Chapter 24

5.7K 491 24
                                    

SATU (Sekumpulan Anak Tolol Untung)

Hari ini

Haikal:
Cok jadi kagak entar?

Shian:
Jadilah anying!
Gak sabar gue mau ngerasain
boba buatannya mbak Juwi

Natan:
Halah sia anying! Lo
pastinya cuma makan
doang, kerja kagak!

Shian:
Mau gue kerja apa enggak
itu bukan urusan situ
yagesya. Kita beda fakul,
gak usah sok iyee deh😴

Natan:
Anjing lo

Raihan:
Apasih, toxic semua
pembahasannya!

Angga:
Hajar, Bun, jangan kasih
ampun

Haikal:
Diem lo cil! Lo tuh gak diajak😒
Btw, ampun, Yang. Serius,
bukan aku yang mulai. Tuh si
Natan ama Shian

Natan:
*Kirim screenshot chat awal Haikal*

Shian:
^2222222222

Angga:
🤣🤣🤣🤣
Kalo mau mengurus perihal
rumah tangga, minimal jangan
di grup. Langsung samperin
ke rumahnya terus hajar!

Haikal:
Gak usah jadi kompor
lo cil. Mingkem dah,
minum susu dulu sono

Angga:
Nyenyenyenye😝
Gak mau tau, ntar malem
jam tujuh udah harus ada di
kafe lo lo pada. Telat sedetik,
dia yang traktir kita semua
menu di kafenya mbak Juwi

Natan:
Mana bisa begitu anjir

Raihan:
Deal🤝🏻

Natan:
Sayaaaaaangg!

Raihan:
Emang kita kenal?

Natan:
😭😭😭

Angga cekikikan sendiri di dalam kamarnya. Moody sekali jika berbalas pesan dengan teman-teman absurdnya di ruang obrolan grup chat. Selain keluarga, teman-temannya pun berperan sangat penting dalam hidup Angga. Meski Angga akrab hanya dengan mereka berempat, itu lebih dari cukup bagi Angga. Karena menurutnya, daripada punya teman banyak yang datang cuma pas butuh-butuhnya doang, lebih baik teman sedikit yang selalu ada disaat saling sama-sama membutuhkan, baik suka maupun duka selalu bersama.

Waktu menunjukkan jam setengah enam sore. Angga bahkan belum mandi sehabis pulang dari kampus beberapa saat yang lalu. Iapun beranjak dari tempat tidurnya, berjalan masuk ke kamar mandi berniat membersihkan diri. Masih ada waktu sebelum nanti dirinya berkumpul di kafe dekat kampus untuk menggarap skripsi bersama-sama. Hal yang tidak mudah, tapi bisa mudah jika kau punya teman yang akan siap membantumu memberi contekan sekilas.

Sebab, Haikal membawakan skripsi milik kating tahun lalu yang bisa mereka gunakan untuk sedikit mencontek. Motto mereka bertiga (minus Raihan dan Shian) begini; "Yang Penting Lulus, Gak Perlu Pinter-Pinter Ngerjain Sendiri. Selagi Bisa Nyari Punya Kating, Kenapa Musti Bikin Sendiri?", itu sudah disahkan dalam amandemen buku diary bergambar Hello Kitty punyanya Haikal.

Beberapa menit usai mandi, Angga memakai baju ala rumahan dulu. Saat hendak berangkat nanti, tinggal ganti doang. Soalnya Angga tidak mau bertanggungjawab semisal sampai telat dan justru dirinyalah yang musti mentraktir teman-temannya makanan. Masih mending kalau pesan makanan dengan harga murah, mereka sekali ditraktir kayak orang gak tau diri. Sakit bos, uang jajan harus berkurang cuma karena menafkahi orang-orang kampret seperti teman-temannya itu, kecuali Raihan. Raihan itu sudah seperti papa kedua Angga masalahnya.

Pak MahenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang