Part 44

714 31 1
                                    

Dua minggu sudah berlalu dan kini Alena tengah fokus mengerjakan soal ujian semester akhirnya. Yang dimana menjadi ketentuan dan syarat untuk naik kelas. Kini bel istirahat sudah berbunyi, seluruh siswa mengumpulkan kertas jawabannya diatas meja guru dan berbondong-bondong menuju kantin.

Dorr. Dirinya dikagetkan oleh Asmika, teman sebangku selama ujian. Asmika merupakan siswa jurusan IPA 6 dan keduanya emang satu angkatan. Mereka memilih untuk makan bakso dan mie ayam dengan segelas es teh manis.

"Btw, liburan nanti mau kemana?." Ujar pria remaja yang akrab dipanggil Mika tersebut, lantas Alena menjawabnya. "Masih belum tau, mungkin dirumah aja."

"Emang gak bosen?."

"Lumayan sih, cuma gua harus ngerjain kerjaan yang belum gua selesaikan. Masih ada kontrak."

"Waah, hebat. Gak bingung emang bagi waktunya?."

"Awalnya sih bingung cuman kalo sekarang kan udah terbiasa. Dan itu juga gak tiap hari, jadi ngambil kontrak yang emang beneran gua mau dan waktunya juga udah pas banget."

Mika mengangguk, tak berapa lama si Keysa menghampiri keduanya. "Weits, ngobrolin apa nih kalian, kayaknya asik banget. Ikutan dong"

"Ah, aih kamu mah. Meni kepo pisan."

"Mikaa, kenapa sih dari dulu nyebelin banget?!" Geram Keysa

"Ya siapa suruh emosian?!."

Alena menggeleng kepalanya, lucu. Kalo liat mereka lagi berantem kayak gini, tetiba ia nyeletuk dan membuat dua orang itu menatap nyalang pada dirinya. "Awas loh, biasanya suka pacaran diakhir. Ibarat, benci jadi cinta."

"Cihh gak."

"Gua ama mika? BIGG NO."

"Yaelah santai kawan. Kalo kalian pacaran juga gapapa, sama-sama saling suka ini kan, jadi gak ada salahnya kalo kalian berdua jadian?"

Duapuluh menit berlalu, dan dijam istirahat terakhir tadi. Alena dengarkan dengan keributan dua mahluk berlawan jenis itu. Mereka meributkan hal sepele.

__________

Jam pulang sekolah akhirnya tiba juga, kini ia menunggu jemputan, katanya yang menjemput hari ini adalah papa dhafi, pria dewasa itu sudah pulang dari perjalanan bisnisnya minggu lalu.

"Hai, yuk."

Alena membuka pintu belakang untuk menaroh tas sekolahnya lebih dulu, lalu kembali menutup dan membuka pintu penumpang bagian depan. Mobil putih itu meninggalkan area sekolah menuju rumah.

Saat diperjalanan, tiba-tiba saja Dhafi membuka obrolan agar tidak hening. "Ujian sudah berakhir, ingin liburan kemana?."

"Ah, oh. Tidak usah, Ale akan sibuk untuk syuting dan photoshoot."

"Really, bunda sudah mengetahui hal itu?."

"Iyap, sudah. Bahkan sudah setuju dari jauh-jauh hari."

"Baiklah, bunda sudah setuju. Maka papa akan ikut setuju, selagi buat kamu senang. Lakukan saja. Dan juga pastinya tidak menganggu sekolah kan?."

"Iyaah, semoga tidak menganggu. Photoshoot akan dimulai lusa untuk pemotretan pertama. Selanjutnya akan dilakukan dihari lain."

Dhafi mengulas senyum kecil. "Bertanggung jawab lah, berikan yang terbaik dan hasil yang sempurna, nak."

"Terimakasih."

"Everything for you. Papa dan lainnya akan dukung kamu. Oiya lupa, mau mampir makan?"

"Tidak usah pa, kita makan siang dirumah saja."

BROTHER (REVISI & END) Место, где живут истории. Откройте их для себя