- Dua Belas

15 9 0
                                    


Gadis dengan rambut panjang terurai itu kini tengah duduk pada bangku meja belajar miliknya dengan sedikit penerangan dari lampu yang ditaruh tepat di ujung meja.

Dengan sebuah pena berwarna biru itu, ia mulai menuliskan sebuah kalimat beserta sedikit coretan pada lembar kertas.

Ia menuangkan apa yang ia alami tadi sore pada lembaran itu.

Aira kembali mendengarkan sebuah lagi melalui Mp3 player miliknya, lagu yang sama saat ia mendengarkannya bersama dengan Semesta dari sore.

Sesekali ia bersenandung mengikuti harmonisasi dari lagu yang ia dengarkan, saat mendengarkan lagu kakinya tak bisa diam dan ikut bergerak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sesekali ia bersenandung mengikuti harmonisasi dari lagu yang ia dengarkan, saat mendengarkan lagu kakinya tak bisa diam dan ikut bergerak.

"Hm... hmm... hmmm..."

"Kira-kira dia baca gak ya novelnya tadi?" Aira terdiam sejenak, ia kembali melemparkan ingatkan pada beberapa jam lalu saat ia memberikan novel itu pada Semesta.

"Dia suka gak ya?"

"Harusnya sih suka ya," tambahnya lalu menulis kembali pada lembaran kertas yang hampir penuh itu.

"Hujan gak ya besok? Jangan, jangan sampai hujan. Aku males dingin."

Aira memang tak menyukai cuaca yang dingin, itu menjadi alasannya mengapa ia tak begitu menyukai hujan.

Dari pada tinggal didekat pegunungan atau perbukitan ia lebih memilih untuk tinggal dipesisir pantai, karena cuaca mereka yang jauh lebih hangat dan ia dapat dengan puas bermain air.

Tapi ia masih bersyukur bisa tinggal disini dari pada tidak mempunyai tempat tinggal sama sekali.

"Selesai," ucapnya setelah satu kata terakhir tertulis pada lembar kertas.

Aira menutup buku catatan itu lalu menaruh pena miliknya tepat diatas buku catatan Semesta miliknya itu.

Aira menutup buku catatan itu lalu menaruh pena miliknya tepat diatas buku catatan Semesta miliknya itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
━ Dear SemestaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang