ch. 22

1.2K 155 5
                                    

Ini sudah masuk jam tengah malam, tetapi jihoon dan junkyu belum juga menutup kedua matanya untuk sekedar beristirahat

Hoppsan! Denna bild följer inte våra riktliner för innehåll. Försök att ta bort den eller ladda upp en annan bild för att fortsätta.

Ini sudah masuk jam tengah malam, tetapi jihoon dan junkyu belum juga menutup kedua matanya untuk sekedar beristirahat.

Doyoung sendiri ia sudah tertidur di atas sofa yg ada diruangan junkyu. Sebelumnya jihoon dan junkyu sudah menyuruh doyoung untuk pulang ke rumah agar besok doyoung bisa pergi sekolah. Tetapi doyoung menolak keras permintaan kedua kakaknya.

Doyoung ingin tetap bersama junkyu sampai junkyu pulang dari rumah sakit. Dan untuk sekolah, doyoung bisa bangun lebih awal untuk pergi ke rumahnya lalu berangkat sekolah. Begitu ucapnya tadi.

"Ini uang punya lo." Jihoon menyimpan amplop itu di atas nakas yg ada didekat junkyu.

"Udah berapa kali lo kerja selama ini?" Tanya jihoon menatap junkyu yg tengah melamun entah memikirkan apa karena tatapannya yg kosong.

"Dua kali." Jawab junkyu tanpa mengalihkan pandangannya.

Jihoon menganggukkan kepalanya lalu kembali bertanya pada junkyu. "Ayah atau ibu yang nyuruh lo kerja?"

Junkyu sontak langsung melirik kearah jihoon. Menyebalkan sekali rasanya disaat junkyu merasa terpojok karena pertanyaan jihoon.

"Ibu."

"Kenapa lo nurut aja disuruh sam-

"Ini bukan semata mata disuruh ibu, gue cuman mau ngerasain kerja juga ji. Gue mau ngehasilin uang dari hasil jerih payah gue sendiri. Mending lo tidur sekarang, biar besok bisa kuliah. Jangan bolos terus."

Setelah mengeluarkan semua isi pikirannya, junkyu langsung merebahkan tubuhnya lalu memenjamkan kedua matanya. Tidak peduli dengan jihoon yg masih duduk disampingnya.

Jihoon hanya bisa menghela nafas. Semua pertanyaannya tadi jihoon hanya ingin junkyu mengerti untuk fokus pada pemulihannya saja agar berjalan dengan baik. Tetapi nyatanya junkyu langsung memotong pembicaraan mereka.

"Gue tau lo ga tidur kyu. Lo harus inget kalau gue disini takut lo kenapa napa junkyu. Gue cuman mau, lo fokus sama pengobatannya. Gue pengen lo cepet sembuh lagi junkyu." Ucapnya kemudian jihoon beranjak pergi dari ruangan junkyu.

Jihoon ingin menyegarkan isi pikirannya yg kalut dengan menghirup udara segar.  Mungkin sebentar saja karena jihoon tidak ingin meninggalkan junkyu terlalu lama diruangannya.

Setelah memastikan jihoon keluar, junkyu kembali membuka kedua matanya. Tatapannya kembali kosong dengan pikirannya yg terus terngiang dengan perkataan jihoon tadi.

Hingga tidak sadar junkyu mengeluarkan air matanya. Junkyu menangis dengan tatapannya yg kosong.

Junkyu merasa sangat lemah sekarang. Junkyu merasa hidupnya selama 21 tahun ini sia sia karena penyakit yg dideritanya.

Dari sekian ribu manusia yg ada dunia, kenapa junkyu yg harus menerima takdir seperti ini?

Junkyu tidak ingin hidup menjadi beban. Junkyu ingin merasakan kehidupan remaja pada umumnya. Junkyu ingin merasakan cinta diusianya.

A Smile Behind The Sadness [END]Där berättelser lever. Upptäck nu