- Empat belas

16 8 4
                                    

Aira menaruh novel yang ia baru itu di meja yang terletak pada teras rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aira menaruh novel yang ia baru itu di meja yang terletak pada teras rumahnya. Ia juga menaruh totebag miliknya pada ujung kursi yang ia duduki.

Gadis itu mulai membuka lembaran kertas yang sudah kering agar tak lengket satu sama lain, lembaran kertas yang sudah kering itu terlihat mengembang dan bergelombang.

Lampu penerangan rumah sudah dinyalakan, matahari yang tadinya menyinari bumi kini sudah tenggelam.

"Aira mana ya? kok belum pulang?" ucap Mama saat baru saja keluar dari pintu. Mama tak melihat Aira yang kini sudah berada di kursi teras. Namun saat ia berbalik untuk masuk kerumah, akhirnya ia menyadari sesuatu.

"Loh? Mama kira kamu belum pulang. Kamu kenapa disini? Kenapa gak langsung masuk?" ucap.

"Ini." Aira mengangkat novel itu dari atas meja. Ia memperlihatkan apa yang ia bawa saat ini.

"Dari mana?" tanya Mama.

"Eh?" Mama mengerutkan dahinya, ia mulai menyadari sesuatu lagi.

Langkah kaki Mama mulai mendekati Aira, putri bungsunya. Ia mendudukkan dirinya pada kursi yang berada disebelah meja kecil diteras rumah.

"Kok bisa sampai kayak gini?" tanya Mama mencoba menyentuh novel yang penampilannya sudah tidak indah lagi.

"Gak tau, kayaknya ditinggal." Aira tampak murung saat menjawab pertanyaan Mamanya itu.

"Ini punya siapa?" Mama mengajukan pertanyaan sekali lagi.

"Sekolah." Mama membulatkan matanya saat mendengarkan jawaban dari Aira.

"Kamu yang pinjam?" Aira mengangguk lemas.

Mama membuang napas beratnya, bagaimana bisa Aira melakukan hal seperti ini?

"Udah-udah, bawa masuk aja dulu. Kamu mandi dulu, nanti kita tanya Kak Asha siapa tau aja dia ada ide buat perbaikin novelnya ini," ucapnya sembari membolak-balikkan novel itu lalu memberikannya pada Aira.

Wanita itu merangkul anaknya untuk segera masuk ke dalam rumah.

•••

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
━ Dear SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang