part 17 (rumah pohon)

12 2 0
                                    


mobil mewah itu berhenti tepat ditepi danau luas. Eby mengedarkan pandang, tempat ini lumayan jauh dari perkotaan. Bahkan disini tidak ada rumah penduduk. Hanya ada danau, halaman hijau luas yg ditumbuhi beberapa pohon besar, dan ada satu rumah pohon disini. Eby turun dari mobil begitu juga Calvin.

"Yuk" Ajak Calvin sambil menarik tangan Eby. dia menarik Eby kedepan rumah pohon. lalu mempersilahkan Eby untuk naik lebih dulu.

Walaupun sedikit ragu untuk naik, gadis itu tetap menuruti kemauan Calvin. Ia yakin Calvin tidak akan membiarkannya jatuh atau berbuat macam-macam.

Sampailah Eby diatas teras rumah pohon kini tinggal Calvin yang menyusul naik. Diatas sini, danau yang membentang bisa terlihat lebih jelas dan luas.

"Sini" Calvin mengajak Eby duduk di teras rumah pohon. Kaki mereka dibiarkan menjuntai kebawah. Eby menoleh kebelakang untuk mengintip apa isi didalam rumah pohon ini. Tapi yang ia lihat hanyalah laci kecil untuk pekakas dan tikar yang terbentang didalamnya.

"kak calvin suka kesini?" Tanya Eby. Calvin mengangguk sambil tersenyum.

"iya, gue sering banget kesini. Bahkan kalau gue ada masalah gue larinya kesini" Ucap Calvin. Eby mengangguk paham.

"Iya ya, disini tenang dan pemandangan nya bagus"

"Awalnya ga kaya gini" Ucap Calvin. dia sangat mengingat waktu dia pertama kali menemukan tempat ini.

"Oh ya?"

Flashback on

3 tahun lalu

"Mama ga habis pikir sama kamu Calvin?! Kenapa sih kamu membuat onar terus?! Kalau orang yang kamu pukuli itu mati gimana hah?!" Teriak wanita paruh baya itu kepada laki-laki didepannya.

"I'm not the one who beat that guy, mom!"

"Jangan beralasan Calvin! mom is sick of you!" Ucap wanita itu penuh emosi. Dia lalu melempar koper yang sudah di kepak rapih kepada anaknya. Tanpa mau mendengarkan penjelasan apapun.

"Sekarang mama Minta kamu pergi ke Amerika! Susul papa kamu disana, calvin. Mama capek urus kamu!"

tangan laki-laki itu menggenggam hebat. emosinya sudah diujung tanduk. tapi ia tidak bisa berbuat apa-apa selain menahannya. Mau gimanapun yang didepannya adalah mamanya sendiri.

"ok, i'm going. don't you ever look for or find me again." Ucapnya, lalu pergi dengan koper itu.

Dia pergi tanpa tujuan, yang ia tau sekarang adalah dia sudah tidak punya tempat tinggal. dia malas jika harus jauh-jauh ke Amerika hanya untuk mengeluh kepada papanya.

Setelah berjalan jauh, tanpa sadar laki-laki itu sudah berada di tepi danau dan memutuskan untuk duduk disana.

Drrtt Drtt

Handphonenya berdering. dia langsung mengangkat telepon itu tanpa pikir panjang.

"yes, dad?"

"..... "

"seriously dad? Thank You"

Flashback off

"Iya, dulu disini cuma ada semak-semak"

Calvin tersenyum ke arah gadis disebelahnya.

"Kok bisa jadi kaya sekarang?" Lagi-lagi Eby bertanya penasaran. Calvin menyilangkan tangannya di dada. Sambil menunjukkan mimik wajah sombong.

"Iyalah, gue beli tanah ini. Trus gue buat kaya gini deh" Ucapnya bangga.

"Dih, sombong" Ucap Eby. Calvin tertawa kecil. Lalu mencubit pipi Eby gemas.

"Dan lo tau, lo orang pertama yang gue ajak kesini." Ucap Calvin lagi.

"Wah, jadi Eby spesial?!" Tanya Eby berbinar-binar.

"Dih, gr lo"

Eby memanyunkan bibirnya karena kesal dengan jawaban Calvin. Calvin tertawa diulah nya.

"Iya lo spesial"

Eby tertawa mendengarnya. Ada rasa nyaman saat dia bersama Calvin. Menurutnya Calvin adalah laki-laki yang menyimpan banyak kejutan untuknya. Sikapnya yang memang terkesan cuek, tapi bisa memabukkan siapapun yang berada didekatnya.

Calvin menatap fokus kearah danau. Sedangkan Eby fokus menatap cowok itu. Bulu mata lentik, kulit putih, hidung mancung seperti perosotan, dan mata berwarna coklat tua. Benar-benar menggambarkan pangeran di negeri dongeng.

"Udah puas liatin gue?"

Eby mengerjap-ngerjapkan matanya tersadar. Dia lalu mengalihkan tatapannya dari Calvin dan menenangkan jantungnya yang tidak tenang karena terciduk.

"E-eby ga liatin ya" Sahut Eby ngeles. Calvin menyeringai menatap Eby.

"Ngaku aja. Udah mulai suka sama gue?" Ucap Calvin lagi. Eby mencubit tangan Calvin karena kesal. Sedangkan Calvin meringis kesakitan.

"atau udah cinta?"

Eby melotot ke arah Calvin. Mungkin wajahnya sudah seperti tomat rebus sekarang.

"Nggak ya, Eby cuma merhatiin muka kak Calvin mirip bule" Kilah Eby. Calvin mengangguk-angguk

"gue blasteran" Jawab Calvin.

"Iya kak, Eby tau kok. dulu papanya kak Calvin suka beli kue sama papanya Eby." Jelas Eby.

"Mereka udah saling kenal berarti" Ucap Calvin. Eby mengangguk mengiyakan.

Hari ini, mereka habiskan untuk berbagi cerita dan bercanda bersama. Sampai tidak terasa hari semakin larut dan mereka berdua harus pulang kerumah.

Chapter ini full Calvin end Eby ya haha. Semoga kali suka.

Jangan lupa Vote + komen untuk meninggalkan jejak. lalu follow aku biar makin semangat VanilaKeju3

Aku mau memperkenalkan kalian sama dua sahabat Calvin nih.

RAYHAN BRAWIJAYA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

RAYHAN BRAWIJAYA

DAFA RAJASA LESMANA

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

DAFA RAJASA LESMANA

𝙂𝙡𝙤𝙬 𝙪𝙥 𝙬𝙞𝙩𝙝 𝙘𝙖𝙡𝙫𝙞𝙣Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang