CHAPTER 1

1.9K 163 34
                                    

Tekan vote dan komen ya untuk cerita ini😘

Happy reading semua....

****

Drap!

Drap!

Drap!

Napasnya tergesa-gesa dengan pijakan kaki yang bergerak cepat. Taufan menyusuri setiap koridor Station TAPOPS yang terlihat cukup lengang.

Ya, memang sepi karena mereka semua tengah mengejar dirinya untuk saat ini.

"Huwaaa, salahku apaan sampe dikejar kaya gini." Taufan mengeluh dramatis, dia lelah untuk bermain kejar-kejaran di pagi hari yang buruk ini.

Taufan sama sekali tak berani untuk bertanya apalagi menghentikan lariannya. Apa yang terjadi pada mereka? Perasaan tadi malam keadaan mereka masih baik-baik saja.

Apakah karena dirinya menolak untuk menghadiri makan malam bersama hingga saudaranya dan yang lain merasa marah hingga menyerang dirinya?

Hhh, itu konyol sekali.

Taufan memasuki sebuah ruangan, cepat-cepat menekan tombol untuk mengunci pintu tersebut dan menambahkan beberapa sistem agar berubah menjadi mode pertahanan.

Sistem TAPOPS sudah diperbarui setelah beberapa insiden penyerangan telah terjadi.

Menghela napas lega, Taufan masih bisa bersyukur untuk sekarang ini. Ya karena dirinya akan selamat untuk beberapa menit ke depan. Selagi dirinya terdiam di ruangan ini, lebih baik dia memikirkan sesuatu untuk melarikan diri atau setidaknya meminta bantuan.

"Taufan?"

"Woaaa, jangan serang aku! Aku masih muda!"

Sebuah suara sempurna mengejutkan Taufan yang masih dalam keadaan trauma. Karena kaget, pemuda bernetra biru safir tersebut pun berseru dramatis sembari menutup wajahnya.

"Ish, ini akulah, Nut." Menepuk bahu Taufan sebelah kanan, Nut pun berucap.

"Nut?" menurunkan tangan dari wajahnya, Taufan mulai memberanikan diri untuk membuka mata. Dan benar adanya, yang berada dihadapannya saat ini adalah Nut. Akhirnya penyelamat pun datang, Taufan mengira akan sendirian disini.

"Kau ini mengejutkanku saja. Kau sedang apa disini? Apakah kau tahu bahwa orang-orang yang berada di TAPOPS perlahan menggila? Syukurlah kau tidak apa-apa, kan tidak lucu rasanya kalau aku sendiri yang waras. Hehe...." Taufan menyerocos tiada henti, lantas menertawakan kondisinya saat ini. Memasang senyuman khas.

"Ya, aku juga tahu itu. Maka dari itulah aku berada di ruangan ini sejak tadi," jawab Nut seadanya.

"Kau berada disini dan tidak memberitahu? Huh, jahat sekali sih. Kau tahu tidak kalau aku sudah dikejar-kejar oleh mereka sejak bangun tidur? Kenapa tidak memberikan alarm kecemasan atau pemberitahuan?" Taufan terus saja mengomel setengah kesal, habisnya dia sudah berlari sejak bangun tidur. Bahkan tidak sempat untuk membersihkan badan atau sekadar bersantai ria.

Nut terkekeh tanpa dosa, sedikit bergidik juga setelah membayangkan tentang posisi Taufan pada saat itu. Pasti antara bingung dan takut karena tiba-tiba saja dikejar layaknya maling ayam.

WHAT IF [ END ]Where stories live. Discover now