Chapter 20

7.7K 726 19
                                    

Up, nih. Kangen gak? :D
__________

BUGH!

Angga melotot tak terima. Apa-apaan barusan, Mahen ... memukulnya? Pria itu memukulnya?!

BUGH!

Baiklah, Angga bergeming sekarang, ketika Mahen juga melayangkan pukulan untuk pemuda yang menjadi lawan tarungnya tadi. Kedua mata yang masih basah bekas air mata itu lantas memandang sang dosen dengan tatapan penuh akan pertanyaan. Ia tak dapat menerka apa yang akan Mahen lakukan padanya nanti.

"Sudah?" Dia bertanya sembari bergantian menatap Angga dan juga si pemuda.

Keduanya sama-sama terdiam. Serempak menundukkan kepala manakala menyadari ada aura tak mengenakkan dari sang dosen yang terpancar cuma-cuma.

"Untuk semuanya, jika tidak segera meninggalkan tempat, saya tidak segan-segan ikut menyeret kalian ke konseling!" Semua mahasiswa, tak terkecuali, meninggalkan tempat kejadian. Menyisakan Angga dan si pemuda yang masih tertunduk dengan sirat ketakutan. "Dan kalian berdua, ikut saya!"

Tak ada pilihan untuk mengelak, keduanya segera mengikuti Mahen. Tamat sudah riwayat mereka. Terlebih bagi Angga, Ia antara kesal, kecewa, marah dan ingin menangis lantaran sang tunangan juga mengikutsertakan dirinya untuk dihukum.

Berakhirlah sekarang dengan Angga yang terpaksa harus rela dihukum sebagai balasan atas kejadian yang sama sekali tidak pernah diperbuatnya. Hukuman yang ditentukan dari konseling menyuruh dirinya dan juga si pemuda tak diketahui nama, untuk berlari mengitari lapangan sepak bola selama tiga kali putaran, di mana luas lapangan tersebut mungkin bisa mencapai ratusan meter persegi.

Si manis itu menatap Mahen dengan tatapan penuh kebencian. Ia mulai berlari sesuai instruksi dari dosen bahasa inggris tersebut. Selama putaran pertama, Angga masih tampak mampu, tetapi saat putaran ke dua, hampir putaran terakhir, Ia berhenti sembari membungkuk dengan kedua tangan menyentuh lutut. Untuk dirinya yang tidak pernah berolahraga lari, pasti amat sangat menyiksa. Napasnya bahkan sampai tersendat-sendat, tetapi Angga masih berusaha menyelesaikan hukuman.

Mahen memantau sang tunangan dari atas tribun sembari berkacak pinggang. Lelaki itu menyunggingkan senyuman tipis sebelum meninggalkan tempatnya.

Angga telah menyelesaikan hukumannya. Ia langsung berbaring di gazebo terdekat. Keringat membanjiri seluruh tubuhnya. Ia kemudian memejamkan mata, berusaha menetralisir pernapasan yang masih belum beraturan.

Angin semilir dapat Angga rasakan membelai kulitnya yang dipenuhi oleh peluh, membuat kedua matanya seketika memberat. Angga suka berada di tempat ini, karena rindang dan tak banyak orang berlalu lalang. Sial, Angga sungguhan ingin tidur rasanya. Namun, sebelum benar-benar terlelap, Angga merasakan seseorang meraih telapak tangannya lalu dikecupnya sekali.

Angga langsung membuka mata. Sosok pertama kali yang dilihatnya adalah Mahen. Namun, dengan cepat Angga tepis tangan Mahen tatkala teringat dirinya tengah merajuk kepada sang tunangan. Ia hendak berdiri, berniat pergi dari hadapan sang dosen. Akan tetapi, baru saja akan melangkah, Mahen malah menahan tangannya.

"Apaan sih lo, lepasin gak?!"

Mahen menyerahkan paper bag di tangannya kepada Angga. Setelah itu Ia melepaskan pegangannya dari tangan si manis. "Jangan lama-lama ya marahnya, mas tau kalau mas salah. Dimakan sampai kenyang. Terus kalau mau ke UKS, ke UKS aja, nanti gak usah ikut pelajaran bahasa inggris dulu." Setelah berkata seperti itu, Mahen dengan berani langsung mencium pipi Angga yang sempat mendapatkan pukulan dari dirinya tadi. Seketika itu membuat Angga bergeming.

Gimana mau ngambek kalo mas Mahennya aja selembut ini ... huhuuu!!!

...

"Bangsat, anak tolol, gue tandain tuh admin Lambe Turah!" Haikal berseru menyalak. Kemarahannya tak dapat dinetralisir setelah melihat keadaan sang adik sepupu dipenuhi lebam keunguan hampir disetiap muka manisnya.

"Udah, Tolol! Lagian udah ditindaklanjuti juga sama Pak Mahen, gak usah alay deh!" celetuk Shian jengah. Hampir setengah jam lamanya Haikal misuh-misuh, bahkan Angga yang menjadi korban hanya diam sesekali tertawa ketika menyaksikan Haikal mendapat tepukan sayang dari si manis Raihan.

"Tunggu-tunggu, Pak Mahen menindaklanjuti? Maksudnya gimana?"

Shian mengangkat bahunya acuh. "Denger-denger Pak Mahen nyuruh admin Lambe Turah buat hapus postingan tentang kalian. Dia juga nyuruh mereka buat bikin postingan yang ditujukan sebagai permintaan maaf buat lo."

Angga tak bereaksi apapun. Pemuda manis itu diam sembari berpikir dalam benaknya. Membiarkan keempat teman-temannya itu kembali bercanda.

Ia kemudian menoleh, memandang paper bag pemberian Mahen di atas meja yang belum dibukanya sama sekali. Dengan sekali meraih, Angga pun membuka paper bag tersebut. Ia menemukan satu buah Ultramilk 1000ml, serta tupperware bergambar anak anjing samoyed. Ketika membuka penutupnya, ia menemukan dua potong sandwich.

Diam-diam senyum Angga terbit. Perlakuan semanis ini yakin ingin terus didiami? Tidak! Angga akan memaafkan dosen itu setelah ini, Ia berjanji.

Pak MahenTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang