CHAPTER 9

668 90 25
                                    

"Bagaimana kabar tentang adikmu?" melemparkan pertanyaan di tengah keheningan, mereka berdua berjalan menyusuri koridor kerajaan. Hendak melakukan sebuah perjalanan dan menjalankan misi tersebut. 

Ekor mata Kaizo memicing datar, lantas mendengus samar. Apa-apaan topik pembicaraan yang dipilih oleh Kirana? Topiknya buruk sekali walau hanya berbasa-basi saja. 

"Selain mengalami luka ringan, dia baik-baik saja." Jawab Kaizo yang tetap fokus memandangi jalan. Tatapannya lurus ke depan, tak tergoyahkan. 

Kirana tersenyum dalam diam, dirinya sudah menduga bahwa Kaizo akan mengatakan hal itu sebagai jawaban. "Sepertinya, hubungan persaudaraan kalian sedikit merenggang ya? Bahkan lebih renggang dikala Pang memutuskan untuk mengabdi padaku." 

Kaizo mendengus lagi, kali ini tak berniat untuk menyahut. Dia harus fokus pada misinya sekarang. Masalah hubungan persaudaraan antar mereka mungkin bisa menunggu dulu, karena keselamatan Boboiboy lebih penting dari apa pun itu. 

"Kai, sepertinya kau terlalu keras pada dirimu. Kau tahu, seharusnya hubungan antar kalian bisa lebih baik lagi." Kirana terus saja mengoceh, memberikan opini dan ceramah pada Kaizo. 

"Tahu apa kau?" Kaizo berujar ketus sembari menggeram kesal, menghentikan pijakan. Dia menoleh pada Kirana dan menatapnya tajam. "Kalau kau menyuruhku untuk bersikap selayaknya seorang Kakak yang baik, tentu saja aku tidak bisa. Aku memiliki tanggung jawab lain yang harus ku penuhi sebagai Kapten. Mana mungkin aku memiliki waktu untuk bermanja dengan Pang, itu mustahil dan tidak akan pernah terjadi. Jika kau ingin mengobrol, carilah topik yang sesuai denganku. Rencana tentang misi ini misalnya, jujur saja ya topikmu ini terasa sangat menggelikan di telingaku." 

Mengangkat bahu acuh, Kirana hanya menunjukkan ekspresi biasa saja. Kenapa respon Kaizo berlebihan seperti itu? Kenapa pula dia harus marah? Toh, Kirana berkata seperti itu hanya ingin menyaksikan Kaizo kembali seperti dulu lagi. Yang tidak disibukkan oleh pekerjaan, yang bisa mengatur waktu, dan bisa menemani Fang maupun dirinya. 

"Baik, baiklah, aku hanya bercanda. Kau tidak perlu sampai marah seperti itu dong, aku hanya menyampaikan keluh kesah Pang saja tentang dirimu. Dia...." Kirana berjalan mendekati Kaizo, mencoba tuk mengikis jarak di antara mereka berdua. 

Sepasang manik mereka saling beradu sengit. Tinggi badan mereka hanya berbeda beberapa senti saja. 

"Pang selalu merasa sendirian semenjak kau menyertai TAPOPS, Kai." Setelah melanjutkan ucapannya, Kirana pun melewati tubuh Kaizo dan berlalu pergi meninggalkan posisinya. Tak memiliki niatan untuk menunggu pemuda tersebut. 

Bergeming, Kaizo tak memberikan ekspresi apa pun seolah bahwa dirinya tidak terlalu terkejut pada fakta itu. Selalu merasa sendirian ya?

Yeah, itu cukup menyedihkan. Namun TAPOPS lebih penting jika harus dibandingkan dengan perasaan pribadi yang dirasakan oleh adiknya. Kaizo akan selalu mengutamakan misi dan TAPOPS, tak peduli seberapa mahal harga yang dipertaruhkan.

Dia sudah siap dengan risikonya.

****

"Aku menemukan sumber energi asing yang berasal dari Planet Bayugan." 

Setelah Kiki Ta mendapatkan informasi tersebut, dengan cepat dia mengumpulkan teman-temannya yang lain. Membentuk sebuah lingkaran penuh, mereka pun berdiskusi ria. Kiki Ta menampilkan sebuah hologram di antara hamparan udara kosong, memperbesar jarak pandang hologram agar yang lain pun mampu memperhatikan dengan detail. 

"Apakah sumber asing itu milik Taufan? Bagaimana ceritanya dia berada di planet itu?" tanya Gaga Naz yang merasa heran. 

"Sepertinya, dia memiliki niatan untuk memperkuat kuasa elementalnya menuju level tertinggi. Kalau tidak salah, Planet Bayugan adalah Planet yang menghasilkan energi angin terbanyak jika dibandingkan dengan planet yang lain. Bayugan juga merupakan tempat kelahiran serta kekaisaran Kuputeri, bukan? Pemilik awal kuasa elemental angin yaitu Beliung." Ucap Yoyo-O seraya menjelaskan. 

WHAT IF [ END ]Where stories live. Discover now