Part 32

92.1K 8.2K 1.2K
                                    

⚠️WARNING⚠️
Terdapat adegan yang mampu membuat jantung berdebar kencang . Mohon kebijakannya dalam membaca‼️

Jangan lupa tinggalkan jejak!🕊
Happy reading

***

Suasana di ruangan private resto milik keluarga Erlan terlihat sangat sibuk, para pelayan sedang sibuk menata makanan. Zea dan Shenna terlihat sibuk menata bunga dan letak kue untuk kejutan nanti untuk anak dan menantunya. Ya, hari ini adalah ulang tahun Ara yang ke 18 tahun bertepatan dimana hari kelulusannya.

Semuanya terlihat sibuk menata hiasan sementara menunggu kabar dari Erlan. Azka? Jangan ditanya, laki-laki itu tidak memunculkan dirinya, terakhir mereka melihat laki-laki itu saat graduation Ara.

Suara pintu ruangan terbuka membuat mereka mengalihkan mata menatap siapa gerangan orang yang datang. Jantung mereka berdetak kencang mengira Ara telah datang. Arsen bahkan mengumpati anaknya di dalam hati.

"HALO SEMUA." Azka datang dengan hebohnya menggandeng tangan Cacha posesif.

"AZKA!" teriak para orang tua serentak.

Azka menyengir tanpa merasa bersalah, ia berjalan menghampiri Maminya yang kini menatapnya penuh selidik.

"Halo semua." sapa Cacha hangat.

Zea tersenyum, "Halo cantik, kok bisa barengan sih sama anak Mami?" tanya Zea lembut.

"Pacaran tuh pasti." celetuk Xavier yang diangguki Arsen. "Bisa aja ngegebet dede gemes." timpal Arsen terkekeh.

Cacha terlihat menunduk menyembunyikan wajah merah meronanya.

"Lagian kenapa sih kalau Azka punya pacar? Giliran gak punya pacar diledekin terus, pas udah punya diraguin." keluhnya.

"Jadi beneran kalian udah official?" Cacha dan Azka saling pandang, kemudian mereka mengangguk
malu-malu.

"Wah sebentar lagi kamu punya mantu lagi, Ze." goda Shenna yang dibalas kekehan dari Zea.

"Kenapa harus pacaran sih?" ucap Xavier tak suka membuat senyuman Cacha meredup.

"PAPI!" tegur Zea dan Azka kompak.

"Langsung nikah aja kali." lanjutnya lagi seraya terbahak melihat wajah tegang dari calon menantunya.

"Udah jangan godain pacar Azka. Mending sekarang kita cepat-cepat selesain ini semua. Erlan bilang mereka udah di jalan." Semuanya kompak kembali manjutkan kegiatan mereka yang sempt tertunda. Bahkan Azka dan Cacha kini sibuk membantu agar pekerjaan ini cepat selesai.

15 menit kemudian Erlan memberitahu bahwa ia telah sampai. Arsen mulai mematikan lampu dan Zea sudah siap dengan kue di tangannya.

Derap langkah kaki terdengar, samar-samar mereka mendengar suara Ara yang tengah bertanya kepada Erlan. Perlahan, decitan suara pintu terdengar.

"Kok gelap sih?" Ara bertanya bingung.

"Gatau, coba kamu cari saklar lampunya."

Ara mulai meraba dinding saat ia merasa menemukan saklar ia langsung menekannya membuat lampu kembali menyala.

"HAPPY BIRTHDAY ARA!"

Ara terperanjat kaget saat mendengar teriakan yang memenuhi ruangan itu. Ia mengerjabkan mata berkali-kali menatap satu persatu orang-orang yang berada disana. Senyumnya terbit saat melihat Zea menghampirinya membawa sebuah kue, Ara baru menyadari bahwa hari ini adalah hari ulang tahunnya.

ELARA (TERBIT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang