ch. 08

1.5K 172 8
                                    

Jihoon membuka pintu kamarnya lalu mendudukan tubuhnya dikursi meja belajar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Jihoon membuka pintu kamarnya lalu mendudukan tubuhnya dikursi meja belajar.

Menghela nafasnya lelah, jihoon menelungkupkan wajahnya dilipatan tangannya. Jihoon kelelahan sungguh.

Energinya terasa terkuras habis hingga tak tersisa satu pun.

Tetapi jihoon tidak akan menyerah. Jihoon akan terus mencari uang agar bisa membayar pengobatan junkyu lalu pergi dari rumah ini.

Jihoon kembali menegakkan tubuhnya. Hari ini junkyu sama sekali tidak memberinya kabar.

Mereka terakhir bertemu disaat junkyu meminta ijin keluar, untuk pergi ke perpustakaan kota.

Jihoon keluar dari kamarnya untuk masuk ke kamar junkyu yg ada disebelahnya. Tanpa mengetuk terlebih dahulu, jihoon langsung masuk kekamar saudaranya itu.

Hal yg pertama kali jihoon lihat adalah junkyu yg tergeletak dipinggir kasur dengan tangan yg memegang sebuah amplop. Juga darah yg terlihat mengering dibagian pelipisnya.

"JUNKYU!"

Jihoon panik melihat kondisi junkyu seperti ini. Dengan tergesa, jihoon langsung menggendong junkyu dibelakang punggungnya. Mengabaikan rasa sakit yg langsung jihoon rasakan karena bekas luka ayahnya yg belum sembuh itu tertekan oleh junkyu.

Tetapi jihoon tidak memperdulikan hal ini. Sekarang yg terpenting jihoon harus membawa junkyu ke rumah sakit.

Jihoon berlari mencari taksi, sesekali ia menoleh untuk melihat junkyu yg masih memenjamkan kedua matanya.

"Kyu gue mohon bertahan sebentar lagi" jihoon bergumam pelan lalu kembali melangkahkan kakinya.

Tidak peduli dengan tatapan orang orang yg berlalu lalang. Jihoon tetap berlari sambil menggendong junkyu.

Sial sekali karena jihoon sama sekali tidak melihat taksi yg lewat didepannya.

Keringat sudah bercucuran dipelipis jihoon. Sudah 20 menit jihoon berlari dan akhirnga ia sampai dikoridor rumah sakit.

"SIAPAPUN TOLONG BANTU SAUDARA SAYA!"

Jihoon berteriak dengan nafasnya yg memburu. Hingga akhirnya ada perawat dan seorang dokter yg membawa brankar dan jihoon langsung membaringkan junkyu disana.

"Tolong lakukan apapun untuk saudara saya dok"

"Baik, silahkan anda tunggu disini tuan."

Jihoon menghentikan langkahnya. Menatap gelisah pada brankar junkyu yg sudah masuk kedalam ruang IGD.

Jihoon mengusap wajahnya gusar. Lalu mendudukan dirinya dikursi tunggu yg ada disana sambil menunduk lesu.

Pikiran jihoon menerka nerka apa yg telah terjadi pada junkyu. Apa ayah dan ibunya kembali menghukum junkyu?

Saat pikiran jihoon sedang berkecamuk. Suara orang yg memanggilnya membuat jihoon langsung mendongakan kepalanya.

"KAK JI!"

A Smile Behind The Sadness [END]Where stories live. Discover now