Part 15

116K 9.6K 577
                                    

Semoga jantung kalian aman ya!!!
Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy Reading

***

Ara dan Erlan saat ini berjalan mengelilingi kebun yang berada di belakang villa. Setelah perdebatan panjang dimana Ara yang kekeh ingin jalan-jalan sedangkan Erlan yang ingin tidur seharian akhirnya Erlan mengalah dan memilih menemani istrinya berjalan di kebun.

Pagi ini cuaca sedikit mendung, hawa dingin yang membuat Ara memeluk tubuh sendiri. Salahnya yang memakai baju berlengan panjang tipis padahal sudah tau kalau cuaca di bandung sangat dingin.

Erlan terdiam memandang istrinya yang menggosokkan tangan agar mendapatkan kehangatan.

Perlahan ia mendekatkan diri dan menarik Ara ke dalam pelukannya, "Masih dingin?" tanyanya.

"Sedikit lebih hangat." balas Ara membuat Erlan mengeratkan lagi pelukan mereka.

"Mau metik strawberry?" Erlan merapikan rambut Ara yang menutupi wajah gadis itu. "MAU!" balas Ara antusias.

Erlan tersenyum tipis melihat tingkah menggemaskan istri kecilnya ini.

"Ayo!" Erlan mengulurkan tangan menggenggam tangan mungil milik Ara.

"Lain kali pakai baju yang lebih tebal lagi, jika perlu pakai syal." Erlan melepaskan jaketnya. "Pakai ini." Erlan menyerahkan jaketnya kepada Ara.

Ara menaikkan alis. "Buat Ara?" Erlan mengangguk lalu memakaikan jaketnya ketubuh Ara.

"Terimakasih."

"Sama-sama."

"Ayo, sebelum hujannya turun."
ajak Erlan.

Ara mengangguk semangat, ia mengikuti langkah Erlan berjalan menuju kebun strawberry.

15 menit kemudian mereka sampai, ternyata kebun itu adalah milik keluarga Erlan. Erlan meminta penjaga villa untuk membuatkan kebun strawberry lantaran sang Mommy yang memang penggemar buah merah yang memiliki rasa manis dan asam itu.

"Ara boleh metik gak?" bisik Ara kepada Erlan yang sedang berbincang dengan orang yang merawat kebun ini.

"Boleh." bisik Erlan yang disambut wajah antusias Ara.

Gadis itu berjalan mengelilingi kebun sambil membawa keranjang kecil yang diberikan penjaga kebun tadi. Ia sangat antusias memetik buah strawberry, Ara tersenyum ramah kepada para pekerja kebun yang menyapanya hangat. Ah, ia merasa nyaman berada di sini.

Gadis itu memetik buah yang besar-besar yang menurutnya siap panen, ia juga diajarkan oleh beberapa pekerja disana bagaimana cara memetik strawberry dengan benar, bahkan mereka juga memberinya sedikit ilmu tentang bagaimana membudidaya strawberry agar hasilnya bagus. Saking asiknya ia tak menyadari Erlan yang sudah berdiri di belakangnya.

"Udah?" suara berat Erlan berhasil membuat Ara tersadar, ia menolehkan kepala, menyengir ke arah Erlan yang menatapnya bingung. "Kenapa?"

"Gapapa, Ara udah selesai metiknya. Nih liat banyak kan." Ia mengangkat tinggi keranjang yang sudah berisi banyak strawberry.

Erlan menepuk pelan pucuk kepala Ara, "Sini, biar aku minta tolong para pekerja buat bungkusin."

"Terima kasih kak." Ara memberikan keranjang itu ke Erlan, Erlan menaikkan alis bingung. "Untuk?"

ELARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang