- Tiga

38 25 5
                                    

Aira baru saja selesai menyiapkan dirinya, ia berniat untuk turun ke lantai bawah

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Aira baru saja selesai menyiapkan dirinya, ia berniat untuk turun ke lantai bawah. Telihat Mama sudah lebih dahulu bangun dan kini tengah membuat sarapan.

"Itu dek, minum susunya dulu."

"Nanti kalau dingin gak enak lagi," lanjutnya. Aira mengangguk.

"Kak Asha belum bangun?" tanyanya sambil mencari keberadaan Ashana.

"Udah tadi, tapi kayaknya lagi jalan-jalan dihalaman depan." Aira menaikan alisnya, kaget mendengar jawaban dari sang Mama.

"Tumben? Biasanya nanti atau tunggu dipanggil."

"Katanya dia lagi ngestuck mikirin cerita, mama saranin buat jalan-jalan sambil tenangin pikiran dulu biar nanti pas buatnya enakkan gak terlalu banyak tekanan."

"Siapa tau juga pas jalan-jalan sambil hirup udara segar ada cerita yang nyantol di dia" lanjutnya.

"Udah jadi sarapannya?" tanya Ashana yang baru saja tiba di dapur.

"Baru aja diomongin," ujar Aira sambil memakan sepotong roti dengan selai nanas kesukaannya.

Dibanding dengan sarapan menggunakan nasi dan lauk pauk, Aira pebih

"Ngomongin apa? Pagi-pagi udah ngomongin orang."

"Kenapa tiba-tiba udah bangun jam segini, itu aja sih gak lebih." Aira menggigit satu potong itu.

"Oh."

"Nanti tolong jemurin baju ya? udah mama keringin. Tinggal jemur aja," kata Mama yang tengah menyiapkan bekal Aira.

"Hmm," balas lalu mengambil segelas susu yang sudah ada dimeja.

"Ra, nanti nitip beliin tinta spidol baru ya? Kemarin lupa kalau itu mau habis. Uangnya minta ke mama aja," ujarnya lalu mengarahkan dagunya ke arah Mama yang tengah mencuci tangannya.

"Kakak aja yang minta uangnya."

Ashana menggeleng "Kamu aja."

Aira menunjuk dirinya, ia menghela napasnya. Bukan tak mau, tapi disini yang lebih membutuhkan siapa? Ini terlihat bahwa Aira yang lebih membutuhkan.

"Iya deh."

"Kalau udah langsung ke depan ya? Itu bekalnya jangan lupa dibawa, mama mau manasin mobil dulu."

Mama yang sudah selesai mengeringkan tangannya pergi lebih dahulu keluar, meninggalkan Ashana dan Aira di ruang makan.

"Berangkat ya kak," pamit Aira. Ia menaruh gelas miliknya pada meja lalu merapikan kembali kursi yang ia duduki.

"Jangan lupa dibeli." Aira hanya mengangguk tanpa berbalik arah. Ia pergi ke lantai atas dimana kamarnya berada untuk mengambil tas miliknya yang lupa ia bawa ke bawah.

•••

•••

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
━ Dear SemestaWhere stories live. Discover now