20

7.4K 522 77
                                    

Nungguin ya

_________

"Tak apa eum, jika Evan dikeluarkan nanti setelah baby lahir, Evan bisa sekolah paket,"

Evano mengangguk, saat ini ia tengah melakukan panggilan video dengan Samuel. Papanya yang memulai, ia mana berani memanggil lebih dulu apalagi setelah hari pernikahan Samuel langsung kembali China, itu sedikit membuat Evano sadar jika Papanya sibuk.

"Iya Pa, aku tak masalah." Evano memberikan senyuman tipis.

"Istirahat yang banyak, jangan lupa asupan bergizinya, jangan banyak pikiran jika ingin sesuatu Evan bisa meminta Daddy atau Jeano jika dia mau membantu," tutur Samuel yang diangguki Evano.

"Baiklah selamat malam Evan, Papa tutup teleponnya,"

"Bye."

Panggilan berakhir, Evano menyimpan ponselnya diatas nakas.

"Kau sudah selesai mandi?" tanya Evano, saat jeano baru saja keluar dari kamar mandi.

"Eum, kau sendiri apa kau sudah selesai bicara dengan Papamu?" ucap Jeano, yang di angguki Evano.

Jika boleh jujur Jeano sendiri merasa tak tega dengan keadaan Evano saat ini, mau bagaimanapun seharusnya Evano masih merasakan sekolah walaupun dikemudian hari ia bisa masuk sekolah paket, tapi itu tak sebanding dengan sekolah normal, Evano masih kelas sebelas masih mending Ola yang bisa menyembunyikan kehamilannya sampai lulus karena sebentar lagi, tapi kembali pada tindakan Evano sendiri, ini semua berawal dari drama pria itu.

"Jean aku dikeluarkan," ucap Evano lirih.

"Aku tahu," sahut Jeano cuek, ia benar-benar bersikap dingin layaknya tak pernah memiliki hubungan dengan Evano.

"Ya, aku tak apa hanya saja aku sedikit iri padamu, kau masih bisa sekolah," ucap Evano sendu.

Jeano mendengus. "Itu salahmu sendiri, jika kau ingin sekolah lagi coba hentikan drama murahan ini, seperti kata Papamu, jangan bertingkah seakan dunia dibawah kakimu," tuturnya tajam.

Evano menghela napas, jika ia tak hamil dan jika benar ia berdrama mungkin sudah ia bongkar sejak lama tapi apa harus mengatakan tak hamil pada pihak sekolah? Di saat kelak perutnya akan membesar.

"Apa harus kuingatkan hal menjijikan ini? Kau keterlaluan, pemain teater handal yang mengerikan," ucap Jeano. Entahlah rasa ibanya lenyap begitu saja.

"Sampai kapanpun aku tak akan menerimamu, mungkin bisa saja kau hamil tapi bukan anakku," ucap Jeano.

Evano hanya diam, sesering apapun ia mendengar perkataan pedas Jeano rasanya itu tetap sakit saat mendengarnya, ia tak bisa kebal begitu saja. Evano memilih membaringkan tubuhnya, ia sama sekali tak pernah memaksa Jeano menikahinya ia juga bisa meminta Marvin untuk tak menuntutnya, tapi bukankah Jeano sendiri dan ibunya yang mengemis agar menerima pernikahan ini? Evano hanya menjalani alur yang semestinya.

________

Pukul enam lewat Evano sudah duduk manis menikmati sarapan dengan kedua pria dominan dihadapannya. Ia tak mengadu tentang ucapan Jeano semalam, ia akan menyimpannya sendiri.

Rain [sekuel Astrophile]Where stories live. Discover now