The End.

694 22 3
                                    

Halo, cerita BROTHER. Ijin pamit, sampai sini dulu akhir ceritanya. Tungguin Extra part nya yaww!!

Aku tau, endingnya gak sesuai harapan kalian. Tapi maaf kayaknya aku gak bisa nerusin lebih lanjut lagi. Karena takut semakin lama gak akan ke pegang lagi cerita ini. Hehehe <3

For 134K and 6,22K vote. Terimakasih, aku mencintai kalian 🧡»»——⍟——««

Happy Reading, Love!.
Komen dan votenya.

____________

Seiring berjalannya waktu, kini ia beranjak menjadi sosok remaja perempuan yang cantik. Tepat hari ini merupakan hari kelulusan masa sekolahnya. Ia berhasil selama tiga tahun bersekolah disini. Kini para seluruh siswa/siswi kelas duabelas sudah berada di dalam aula gedung untuk di luluskan, sebagai salam perpisahan untuk para guru-gurunya.

Lebih dari sekitar 3ribuan murid yang di luluskan hari ini, entah dari jurusan ipa ataupun ips. Semuanya lulus. Acara demi acara telah dilewatkan hingga kini tiba saatnya mereka perkelas berbaris menunggu giliran naik menuju panggung secara satu persatu. Untuk menerima medali yang dikalungkan oleh wali kelas.

Selesai sudah, mengalungkan medali tersebut. Hingga kini tiba di penghujung acaranya. Namun, sebelum itu akan ada beberapa siswa/siswi yang namanya disebut untuk meraih penghargaan sebagai murid terbaik disekolah ini ataupun dalam akademiknya.

"Alena Daisha Fazila. Sebagai siswa terbaik peringkat 1 (satu) -BIDANG AKADEMIK."

Sontak membuat gadis remaja itu kaget dan tentunya terharu, tidak menyangka bisa menjadi siswa terbaik sekolah ini. Ia berdiri dan melangkahkan kakinya berjalan dengan didampingi sang bunda sebagai orangtua yang mendampingi acara kelulusan ini. Sedangkan papa, abang dan adiknya menunggu diluar gedung. Di karenakan hanya boleh didampingi satu orang saja.

Penghargaan berupa piagam sudah diserahkan kepada dirinya, ia mengucapkan terimakasih sambil berjabat tangan dan menengok kearah kamera sebagai bukti menerima piagam tersebut.

"Selamat ya nak." Ujar Sir John selaku wali kelasnya.

Ada sekitar lima orang yang menerima piagam penghargaan ini. Serah Terima sudah dilakukan, saatnya turun dan kembali ke tempat duduknya. Tak terasa kini acara sudah selesai. Tepat di jam satu siang, walaupun masih berada didalam gedung ini karena katanya akan melakukan sesi foto perkelas nya. Dan tentunya juga ia akan berfoto dengan para sahabatnya.

"Ah, setelah ini bakal sering ketemu gak ya?."

Alena melepas pelukan Keysa. "Pasti ada waktunya untuk kita ketemu. Jangan nangis ah, jelek."

"Ah, lo mah. Jangan gitu kek."

"Astaga... Becanda doang, tapi yaudah deh sorry ya."

Usai selesai foto-fotonya, ia menghampiri bundanya. "Bundaa."

"Akhirnya, selamat nak. Selamat melangkah ke jenjang pendidikan berikutnya. Proud of you, kak." Ucap wanita itu terharu, walaupun banyak momen yang terlewatkan dengan anak sulungnya ini, tapi hari ini ia bisa merasakan momennya.

Kedua perempuan berbeda usia itu saling berpelukan erat. "Bunda, terimakasih banyak dan maaf kalo sering buat bunda nangis."

Felicya menggeleng tak setuju dengan ucapan yang dilontarkan sang anak. "Gak sayang, justru bunda yang minta maaf sama kakak. Maaf, kalo bunda baru bisa merasakan momen di hari bahagia kali ini. Dan terimakasih sudah bikin bunda bangga sama kamu, nak."

No, i'm crying:(

Sementara itu, diluar gedung. Dhafi masih setia menunggu. Dan tak lama kedua perempuan yang di tunggunya itu keluar juga.

Alena mendekat dan memanggil Dhafi. "Pa.."

"Iya nak, selamat ya atas kelulusan sekolahnya. Siap menghadapi dunia sebenarnya?."

Alena mengangguk samar. Lalu kelima abangnya mendekati dirinya. "Selamat ya, Ale. Untuk kelulusannya. Maaf abang baru bisa pulang sekarang."

"Gapapa bang, wajar kalo abang baru pulang. Oiya selamat juga sekarang udah jadi dokter."

Manafi, masih ingat? Anak sulung Dhafi yang sudah kembali berpindah tugas kerumah sakit di Jakarta. Setelah mengabdi di pulau kecil.

Rafa menyerahkan bucket bunga cantik kepada dirinya. "Congrats untuk kelulusannya dan piagam penghargaan. So proud of you sister!."

"Selamat." Tak usah diharapkan dari Arkan, apa adanya ya gitu aja.

"Eitss, udah lulus nih sist. Selamat ya, widihh dapat piagam penghargaan nih? Akhirnya, congrats lah pokoknya." Taulah itu siapa yang seperti itu, udah pasti jawabannya Bryan.

Kini mendekatlah sosok Alesya dengan kedua adik kembarnya. "Kakak, selamat ya."

"Thank you ya Esya. Ada hadiah buat kakak gak?." Tanyanya dan dibalas gelengan Alesya. Ngomong-ngomong si kembar N belum lancar berbicara jadi hanya masih ngoceh-ngoceh tidak jelas. Walaupun kadang ada beberapa kosa kata yang bisa diucapkan sih oleh balita kembar itu.

__________

Dua hari kemudian, tepat hari ini. Sepakat ketujuh laki-laki itu membawa dirinya ke suatu tempat. Dengan menutup kedua matanya menggunakan kain. Tujuh laki-laki are his six half brothers and cousins.

"Udah boleh buka mata belum sih?!." Kesalnya.

"Sabar, Isha. Sebentar lagi."

"Tapi mas. Mata Isha keburu gatel ini."

"Kamu bawel deh." Decak Ardiansyah.

Akhirnya dua bulan telah berlalu waktu itu dan Alena sukses mempertemukan Azzam dengan keenam laki-laki ini. Tujuannya agar mereka semua bisa akur. Emang awalnya terasa canggung. Namun, lihatlah sekarang ketujuh laki-laki itu sudah bersekongkol kepada dirinya.

"Ready?."

Alena menangguk dan terbuka lah kain yang sedari tadi menutupi matanya.

"Surprise..." Ucap serempak orang yang berada dihadapannya kini. Didepan sana sudah ramai dengan sanak keluarganya.

Damian, selaku ayah kandung nya berjalan menghampiri. Tentunya laki-laki yang tadi bersengokol mulai sedikit menjauh memberi ruang. Kini tepat dihadapan sang anak, Damian menyerahkan bucket bunga.

"Kak, ayah tau ini gak mudah kakak lewatin selama ini. Tapi ayah percaya, kalo kakak bisa lewatin semuanya. Dan sekarang terbukti hari ini, kakak berhasil. Ayah sangat bangga, tentunya juga ayah minta maaf untuk yang dulu hingga sekarang, belum bisa bua,___"

"Yah, it's okay. Yang berlalu biarkan aja, sekarang fokus ke yang sekarang aja. Terimakasih untuk semua yang ayah ajarkan ke kakak. I love you, ayah."

Aisyah juga menghampiri, memberi pelukan. "Isha, selamat ya sayang. Mama Aisyah ikut bangga dengan apa yang udah kamu capai di sekolah, so proud."

"Maa, terimakasih untuk ucapannya. Makasih juga udah mau nerima Isha buat jadi anak mama."

"Heyy, udah ah. Semuanya anak mama. Maupun itu mas Azzam atau kamu. Intinya anak mama hanya dua."

"Gak mau nambah lagi, ma?." Ledeknya

Damian mendelik tak percaya. "Kakk.."

"Hahaha iyaa, bercanda doang ihh."

Setelah acara nangisan bahagia, berkumpul lah di meja makan dengan di depannya pemandangan laut lepas, desiran ombak terdengar dan hembusan angin yang cukup kencang ini. Iya kini semuanya tengah kembali lagi di Bali, untuk merayakan hari kelulusan Alena. Tamattt!!. ♡➷♡➹

Sungguh sangat terimakasih untuk kalian yang mungkin ada yang setia sama cerita ini dari Awal. Gak terasa juga cerita ini udah 2tahun berjalan.

Keisengan yang buat awal aku menulis hingga cerita ini berakhir. Terimakasih banyak, aku pamitt dan sampai bertemu di cerita aku yang selanjutnya 😻🤍🙏🏻

Jakarta, 20 Agustus 2023.
Tamat..
_________________________________

BROTHER (REVISI & END) Where stories live. Discover now