Chapter 14

47 25 12
                                    

Kini aku berada di persimpangan antara sayang dan benci.
pun mulanya asing menjelma jadi paling berarti.
entah dia berhasil mengetuk pintu yang tlah lama rapat tertutupi.

atau pula nama jadi sebab pintu itu enggan terbuka, yang akhirnya membuatku menyerah pada rasa.
.

..---...---...
-------------

Areta, Rani, dan Merry ditugaskan untuk mengangkut bahan pokok dari gudang peyimpanan. Areta memegang dua kantung plastik bewarna merah di kedua tanganya, Rani mendorong stroli diatasnya ada 2 kotak kerang dan daging ayam segar, sedangkan Merry memegang kotak besar berisi bumbu masakan.

"ada ribut-ribut apa tuh?" Rani berseru, tepat sebelum mereka memasuki Area Cafetaria, ada suara lengkingan makian di ruang tengah lantai 3 dekat cafetaria Giant, tempat dimana para karyawan sering duduk bersantai saat jam istirahat.

"ada ribut-ribut apa tuh?" Rani berseru, tepat sebelum mereka memasuki Area Cafetaria, ada suara lengkingan makian di ruang tengah lantai 3 dekat cafetaria Giant, tempat dimana para karyawan sering duduk bersantai saat jam istirahat

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

"bukannya itu Zhafir ya?" sambung Rani.

"ngapain dia marah-marah, kali ini masalahnya apa nih?" timpal Merry.

"gue pikir setelah dia satu tahun jadi relawan di Afrika, perangai jeleknya berubah, eh taunya engga sama sekali," cibir Rani.

"itu tuh idola yang lo banggain Ar, baru lihatkan lo kalau sikap dia sebenarnya?" lanjut Rani lagi.

"lo masih mau ngeidolain dia Ar?" goda Merry.

aku juga baru tahu sifat aslinya Zhafir,

"tau ga Ar, Zhafir tuh imejnya aja baik di depan kamera, tapi sifatnya berbanding terbalik di dunia nyata. Satu hal yang harus kamu waspadai dari dia, kalau otaknya Zhafir itu licik," ungkap Rani.

Areta tiba-tiba teringat pada perkataan Zhafir tentang Bang Keenan dan menyuruh menemuinya nanti. Apakah aku harus percaya padamu Zha?

...---...---...

Sepasang mata Areta bolak-balik memeriksa secarik kertas yang diberikan Zhafir Siang tadi.

"apa dia beneran mau ketemu disini?" Areta menaikkan pandangannya pada gedung Club Malam di hadapannya. Ia mendengus kesal, "kenapa harus bertemu di tempat kayak gini sih?"

Meski berat untuk melangkah, Areta harus menemui Zhafir agar rasa penasarannya tentang kabar Bang Keenan tidak terlalu menghantuinya.

Areta melenggang cepat diantara lalu lalang pengunjung yang datang. Ia pun tidak peduli, walaupun sepanjang langkahnya memasuki Club malam itu, orang-orang melihatnya dengan sorot mata aneh dan mengejek karena memang pakaian yang dipakai oleh Areta tidak cocok digunakan untuk masuk ke tempat seperti ini. Ia hanya memakai kaos yang dibalut jaket dan celana jeans, sementara gadis seumurannya yang berada di Club Malam memakai baju seksi, terbuka dan kekurangan bahan.

Akhir Sebuah Kisah [END]Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin