"Nggak usah lebay." Adifa menjawab santai.

Mila yang mendengarkan kontan tertawa. Membuat Ridan yang melihatnya semakin bersungut kesal.

"Sadar diri dong, Nyet! Gara-gara lo, ya."

"Iya-iya, sori." Mila mencoba menahan tawa.

Adifa hanya menggeleng pelan seraya berdiri. "Don't do that again." Tangannya mengusap atas kepala Mila, kemudian beranjak pergi. "Gue keluar bentar."

Ridan memicing saat melihat gestur sang kakak terhadap Mila. Ia lantas menatap Mila penuh selidik. "Kalian berdua pacaran?"

Lagi-lagi, bantal yang ada di tangan Mila melayang ke arah Ridan.

...

Reinaldi : Bisa kita ketemu sebentar?

Di dalam kamar mandi, Mila kembali membaca pesan yang sudah sejak setengah jam lalu masuk ke ponselnya. Ia tak tahu apa yang harus ia lakukan karena pesan itu jelas ditujukan untuk Zita, dan ia tak ingin ikut campur dengan kehidupan pribadi core-nya itu.

Selama setahun, dirinya sama sekali tak fronting, lebih tepatnya memilih untuk tidak fronting. Selama itu juga ia tak tahu bagaimana kelanjutan kisah asmara Zita dan Reinaldi.

Jika melihat history chat yang tertinggal di ponsel Zita, Mila bisa menyimpulkan bahwa hubungan keduanya telah berakhir sejak tahun lalu, tepat sejak kejadian malam itu. Hal itu terlihat dari tanggal yang tertera di rentetan chat yang Reinaldi kirim dan puluhan panggilan tak terjawab yang sengaja Zita abaikan. Tak perlu bertanya alasannya karena Mila sudah bisa menduga-duga.

Mila lantas mengangkat muka, menatap pantulan dirinya pada cermin yang ada di hadapannya.

"Seharusnya kalau lo mau putus, lakukan dengan serius. Kenapa nggak lo blokir sekalian nomornya? Lo masih berharap buat balikan?" tanya Mila, seolah sedang bicara pada Zita yang bersembunyi di dalam sana.

Mila mendesah lelah. Haruskah ia merasa bersalah pada kandasnya hubungan Zita dan Reinaldi? Ck! Ia benci perasaan bersalah seperti itu.

Mila menggulir layar ponselnya, membuka file musik sambil berpikir sejenak.

Ia tak tahu apa yang sudah terjadi, tapi saat terbangun pagi tadi, tiba-tiba saja ia sudah mengambil alih kesadaran Zita. Hal seperti ini memang kadang terjadi. Para alter bisa saja muncul tanpa alasan atau pemicu khusus. Hanya saja, jika mengingat kali terakhir ia fronting justru melihat pemandangan Adifa yang berhasil menumbangkan tiga orang lawan untuk menolong Zita, bagaimana Mila bisa merasa tenang? Apa bisa ia menganggap kemunculannya kali ini murni ketidaksengajaan semata?

Mila menarik napas. Ia menutup pemutar musik, beralih memasang widget catatan di wallpaper ponsel Zita, lalu mengetikkan suatu pesan di sana. Setelahnya, ia kembali ke menu musik, memilih salah satu lagu yang ia tahu menjadi lagu favorit Zita, lagu yang selalu terapisnya putar untuk memanggil Zita mengambil alih kesadaran darinya.

I got up late again today
And I'm scared of everything
I don't dare to dream
I got a dark imagination

Intro lagu mulai terdengar. Mila meletakkan ponselnya di tepi wastafel, kembali menatap pantulan dirinya di cermin. Ini pertama kalinya ia melakukan positive triggers atas kemauannya sendiri. Meski dinamakan positive triggers, Mila tahu ini bukan cara yang aman. Itu jelas tindakan bodoh, sama saja seperti menyerahkan diri dan seluruh kelemahannya pada Zita--pada kepribadian asli yang dibencinya.

Namun, Mila tak punya pilihan lain. Ia punya ingatan samar tentang suara Reinaldi dan Zita yang tengah berdebat. Ia bahkan sempat merasakan dirinya seolah ditarik untuk muncul meski akhirnya gagal fronting. Ia sama sekali tak tahu apa yang terjadi waktu itu, tapi melihat Reinaldi masih mencoba menghubungi Zita, maka ada masalah di antara keduanya yang belum sepenuhnya selesai.

Di depan cermin ia berdiri, dengan kedua tangan bertumpu pada wastafel, Mila mulai menutup mata, mencoba menenangkan diri, mempertajam pendengarannya pada musik yang tengah dimainkan, dan mulai menyerahkan kesadarannya.

Perlahan kesadarannya mulai terkikis. Ada rasa lelah yang menjalar ke seluruh tubuh. Tubuhnya bahkan terhuyung hingga jatuh terduduk di atas marmer kamar mandi. Tak lama, matanya terbuka, tampak kosong dan sayu untuk beberapa saat sebelum maniknya bergerak mengedar ke penjuru ruangan.

Ia lantas menunduk, hanya diam sambil mengedip-kedipkan mata, mencoba mencerna situasi meski otaknya terasa kosong seolah hanya dipenuhi oleh gumpalan kapas yang membuatnya sulit berpikir.

Worry, worry, oh
It's funny how it changes
When nothing really changes at all

Sayup-sayup, alunan musik masuk ke pendengaran. Otaknya yang masih mengalami kebingungan mulai mengurai benang kusut, memahami apa yang sedang terjadi pada tubuhnya.

Diambilnya ponsel yang ada di tepi wastafel. Dimatikan lagu berjudul My Mistake yang tengah diputar, lalu membaca note yang terpampang di wallpaper ponsel.

Rei kirim chat. Dia ngajak lo ketemu. Lo mutusin dia karena gue? Jangan buat gue merasa bersalah. Lo yang seharusnya tahu kalo sekarang bukan waktu yang tepat buat pacar-pacaran.

Untuk pertama kalinya, gue secara sukarela ngasih kesadaran gue buat lo. Gue harap lo bisa kelarin urusan kalian berdua hari ini juga.

"Mil! Lo nggak apa-apa?" Suara Ridan diiringi ketukan pintu terdengar dari luar kamar mandi. "Gue denger suara jatuh. Lo nggak pingsan, kan?"

Gadis itu tak menjawab. Ia masih merasa linglung karena akal dan pikirannya seolah tak terhubung dengan tubuh.

"Mil ... gue buka, ya?" Ridan kembali bersuara sebelum akhirnya membuka pintu yang memang tak terkunci. Melihat Mila terduduk di lantai, ia buru-buru menghampirinya. "Lo nggak apa-apa?"

Gadis itu menatap bingung ke arah Ridan untuk beberapa saat, lalu mengangguk. "Ah, iya. Nggak apa-apa. Gue cuma pusing dikit."

"Muka lo pucet. Lo laper, ya? Tapi gue nggak ada makanan, cuma ada susu. Lo mau?" tawar Ridan.

Gadis itu menggeleng. "Gue nggak suka susu."

Ridan mengernyit. "Sejak kapan? Perasaan dulu lo hobi banget ngabisin stok susu gue di kulkas."

"Karena gue Zita, bukan Mila."

...

Tbc

...

Judulnya My Mistake, penyanyinya Gabrielle Aplin.

Aku tahu lagu ini dari list spotify-nya Miss C, salah satu alter dari seorang penyintas DID.

Liriknya deep banget.
Gak tau kenapa, aku merasa lagunya cocok untuk menggambarkan kondisinya Zita, walau di part ini yang fronting Mila, wkwk

Gak tau kenapa, aku merasa lagunya cocok untuk menggambarkan kondisinya Zita, walau di part ini yang fronting Mila, wkwk

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

151023

My True Me (END)Donde viven las historias. Descúbrelo ahora