Spesial Part - Aku, Kamu, Dan Keluarga Kecil Kita

Mulai dari awal
                                    

Perkataan Erlan berhasil membuat Syeila menghentikan tangisannya. Dia sekarang terkekeh mendengar ucapan sang ayah. Tangan Syeila menutup mulut karena tertawa kecil.

"Kenapa ketawa?" Kesabaran Erlan mulai di uji lagi. Heran, kenapa cewek sangat gampang berubah perasaannya? Apa semua cewek sama seperti ini?

"Kok gak dijawab? Sye kenapa ketawa, hm?"

"Karena tidak ada di pilihan yang Daddy sebutkan tadi."

"Maksud kamu, Daddy jelek? Begitu?" Syeila mengangguk cepat dan spontan tangan Erlan bergerak untuk menggelitik tubuh mungil Syeila.

"Ampun Daddy!" Pinta Syeila disela teriakan menahan geli.

Tawa Syeila dan Erlan berhasil menghadirkan senyuman tulus dari bibir Ara. Dia berdiri di balik pintu ruangan Erlan. Langkahnya berhenti karena tidak ingin mengganggu pemandangan indah di depan sana.

Mimpi-mimpi Ara perlahan terwujud dengan sempurna. Salah satunya, memberikan rumah yang hangat untuk keluarga kecilnya. Di awal pernikahan, Ara sudah menyerahkan semuanya kedalam tangan Tuhan, untuk apapun yang dia lalui selama hidupnya adalah berkat Tuhan. Kehidupan pernikahan pasang surut dia telah lalui dan tetap menggenggam tangan Erlan sebagai nahkoda dari kapal mereka.

Tidak akan ditemukan kebahagiaan yang sama dari nahkoda yang berbeda.

"Thanks God!" Ara berucap lirih.

***

"Kenapa melamun?" Erlan memposisikan diri berada di belakang tubuh istrinya. Saat ini mereka sedang berada di balkon kamar, semula Ara yang sendirian menatap bintang kemudian suasana menjadi romantis ketika Erlan datang dengan kehangatan miliknya.

Mata Ara terpejam seiring rengkuhan tangan Erlan menghangatkan tubuh dan masuk ke dalam sel-sel tubuhnya. Pelukan hangat yang orang lain tidak akan bisa memberikan ini untuknya.

"Aku merasa waktu cepat sekali berlalu. Rasanya baru kemarin kita menikah, dan sekarang anak-anak sudah akan beranjak remaja."

Erlan tersenyum, dia mengecup pucuk kepala istrinya, lalu mengeratkan pelukan, membiarkan istrinya bercerita.

"Kalau cerita perjalanan cinta kita diceritakan kepada orang lain, akan ada dua sisi yang berbeda. Kenapa aku menikah usia semuda itu? Apa aku sudah bekerja atau hanya menunggu transferan uanh dari suami. Apa boleh aku menutup telinga dengan tanganku ketika pertanyaan itu kembali diucapkan? Apa aku tidak boleh memilih jalan hidupku sendiri dan fokus dengan apa yang aku senangi?"

Ara berucap menggebu. Erlan sadar jika ada sesuatu yang menyinggung istrinya saat menjemput kedua anak mereka pulang dari sekolah.

"Aku sedih, teringat saat mengantar Shaka dan Syeila sekolah untuk pertama kalinya. Mereka menekanku, mereka bertanya kenapa di umurku masih muda namun anak ku seusia anak mereka. Bahkan ada yang terang-terangan mengatakan aku hamil di luar nikah. Dan aku kembali mendapatkan ucapan tidak mengenakkan itu tadi siang saat pergi menjemput anakku. Mereka bergaya mewah, tapi apa tidak pernah sekolah? Kenapa mulutnya sejahat itu?"

Erlan menggenggam tangan mungil Ara. Dia membungkus tangan kecil istrinya, menyalurkan ketenangan untuk perempuan ini.

"Orang akan berucap sesuai apa yang terlihat oleh mata mereka, bukan hatinya. Ucapan negatif mereka seharusnya memang tidak perlu ditanggapi, tapi aku juga tidak bisa memaksa kamu untuk bersabar, karena setiap orang memiliki tingkat kesensitif-an yang berbeda-beda." Erlan mengeratkan genggaman di tangan Ara yang terasa dingin itu.

"Ada dua hal yang bisa kamu lakukan. Pertama, menutup telinga agar ucapan buruk mereka tidak terdengar. Kedua, kamu yang menutup mulut mereka agar berhenti berbicara kosong."

"Aku minta kamu jangan terlalu memikirkan ucapan mereka. Hiduplah dengan baik dan bahagia, selebihnya aku yang akan mengurus orang-orang itu." Erlan mengecup punggung tangan Ara dan memberikan senyuman terbaik untuk istri tercintanya.

"Jangan sedih sayang." Terkahir Erlan memberikan kecupan hangat di bibir ranum istrinya. Menyalurkan rasa cinta yang begitu mendalam.

 Menyalurkan rasa cinta yang begitu mendalam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Gimana suka part ini?

Tinggalkan jejak kalian agar Kana senang ya dan semangat untuk up spesial part berikutnya😻💖

Satu kata untuk :

Erlan

Ara

Shaka

Syeila

Jangan lupa temui kami di instagram :
@kanareiz
@queenzaxiarran
@erlandavilanl
@ss_lergan

See you!⛅️

ELARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang