15. Hai Janu, Jani Kenapa?

21 10 0
                                    

Sudah hampir satu jam Renjanu memasang wajah memelasnya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Sudah hampir satu jam Renjanu memasang wajah memelasnya. Mencoba membujuk Anjani untuk makan sesuatu yang lain. Namun, gadis itu selalu menolaknya dan berakhir marah padanya.

"Kenapa sih? Apa susahnya beli bakso Pak Agus?" Anjani mencak-mencak sejak tadi. "Emang Pak Agus udah ngga jualan apa?"

"Masih Jani Sayang," jawab Renjanu.

"Iya terus kenapa? Kenapa ngga mau beli bakso Pak Agus?" Ia melontarkan pertanyaan itu terus-menerus.

Renjanu sendiri merasa sangat heran dengan Anjani. Apa gadis itu sudah melupakan kejadian saat itu? Atau dia sangat merindukan makanan favoritnya sampai ingin datang ke tempat itu lagi?

"Jani yakin mau ke sana?" tanyanya lembut. Ia menghela napas dalam-dalam. "Yakin gapapa kalau ke sana?"

Raut Anjani nampak sangat bingung. Memangnya apa yang akan terjadi jika dia ke sana? Entah apa yang akan terjadi di sana. Anjani memilih mengangguk dengan yakin. Memangnya hal buruk apa yang akan terjadi.

Renjanu benar-benar membawa Anjani ke sekolah lamanya. Kini mereka berdua sudah masuk ke area sekolah. Mereka bisa masuk dengan mudah sebab Renjanu juga

Siapa di sekolah ini yang tidak mengenal Renjanu. Siswa berprestasi yang selalu mengharumkan nama sekolah. Bahkan masih ada beberapa foto Renjanu yang di pajang di sekolah itu.

Anjani melihat sekeliling sekolahnya yang tidak banyak perubahan. Sedangkan Renjanu terus menatap Anjani. Memastikan bahwa gadis itu baik-baik saja.

Pikiran Renjanu mulai sedikit lebih tenang. Anjani nampak baik-baik saja berada di sini. Hingga sampai di warung Pak Agus, gadis itu tetap terlihat biasa saja.

Ia menyapa Pak Agus seperti biasanya. Hingga Pak Agus menatapnya penuh rasa bingung. Namun, raut Pak Agus berubah menjadi bahagia. "Ya ampun, Mbak Jani, lama ndak ketemu."

Senyum Anjani juga ikut merekah. "Masih inget pesenan Jani biasanya, kan Pak?" gurau Anjani.

"Ya jelas, bakso kosongan sama sambel semangkoknya," ujar Pak Agus sembari menyelesaikan racikan baksonya.

Renjanu juga memesan bakso Pak Agus yang berkebalikan dengan pesanan Anjani. Hatinya masih tidak tenang berada di tempat ini.

"Janu kok ngga makan?" Anjani menatap Renjanu penuh heran. Lelaki itu tidak memakan baksonya. Hanya mengaduk-aduk kuah sambil melamun. "Janu ngga sakit, kan?" tanyanya khawatir.

Kepala Renjanu menggeleng pelan. Ia tersenyum kecil lalu mengambil sesendok kuah beserta potongan kecil bakso masuk ke dalam mulutnya. Renjanu mencoba menetralkan pikirannya.

Ia mencoba berpikir positif. Mungkin saja Anjani telah melupakan kejadian tiga tahun lalu. Padahal kejadian itu membuat gadis itu mengubah sekolahnya menjadi home schooling. Namun, sekarang? Gadis itu menikmati semangkok bakso dengan bahagia di tempat ini.

Hai Janu || Enerwon ||Where stories live. Discover now