31. Keliling Kota Jakarta

90.4K 7.6K 4.7K
                                    

Cerita ini akan terbit sekitar 2 bulan lagi. Ayo persiapkan dari sekarang, biar bisa peluk💖💖

Tenang aja, aku bakal selesaikan di versi wattpad kok. Tapi tentu akan beda dengan versi buku nanti😁

Semangat yuk, biar bisa peluk Mahen Algrafa versi novel❣️

Sebelum baca, follow instagram mereka dulu.

Sebelum baca, follow instagram mereka dulu

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

*******

"Aku minta maaf...." ucap Safira menatap Mahen yang saat ini hanya memfokuskan pandangannya ke depan.

"Aku bakal berusaha buat selalu ada di samping kamu Mahen. Kamu harus percaya itu," ucap Safira lagi, berusaha membuat Mahen mengerti.

Mahen pun akhirnya menolehkan kepalanya, menatap Safira. Sorot matanya sudah bereembun, menahan cairan bening yang siap meluruh kapan saja. "Gue cuma takut kehilangan lo, Ra. Gue gak punya siapa-siapa lagi."

"Aku gak bakal pergi ninggalin kamu." Safira memandangi Mahen dengan penuh keyakinan. "Kecuali Tuhan yang ambil aku," lanjutnya dengan air mata yang berhasil lolos keluar.

Mahen jadi terdiam. Dia menatap Safira yang kini menangis. Perlahan, tangan Mahen pun tergerak mengusap air mata di pipi gadis itu. "Gue gak akan biarin lo pergi duluan," ucapnya, membuat kedua bahu Safira malah bergetar hebat.

"Gue bakal minta sama Tuhan, supaya lo terus ada di samping gue. Gue gak mau lo pergi." Nada suara Mahen mulai terdengar parau, karena berusaha menahan tangisannya. "Kalo emang Tuhan mau ambil lo dari gue, gue bakal minta sama Tuhan, supaya ambil gue duluan, sebelum lo." Air mata yang sejak tadi Mahen tahan mati-matian, kini sudah tak mampu lagi untuk dibendung. Buliran bening itu jatuh membasahi kedua pipinya.

"Gue gak mau kehilangan lagi," lanjut Mahen terlihat sangat ketakutan. Cuma Safira, satu-satunya suport system yang Mahen punya sekarang.

Safira menggeleng kuat, merasa tidak setuju dengan perkataan Mahen. "Enggak. Kamu gak boleh bilang kayak gitu."

"Kenapa? Gue gak bakal biarin Tuhan ambil lo duluan. Lo harus ada di samping gue. Temani gue sampai sukses."

Safira sudah tidak sanggup lagi untuk berbicara. Dia pun lalu menunduk, dan menangis terisak.

"Kenapa lo takut bakal ninggalin gue, Ra? Kita akan selalu sama-sama," ucap Mahen berusaha meyakinkan Safira.

Perlahan Safira kembali menatap Mahen. Kedua pipi gadis itu benar-benar sudah banjir dengan air mata. "Aku cuma takut Mahen..." lirihnya.

Tanpa diduga, Mahen langsung menarik tubuh Safira ke dalam pelukannya. Dia mendekapnya dengan sangat erat. "Lo gak usah mikirin hal yang buat lo takut. Lo cukup janji sama gue, jangan pernah tinggalin gue. Gue gak mau ngerasain kehilangan lagi. Lo gak boleh jadi orang selanjutnya, yang pergi ninggalin gue."

MAHEN ALGRAFADonde viven las historias. Descúbrelo ahora