part 5 (Olahraga)

68 7 2
                                    


Siswa-Siswi kelas XI IPA 1 berbaris rapi dilapangan sekolah. hari ini adalah jadwal kelas mereka berolahraga. tapi kali ini ada yang berbeda karena Olahraga akan digabung dengan kelas XI IPS 1.

"BARIS!! ITU YANG BELAKANG JANGAN NGOBROL!!" Teriak Devan tegas. Devan adalah ketua kelas XI IPA 1. cowok itu mulai merapikan barisan teman-temannya setelah itu memberikan beberapa info yang dititipkan oleh pak Daryono—guru Olahraga.

"Assalamualikum wr.wb"

"Waalaikumsalam wr.wb"

"teman-teman, pak Daryono tidak bisa membimbing kita dalam kegiatan olahraga kali ini karena beliau sakit. jadi kita diberikan pesan untuk berolah raga sesuka hati. tapi ingat tetap harus hati-hati dan jangan ada yang cidera. apa lagi kita digabung dengan kelas XI IPS 1 karena pak Daryono tidak memberikan mereka materi. kalau masih ada yang mau bertanya silahkan kalau tidak kita langsung pemanasan" ucap Devan panjang lebar. karena tidak ada yang bertanya pemanasan pun langsung dimulai.

*selesai pemanasan*

"kita main apa By?" tanya Amara.

"nggak tau, Amara."

"Ehh! Eby! Amara! jangan kaku disitu doang! ini tuh jam olahraga bukan jam ngerumpi!" sorak Raya, teman satu kelas mereka yang selalu sewot dengan apa yang mereka lakukan.

"iya, raya. tapi Eby juga bingung mau main apa" tutur Eby lembut. Raya memutar bola matanya malas, lalu melemparkan Shuttlecock kepada mereka berdua. dengan cepat Amara menangkap Shuttlecock itu.

"kita tanding bulu tangkis. yang kalah harus traktir makan di kantin" tantang Raya.

"Oke, siapa takut" tanpa ragu, Amara menerima tantangan dari Raya. sedangkan Eby hanya terdiam kaku.

"Amara. Eby nggak deh. Eby kan ga bisa main bulu tangkis" bisik Eby pada Amara.

"Ga apa-apa By. gue yakin kita menang. serahin semua sama gue" Sahut Amara menenangkan. kalaupun kalah itu bukan masalah besar untuk Amara.

pertandingan pun dimulai. Eby dan Amara tim 1 sedangkan  Raya dan Ica tim 2. Jessika yang dipilih menjadi Wasit mulai berdiri di pinggir lapangan dengan membawa satu buah buku dan pena untuk mencatat skor.

"Tim 2! 0-1" teriak Jessika. Raya menyeringai saat timnya berhasil mendapat kan satu skor.

"baru satu gak usah bacot!" sindir Amara kesal.

"dih, bilang aja takut kesaing!" titah Raya tak mau kalah.

pertandingan pun semakin memanas. Amara berdecak kesal saat skornya tertinggal jauh dari tim Raya. dan sampai pertandingan selesai Eby dan Amara dinyatakan kalah. bukan Amara tidak jago, tapi Eby yang tidak pernah tepat menepak Shuttlecock saat benda itu mengarah kearahnya.

"Amara, Eby minta maaf. kan udah Eby bilang Eby ga jago" ucap Eby merasa tidak enak kepada Amara. Amara tersenyum dan menepuk pelan pundak Eby.

"udah, ga apa-apa. biasa menang kalah" sahut Amara. walaupun dia merasa sedikit kecewa karena gagal mengalahkan Raya.

"Menang nih, traktir kita makan dikantin ya. sepuasnya!" ucap Raya tersenyum menyebalkan.

"Amara. Eby juga ga ada duit" bisik Eby pada Amara. jujur, Eby merasa tidak enak karena selalu membebani Amara. tapi disisi lain, cewek itu bersyukur bisa ditemukan sahabat sebaik Amara.

"udah, By. gue yang bayarin mereka semua. lo gak usah" sahut Amara lagi. Eby mengangguk lalu mengucapkan terimakasih kepada Amara.

"gue haus nih, kekantin yuk caa. kan gratis!" Ucap Raya sengaja dibagas-bagaskan agar Amara mendengarnya. Ica mengangguk mengiyakan.

𝙂𝙡𝙤𝙬 𝙪𝙥 𝙬𝙞𝙩𝙝 𝙘𝙖𝙡𝙫𝙞𝙣Where stories live. Discover now