ch. 03

1.6K 176 6
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Sekarang sudah tengah malam. Namun jihoon kini tengah berdiri didepan pintu kamar junkyu.

Setelah pertemuan singkat mereka tadi, keduanya tidak saling berbicara dirumah. Junkyu selalu menghindari jihoon dan berdiam diri dikamarnya.

Jihoon mengangkat tangannya untuk mengetuk pintu kamar junkyu, tetapi junkyu sudah membukanya dari dalam sehingga keduanya langsung bertatapan.

"Lo mau ngapain ji?"

Tanpa menjawab ucapan junkyu, jihoon langsung memasuki kamar adiknya itu dan duduk dikursi meja belajar milik junkyu.

Junkyu kembali menutup dan mengunci pintu kamarnya, lalu duduk disamping kasurnya.

"Gimana kata dokter jeo tadi?" Tanya jihoon langsung, karena jihoon ingin tahu perkembarangan dari pengobatan junkyu.

Memang sebelum sebelumnya, jihoon yg selalu mengantar junkyu untuk kontrol. Tapi hari ini jihoon tidak bisa meninggalkan tugas kelompoknya dan juga pekerjaan paruh waktu nya itu.

"Semuanya baik."

Jihoon menatap junkyu yg tersenyum. Bolehkah jika jihoon tidak mempercayai ucapan junkyu?

Karena jujur saja, junkyu selalu menyembunyikan sesuatu dari jihoon dan berkata semuanya baik baik saja.

Seharusnya jihoon menyusul saja tadi untuk menanyakan kondisi junkyu pada dokternya langsung.

"Udah sana lo balik ke kamar. Besok kuliah kan? Gue siapin makanan buat lo besok sama doyoung" ucap junkyu lagi sambil tersenyum dan menggerakan tangannya seperti mengusir jihoon.

Jihoon mengangguk saja sambil terkekeh pelan. Kemudian jihoon langsung pergi keluar dari kamar junkyu.

Junkyu akhirnya bisa bernafas lega. Untung saja jihoon tidak lagi bertanya. Junkyu hanya tidak mau menbuat jihoon khawatir dengan kondisinya, sehingga junkyu harus berbohong pada jihoon.

Apalagi ucapan dari dokter jeongwoo tadi sore kembali teringat olehnya.

"Saya tidak yakin dengan keadaan kamu sekarang kyu. Tapi saya akan coba yang terbaik buat kamu bisa hidup lebih lama lagi"

Junkyu tersenyum miris. Apakah tidak cukup tuhan memberikan cobaan pada hidupnya?

Apa tuhan ingin cepat cepat bertemu dengannya sampai memberikan penyakit yg ganas seperti ini padanya?

"Aku ingin bahagia terlebih dahulu, sebelum aku mati tuhan. ."

"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
A Smile Behind The Sadness [END]Where stories live. Discover now