- Delapan Belas

6 3 0
                                    

Sore itu hujan turun, walaupun hujan niatnya tidak dapat diganggu gugat

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Sore itu hujan turun, walaupun hujan niatnya tidak dapat diganggu gugat. Ia bisa pergi menggunakan payung miliknya.

Saat Aira ingin keluar dari pintu rumah, mamanya yang berada di sofa sambil menunggu teh panas miliknya sedikit dingin menengok saat Aira lewat ingin keluar.

Mamapun sedikit terheran-heran, bagaimana tidak? saat ini hujan tapi anak gadisnya itu malah ingin keluar?

"Mau kemana?" tanya Mama.

"Keluar bentar, Ma. Gak lama kok," balasnya yang berbalik saat ditanya pada Mamanya itu.

"Hujan gini?" Aira mengangguk.

"Aku pakai payung kok, gak bakal kehujanan."

"Tapi kan kamu gak suka dingin? Nanti kamu kena flu, gimana?" ucap Mama.

"Gak usah keluar ya? Hujan deras diluar." Aira menunduk, padahal niatnya sudah bulat tapi karena ucapan Mamanya itu ia membuang niatan itu.

"Nanti, kalau udah agak reda. Kamu bisa pergi. Sekarang kan masih deras," lanjutnya membuat kepala Aira terangkat.

Ia tidak gagal, tapi hanya sedikit tertunda.

"Beneran ya?" Kepala Mama mengangguk-angguk, tangan kanan Mama mengambil secangkir teh miliknya yang dari tadi sudah ia tunggu agar sedikit minum.

"Oke! Aku ke kamar dulu deh," katanya kemudian kembali masuk ke dalam rumah dan menuju ke lantai dua dimana kamarnya berada.

Saat Aira hendak menuju ke kamarnya yang berada dilantai atas, Ashana yang baru saja ingin keluar dari kamarnya menengok Aira yang sedang berjalan ke kamarnya itu, mereka berpapasan.

Ashana mengerutkan dahi, ia bingung karena saat hujan begini Aira berpakaian rapi seperti ingin keluar.

Gadis itu, Ashana pergi mencari keberadaan mamanya untuk bertanya. Awalnya gadis itu mencari keberadaan sang mama di kamarnya, namun tak ada. Ia pun mencoba mecari ke arah pintu luar dan benar saja sang mama sedang duduk di sofa sambil meminum secangkir teh dikala hujan turun.

"Ma," panggil Ashana. Mama pun menengok ke arah putri sulungnya itu.

"Kenapa?" Ashana mendudukan dirinya di sofa sebelah mamanya itu.

"Aira, mau keluar kemana? Rapi gitu bajunya?" tanyanya.

"Entah, kenapa nanya gitu?" tanya Mama kini ia mulai perlahan menaruh kembali cangkir gelas miliknya pada piring kecil diatas meja.

"Coba sesekali mama tanya, kenapa dia akhir-akhir ini suka sering keluar. Siapa sih, orang yang dia temuin itu. Bukan apa-apa ya? Cuma aneh aja gitu loh, Ma. Aku cuma takut pergaulan diluar sekolah dia yang kurang baik," jelas Ashana.

Apa yang Ashana ungkapkan memang benar adanya, gadis itu memang khawatir tentang pergaulan sang adik.

"Iya nanti mama tanya."

━ Dear SemestaDove le storie prendono vita. Scoprilo ora