"Iya oma."

Berhubung dirumah ini, khusus kamar orangtua emang ada dibawah. Agar mempermudah mereka. Dibandingkan jika berada diatas maka resiko akan jauh lebih besar, maklum sudah berumur kadang suka tidak kuat naik ke atasnya.

Kemudian, skip. Malam harinya berhubung Oma Opa ada. Maka pasangan paruh baya itu mengajak keempat cucunya untuk jalan-jalan ke mall. Dan tentunya beliau juga akan menuruti semua kemauan cucunya, toh sekali-kali gak masalah kan.

Setelah puas berbelanja dan juga makan malam. Akhirnya kembali lagi kerumah, karena sudah tak lagi sanggup untuk berjalan lebih lama. Dan juga cucu-cucunya harus istirahat dikarenakan besok ada yang sekolah.

Kacau, gada ide lagi. Ottoke??

________

Waktu terus saja berjalan, bulan juga terus berganti. Tak terasa kini sudah hari dimana bunda akan melahirkan, dan akan menambah anggota baru yang akan hadir. Semuanya menunggu di luar ruangan operasi, hanya diperbolehkan satu pendamping saja. Yaitu suami.

Jam 10.15 dan 10.18, lahirlah kedua bayi laki-laki. Kembar. Tentunya lahir dengan selamat dan sehat. Keluarga mereka tentunya sangat bersyukur dan juga terharu.

Balik ke Felicya, kondisi nya sudah lumayan membaik dan juga sudah berada di kamar perawatan. Dhafi tentunya sangat bahagia.

William, selaku papa dari Dhafi mengucapkan selamat kepada sang putra. "Congrats, atas kelahiran anak kembar kalian. Papa bahagia sekali."

"Pa, thankyou."

Felicya perlahan membuka kedua matanya. "Mas, anak kita mana?."

"Ada sayang, mereka semua sehat dan aman. Sekarang kondisinya sedang di check dulu oleh dokter. Jika nanti semuanya sudah selesai baru akan diantar bayi nya kesini yaa."

"Kaaa.."

Alena mendekati sang bunda. "Ada yang sakit?."

"Gak ada kak, bunda baik-baik aja. Abang-abang mu. Pada kemana?."

"Mereka semua ada dikantin rumah sakit. Jangan khawatir. Sekarang bunda istirahat saja."

Duggg. Ia menabrak seseorang. Pas mendongak. "Loh, mas Azzam. Kok bisa disini?."

"Heh, justru harusnya mas yang nanya. Kamu ngapain disini?."

"Ya mas ngapain?!."

"Anak kecil gaboleh kepo." Membuat Alena mendelik tak terima. "Udah gede mas, nyebelin."

"Haha bercanda.."

"Sumpah, gak lucu! Tau ah males, musuhan aja kita."

Meski begitu, tak ayal keduanya jalan berdampingan. Hubungan mereka tetap terjalin dengan awet, masih sering komunikasi satu sama lain. Cuma jika menginap, tentu saja Alena yang belum bisa dikarenakan padatnya jadwal sekolah dan jadwal photoshoot. Dan yap, ia kembali photoshoot setelah beberapa bulan sekolah, hanya di waktu tertentu saja.

Welcome to anak pertama yang memiliki abang. 🤜🏻🤛🏻

Azzam hanya kebetulan saja kerumah sakit ini, menengok temannya. Lalu mengirim pesan singkat kepada Alena. Akhirnya berujung Azzam mengantar. Namun, mereka janjian untuk ketemu nya. Dan juga sekali-kali lah, mumpung Azzam lagi ada di Jakarta. Maklum si paling sibuk susah diajak ketemuan.

"Thanks ya mas, udah dianterin."

"Yaps no problem."

"Mas langsung pulang ke lembang?."

"Ya gak dong. Besok juga lagi ada acara disini. InsyaAllah kalo udah selesai, mas jemput ke sekolah. Gimana??."

"Kalo masih sibuk gak usah."

"Gapapa, udah santai ini. Serlok aja besok ya. Gantian kamu yang ajak mas keliling Jakarta. Mas pulang ke apartement dulu ya, gih masuk sana."

Mengangguk kecil. "Hati-hati dijalan, kabarin kalo udah sampe." sambil berlarian kecil masuk kedalam rumah. Begitupun mobil Azzam yang langsung pergi menuju apartement.

Yeeyy, selesai. To be continue!!!
Sekian, aku pamit dulu. Jangan lupa tinggalkan jejak.

Say hello, to:
Nathaniel Earvin Adhitama
Nathanio Emillio Adhitama

Say hello, to:Nathaniel Earvin AdhitamaNathanio Emillio Adhitama

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

See you another see you. 🙇‍♀️🤍

BROTHER (REVISI & END) Where stories live. Discover now