part 3 (Ruang seni)

81 7 0
                                    

Kelas XI IPA 1

"Amaraa! gimana nih?! masa Eby satu partner lukis sama Calvin!"

"lah bagus dong By. gue ya kalau jadi lo pasti ga bisa tidur mikirin Calvin!" sahut Amara mantap, cewek itu berambang-ambang bagaimana kalau dirinya yang di posisi Eby. pasti Amara akan terus caper alias cari perhatian ke Calvin.

Lagian, kenapa sih Eby ga mau satu partner sama Calvin. kurang apa coba Calvin. Batin Amara.

"Samaa, bedanya Amara gabisa tidur karena mikirin Calvin, kalau Eby ga bisa tidur karena minder lihat mukanya Calvin" ucap Eby sambil menopang wajah.

Amara menoyor jidat Eby karena kelewat kesal dengan sifat buruk Eby satu ini. dengan cepat Eby menepis tangan Amara.

"apaan sih, Amara!"

"lagian lo sih. udah gue bilang ga boleh insecure!"

"gimana ga insecure Amara. Eby cewek tapi dekil banget. beda sama Calvin" ujar Eby pelan. Amara mengusap punggung Eby dan tersenyum

"Lo cantik Byy. Cantik, ga boleh minder gitu"

"emang iya?" tanya Eby meyakinkan, mata kecil nya menatap mata Amara. Amara tersenyum, lalu mengangguk mantap.

"makasih Amara"

°°°

(Ruang Seni, Sepulang Sekolah)

"Wahh, ini semua Calvin yang lukis?!" tanya Eby kaget. banyak sekali lukisan-lukisan indah di ruang seni. satu persatu lukisan dia absen untuk dipotret secara bergilir. pantas saja Calvin menilai lukisannya dengan kata 'Lumayan' ternyata kalau dibandingkan dengan lukisan Calvin, lukisan Eby akan menjadi lukisan terjelek di ruang seni.

"Calvin, kok bisa punya cat warna yang lengkap sih"

"Calvin, ini kan pemandangan sekolah kalau dari Rooftop"

"Calvin lukis kucingnya hidup banget. 3D"

Eby terus mengoceh tiada henti, menyanjung dan menatap kagum lukisan yang Calvin buat.

kini pandangan Eby teralih ke arah lukisan terakhir. lukisan itu memperlihatkan seorang Balita lucu yang sedang memegang satu tangkai permen Lollipop besar.

" ini Calvin waktu kec-"

"bukan" Calvin dengan cepat mengambil lukisan dihadapan Eby lalu meletakkan lukisan itu di dalam laci khusus miliknya.

"tapi itu kaya Calvin. warna bola matanya mirip"

"gue bilang bukan" kini Calvin menatap Eby tajam. Eby yang mendapat tatapan tajam seketika bungkam. tapi tidak lama dari itu Eby kembali berbicara,

"Calvin Lucu ya waktu kecil" Calvin menghela nafas malas. tidak menyangkan akan satu partner dengan gadis yang tidak bisa diam. Calvin berbalik. cowok itu berjalan menuju kursi lukisnya dan duduk disana.

Eby ikut mendekati Calvin, gadis itu berdiri di belakang Calvin sambil memperhatikan lukisan yang belum selesai.

"Woahh keren! " lagi-lagi Eby memuji lukisan Calvin.

"gue tau"

"eh, tumben dijawab" kaget Eby.

Calvin memutar bola matanya malas. cowok itu menatap lukisannya lamat-lamat. memikirkan warna yang tepat untuk gradasi warna langit di lukisannya.

𝙂𝙡𝙤𝙬 𝙪𝙥 𝙬𝙞𝙩𝙝 𝙘𝙖𝙡𝙫𝙞𝙣Where stories live. Discover now