CHAPTER 27

398 61 6
                                    

"Ada apa, Kapten?" 

Setelah mendengar alarm kecemasan yang berhasil mengejutkan seluruh penghuni TAPOPS, Fang dan yang lainnya menyusul ke tempat kejadian perkara. Dimana Kaizo berada dengan ekspresi wajah marah dicampur kesal. 

Sebuah pertanyaan yang dilontarkan oleh Fang membuatkan pemuda itu mengalihkan seluruh atensinya, dia menoleh kepada Fang dan kawan-kawannya yang lain. 

Kaizo mendengus setengah jengkel, "Taufan kabur. Salah satu dari anggota TAPOPS membawa kapal angkasaku entah kemana. Kau dan yang lainnya suruh semuanya untuk berkumpul di aula TAPOPS, jangan sampai ada yang terlewat. Aku akan melaporkan ini kepada Komandan Kokoci dan Laksamana Tarung, paham?" 

Memberikan perintah kepada Fang, Kaizo mulai merajut langkah. Berjalan menjauh menuju ruangan pribadi atasan untuk bertemu dengan Kokoci dan Laksamana Tarung. Mereka harus mengetahui kabar tentang kepergian Taufan. Terlebih lagi Taufan telah berhasil membawa Ochobot bersama mereka, pergerakan Taufan tidak akan mudah untuk dilacak. Anak itu bisa berada dimana saja, bahkan dengan jarak ribuan mil dari keberadaan TAPOPS saat ini. 

Menyusuri setiap inci dari koridor, dengan langkah yang tergesa-gesa, Kaizo melenggang masuk ketika pintu ruangan Kokoci terbuka secara otomatis dikala ia tiba. Kokoci juga baru saja terbangun dari tidurnya, dia melangkah menghampiri Kaizo sembari memasang kacamata hitam kesayangannya. 

Kaizo mengangguk samar, selintas memberikan hormat kepada atasannya. Kokoci pun membalas. Dia menatap Kaizo dengan mimik wajah serius. 

"Ada kabar buruk apa hingga alarm kecemasan berbunyi malam-malam seperti ini, Kapten Kaizo? Apakah ada serangan dari luar?" Kokoci memutuskan untuk bertanya terlebih dahulu, tanpa basa-basi karena dirinya pun penasaran. 

Menggeleng sebagai jawaban, Kaizo tak langsung menjawab pertanyaan tersebut. Sebaliknya, dia malah sempat menjeda suaranya untuk keluar. "Taufan mencoba untuk kabur dengan Ochobot, Komandan. Dan kabar terburuknya, seseorang membantu Taufan dengan membawa salah satu kapal angkasa TAPOPS." 

Kokoci menampilkan ekspresi terkejut. Tentu saja, itu kabar yang mendadak sekali. Dan, siapa yang berani membantu Taufan dalam pelariannya tersebut? 

"Siapa, Kapten?" 

Kaizo kembali menggeleng. Untuk sekarang, Kaizo masih belum bisa memastikannya. "Saya belum sempat memeriksa, Komandan. Taufan sudah berhasil pergi dengan membawa Ochobot dan ketika saya mencoba untuk menghentikan kepergian Taufan, Maripos datang menghadang saya. Sepertinya, mereka semua telah merencanakan pelarian itu dari lama, Komandan. Pergerakan mereka benar-benar tertata." 

Kokoci termenung, mencoba untuk memutar otak sembari berpikir. "Secepatnya, kita harus melacak mereka, Kapten. Kerahkan pasukan A dan B untuk mengejar kapal angkasa yang telah dicuri dan melacak keberadaan Ochobot sekarang. Taufan pasti mencoba untuk menyusul Retakka seorang diri, jika semua itu memang benar adanya maka Taufan berada dalam bahaya. Kita tidak pernah tahu rencana apa yang akan digunakan Retakka kali ini, kita harus bisa bergerak lebih cepat. Pimpin pasukan itu Kapten, saya sendiri akan menghubungi Laksamana Tarung untuk mengirimkan armada tempur-A sebagai bala bantuan." 

Perintah telah dilemparkan. Sebuah tanggung jawab baru telah ia terima. Kaizo mengangguk patuh, dia kembali memberikan hormat kepada Kokoci. "Baik, Komandan. Saya akan segera menuntaskan kekacauan ini, dan menyusul keberadaan Taufan sebelum dia menjangkau posisi Retakka. Saya pamit, Komandan." 

Selintas membungkuk sebagai penutup percakapan mereka, Kaizo undur diri. Kokoci pun dengan senang hati memberikan izin kepada pemuda tersebut. 

Membalikkan badan, Kaizo kembali menyambung pijakan menghampiri pintu dan melenggang pergi. Dia bergegas menuju aula TAPOPS, tempat dimana Kaizo memerintahkan Fang dan yang lainnya untuk mengumpulkan seluruh anggota ataupun pekerja TAPOPS. Setelah Kaizo sempurna keluar dari ruangan pribadi Kokoci, dia memasang kuda-kuda kokoh. 

WHAT IF [ END ]Where stories live. Discover now