[Sudah terbit+Part lengkap]
TERSEDIA DI GRAMEDIA
Sederhana, kisah Mahen yang selalu menyembunyikan kehidupannya pada orang lain. Walaupun hidupnya penuh dengan penderitaan dan tidak pernah bahagia, namun Mahen ingin membuat gadisnya selalu bahagia.
...
Sementara Bi Lala yang baru saja tiba, kemudian bergegas menuju Mahen, saat mesin EKG cowok itu berbunyi kencang. "Den Mahen? Den, Den Mahen kenapa bisa kayak gini?" paniknya.
Hafid pun kemudian menggendong tubuh Safira dan beranjak berdiri. Sebelum pergi, dia menatap Wina terlebih dahulu. "Win, Safira biar aku yang urus. Kamu panggilin Dokter buat Mahen," titahnya.
"Ta--Tapi Mas---"
"Wina!" sela Hafid memotong omongan istrinya. "Cepet panggilin Dokter buat Mahen!!" tegasnya dengan penuh emosi.
Wina terlihat kebingungan dan ragu untuk meninggalkan Safira. Dia sangat takut, hal buruk akan terjadi kepada anaknya itu.
Tiba-tiba, mesin EKG Mahen pun berbunyi memelan, membuat semua pasang mata jadi langsung menoleh ke arah monitor tersebut.
Garis detak jantung yang tadinya bergerak naik turun, kini hampir nyaris lurus.
Melihat itu, membuat Hafid terkejut dan langsung membulatkan matanya. Dia lalu kembali menatap istrinya. "CEPET PANGGIL DOKTER BUAT MAHEN!!" emosinya dengan mata memelotot.
Dengan tubuh yang sudah gemetaran, Wina pun akhirnya segera keluar dari sana dan ingin memanggilkan Dokter.
Sementara itu, Bi Lala sudah menangis dan menggenggam tangan Mahen dengan erat. Wanita itu terlihat begitu ketakutan sekarang. "Den harus bertahan. Bibi mohon..."