras.

"Apa-apaan?!" Adit mendesis, refleks menoleh kepintu keluar dibelakang mereka.

Lheo menatap Sam tanpa bergerak dan bersuara.

"Ada tiga ledakan. Dan ledakan terakhir yang paling menyenangkan" ucap Sam.

Lheo melihat satu persatu anak buah Sam  berlari menuju jendela dibelakang mereka. Mereka melarikan diri melalui jendela rusak tersebut.

"Adit, bawa anggota turun" perintah Lheo tegas.

"Lo gila?!" Adit berteriak. Merasa tindakan Lheo terlalu beresiko.

"Jangan ngebantah" desis Lheo dengan pandangan tertuju lurus ke arah musuh didepannya. Mata elang itu menatap bengis mangsanya dengan tajam dengan kuku tajamnya yang siap mencengkram mangsa hingga menembus daging mereka.
Adit menggertaknya giginya, hatinya berat namun perintah dari elang buas itu harus diikuti tanpa bantahan. Dengan helaan keras Adit membawa anggota Black Prince melarikan diri keluar ruangan. Diikuti Dion dan Rangga yang mengawal dibelakang setelah Lheo memberikan kode kepada kedua orang itu.

"Lo takut Lheo?" Sam mengejek, memperhatikan anak buah Lheo kabur satu persatu.

"Gue nggak pernah takut sama lo Sam. Tindakan pengecut lo sekarang cuma bikin gue muak" ujar Lheo jengah. Dia menatap Sam dengan tidak nyaman.

"Mau one by one?" tantang Sam ketika semua anak buahnya sudah melarikan diri. Menyisakan dirinya, Lheo, Erlan dan Ray yang masih saling bertatapan diruangan gelap itu.

Suasana hening yang cukup lama menyelimuti ruangan. Lheo merasakan amarah kuat dihatinya saat ini. Pemuda dengan mata tajam itu menoleh kepada kedua temannya yang masih menunggu instruksi darinya. "Kalian tinggalin gue sendiri" ucap Lheo dengan nada kesal.

"Kita turun sama-sama" tolak Ray mengindahkan perintah Lheo. Ray tahu pasti apa yang ada diotak temannya itu.

"Jangan bikin gue kesal Ray. Ajak Erlan turun kebawah sekarang" perintah Lheo tanpa bantahan. Ray terlihat ingin menolak lagi, tapi tatapan mata Lheo yang menyiratkan tanda menolak bantahan membuat Ray menelan kembali ucapannya.

The Pretty Boy Is My Love (On Going)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن