Part 30

91.6K 7.3K 441
                                    

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Seminggu telah berlalu.

Kini Erlan dan Ara telah pulang dari Italy. Dua hari menginap di rumah sakit, Ara akhirnya diijinkan pulang dan Erlan memilih langsung membawa Ara pulang ke Indonesia karena merasa keadaan disana yang tidak kondusif.

Hari ini Ara sudah rapi dengan gaun yang melekat indah di tubuh rampingnya. Hari ini adalah hari kelulusan betepatan dengan hari ulang tahun Ara yang ke 18 tahun. Namun gadis ini terlihat melupakan hari spesialnya. Dan kompaknya semua keluarga dan para sahabatnya tidak ada yang mengucapkan apapun kepada Ara.

Ara tersenyum saat melihat tampilannya di kaca, ia lantas mengambil heels yang pas untuk melengkapi penampilannya. Setelah merasa semua sudah pas, Ara berjalan keluar kamar menghampiri Erlan dan Azka yang tengah menunggunya di meja makan.

"Morning." Ara tersenyum menyapa kedua laki-laki yang berusia 4 tahun diatasnya.

"Morning too Princess."

"Morning."

"Sarapan dulu, habis ini aku anter kamu ke sekolah." Erlan berucap disela menyunyah roti yang ada di mulutnya. "Tapi, aku gabisa nemenin kamu dulu. Ada berkas penting yang harus aku tanda-tangani. Aku usahain sebelum acara utama dimulai aku udah ada disana." lanjut Erlan.

"Iya, Ara paham. Tapi kakak janji kan bakalan dateng?" Ara memasukkan suapan roti ke dalam mulutnya, matanya menatap Erlan menunggu jawaban.

Erlan mengangguk. Ia meneguk air sebelum menjawab pertanyaan istrinya.
"Aku udah janji bakalan dateng kan? Laki-laki yang dipegang adalah ucapannya. Ayo berangkat."

Ara meneguk susu sebentar dan membersihkan mulutnya dengan tisu takut-takut terdapat bekas makanan yang tertinggal. Setelah itu ia bangkit bersamaan dengan Azka yang terdiam kaku tanpa ia sadari.

"El." panggil Azka menghentikan
langkah mereka.

"Gua gajadi ikut kalian. Gue bawa mobil sendiri aja, ada hal penting yang harus gua urus." Erlan mengangguk mengerti. "Lo hati-hati nyetirnya."

Azka mengacungkan jempol. Ia beralih menatap adiknya yang terlihat sangat cantik hari ini. Azka tersenyum. "Abang duluan ya, nanti abang nyusul kesana. Ara baik-baik, jangan nakal."

"Siap bos! Ara duluan ya, abang pelan-pelan aja nyetirnya. Love You."Ara membalas senyuman abangnya. Ia memeluk Azka sebentar yang dibalas kecupan di keningnya oleh Azka.
"Love you too, cantik." Ara melepas pelukan mereka kemudian berlalu menyusul Erlan yang sudah berada di depan.

***

Mobil Erlan melaju di tengah keramaian jalanan ibu kota, membelah kemacetan yang sudah menjadi makanan para penduduk setiap hari. Disampingnya Ara duduk dengan tenang dengan senyuman manis yang tidak pernah pudar sedari tadi, Erlan pun ikut tersenyum melihatnya. Satu hal penting, Ara melupakan sesuatu yang sangat bersejarah dalam hidupnya.

"Senyum terus, awas kering tuh gigi." goda Erlan menoleh sebentar kesamping.

Ara menatap Erlan masih dengan senyuman manisnya. "Biarin. Ara lagi seneng tau."

ELARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang