CHAPTER 41

410 60 11
                                    

Situasi kembali kacau. Kirana menggeram jengkel, memukul stir kemudi yang sudah tidak berfungsi. Dia bangkit dari tempat duduk, memperingati yang lain agar bersiap untuk segala kemungkinan terburuk yang akan menimpa mereka.

"Kapal ini akan segera terhempas, siapkan kapsul kecemasannya cepat. Kita harus keluar dari kapal angkasa ini sebelum terlambat." Kirana memberikan perintah, para kru mengangguk patuh. Berlarian mempersiapkan kapsul darurat untuk melakukan pelarian.

"Ini tidak mungkin, apa yang terjadi dengan Kak Taufan?" Gempa bergumam tak percaya.

Selepas menyaksikan seluruh kehancuran dan kerusakan yang disebabkan oleh Taufan, Gempa masih belum mengerti. Ini pasti ada kesalahpahaman, tidak mungkin kan kalau Taufan sengaja menyerang kapal angkasa TAPOPS?

Membuang napas perlahan, Kirana tak bisa menjawab gumaman Gempa. "Sudah kukatakan, bukan? Seharusnya kalian tidak memaksa untuk ikut serta kemari, lihat saja situasinya. Kalian bisa dalam bahaya jika bergabung ke dalam pertarungan, terlebih lagi mengingat bahwa kalian sudah tak memiliki kuasa apapun lagi."

"Mana bisa begitu, tentu saja kita akan ikut. Kak Taufan sedang dalam membutuhkan pertolongan sekarang, dia pasti kelelahan hingga lepas kendali seperti itu." Blaze ikut protes, dia memahami Taufan lebih baik dari siapapun. Taufan itu anak yang baik, dia pasti hanya sebatas ketakutan dan asal menyerang saja.

"Kita bisa mengimbangi pertarungan jika berhasil merampas kelima kuasa Elemental dari Retakka. Hanya kekuatan kita saja yang bisa menghentikan Kak Taufan untuk sekarang. Jika keadaannya sudah seperti ini, aku yakin Kak Taufan sudah berhasil mengalahkan Retakka. Alien terkutuk itu tidak terlihat lagi kan?"

Solar mengangguk setuju, benar apa yang dikatakan oleh Ice. Mereka masih memiliki peluang untuk menghentikan kegilaan Taufan.

"Memangnya bisa? Taufan sudah berada di tahap ketiga dari kuasa Elemental angin, untuk bisa mengimbanginya maka kalian membutuhkan kuasa tahap ketiga juga."

"Ah, tidak masalah. Bukan Kak Taufan saja yang berhasil mendapatkan kuasa tahap ketiga, tapi Kak Thorn pun sudah berhasil. Kita bisa memanfaatkan kuasa Kak Thorn untuk mengimbanginya, sedangkan aku dan yang lainnya akan membantu dari jarak jauh. Kita serang Kak Taufan dari segala arah, kita masih memiliki peluang jika melakukannya bersama-sama." Ucap Solar seraya menjelaskan rencananya.

Rencana itu disambut baik oleh yang lainnya, kecuali Thorn. Entahlah, dia ragu kalau harus berhadapan dengan Taufan. Bahkan melihat pusaran angin sebesar itu dari dalam kapal angkasa saja sudah merinding setengah mampus, apalagi kalau harus menghadapinya?

"Memangnya Thorn mampu ya? Em, Thorn ragu nih." Karena merasa insecure dan sedikit takut, akhirnya Thorn memberanikan diri untuk protes. Menatap bergantian kepada mereka semua.

"Pasti bisa, Thorn. Nanti kami juga akan membantu, kau hanya perlu menyibukkan Kak Taufan saja. Oke?" Blaze tersenyum, menepuk salah satu bahu Thorn sembari menyemangati.

GROOOOOHHHHH!!!

Dinding serta lantai kembali bergetar hebat, kemudi kosong, kapal angkasa ini hampir oleng. Menyadarkan mereka agar secepatnya keluar dari kapal angkasa tersebut.

"Baiklah, kita gunakan rencana Solar. Ayo, menuju ke kapsul!" Kirana bergerak mendahului, berlari menuju ruangan evakuasi. Tempat dimana beberapa kapsul darurat itu berada.

Setelah semua persiapan sudah siap, maka kapsul-kapsul itu mulai berangkat. Kapsul itu berukuran kecil, hanya mampu dimasuki oleh enam orang saja.

"Pasang sabuk pengaman yang erat, kita tidak tahu akan berhadapan dengan apa nantinya." Kirana sudah duduk, memegang kemudi. Memasang sabuk pengaman.

WHAT IF [ END ]Where stories live. Discover now