19 - Reincarnator (1)

1.2K 213 20
                                    

"Kau cukup hebat, layak mengetahui namaku."

"Aku bahkan tidak perduli siapa namamu," jawab Sung Jin-Woo, tersenyum sinis.

Makhluk itu tak menghiraukanJin-Woo, dan terus berbicara, "Karena kau orang pertama yang bisa menahan serangan tunggal dariku. Aku akan memberimu kesempatan untuk mengetahui siapa aku."

"Namaku Aroon, pemimpin ras golem di Land of Dangerous. Aku adalah satu-satunya penguasa di sana. Apakah kau orang paling kuat disini? Aku mencium bau orang kuat dari si rambut merah, tapi kau lebih kuat," katanya, sembari menjilat sudut bibir penuh nafsu.

Cale yang memperhatikan dari jauh, mau tak mau memalingkan muka karena ngeri. Entah mengapa, bajingan di depannya mengingatkan dirinya pada Toonka.

"Apakah kau sudah selesai?

" ... "

"Pfffttt! Ha ... hahahaha, ha, ha ... menarik, kau benar-benar orang yang sangat menarik." Aroon mengusap sudut matanya yang berair karena tertawa.

"Kau terlalu banyak bicara."

Sung Jin-Woo menghilang lalu muncul di lain tempat dalam sekejap. Kecepatan seperti sebuah teleportasi membuat Aroon menyeringai lebar.

Ya - ya seperti inilah pertarungan yang dia inginkan.

"Aku juga datang!"

Clang! Clang!

'Senjataku tidak bisa menembus kulitnya.'

Urgensi di wajah Jin-Woo tidak luput dari perhatian Aroon.

"Kejutan, apakah kamu terkejut? Kulitku lebih keras daripada kulit pria yang kau lawan sebelumnya." Dia tersenyum menyenangkan.

Ras golem atau seperti yang disebut Dewa Kematian sebagai Titan memiliki kulit yang tebal dan keras melebihi baja, pertahanan mereka adalah satu-satunya alasan mengapa itu sangat sulit di tangani. Apalagi bukan hanya kulit, namun mereka pandai menutupi celah dalam pertempuran.

Bertarung dengan orang seperti itu lebih sulit daripada bertarung dengan seekor naga.

Cale mengerutkan kening ketika dia menggenggam belati di tangannya erat-erat. Ada buku di tangannya yang lain.

-"Uhmmm ... manis, apakah kamu memerlukan kekuatanku karena orang di sana?"

"Iya, Bu."

-"Apakah itu sekarang?"

Cale menggeleng sebagai jawaban. "Tidak Bu, aku belum menemukan celah apapun untuk menusuknya."

-"Manis kamu tidak perlu khawatir lagi, kamu bisa menggunakanku lebih lama dari sebelumnya."

Kekuatan yang diberikan ibu Cale itu memiliki waktu terbatas, meski fakta dia bisa melakukan lebih baik dari sebelumnya, namun Cale masih harus memikirkannya sekali lagi. Dia tidak ingin serangannya sia-sia.

.

.

.

.

"Bajingan, bagaimana benda seperti itu bisa menggores kulitku?"

Sung Jin-Woo tertawa saat ia memainkan dager di tangannya. "Kau tau, sebuah pepatah mengatakan bahwa batu yang keras  bisa berlubang hanya karena tetesan air yang jatuh. Itulah yang terjadi padamu.

Monater itu memiliki pertahanan yang kokoh, namun tidak memiliki regenerasi yang cukup.

"Aku akan serius kalau begitu."

Aroon melebarkan matanya penuh amarah, ratusan, tidak, ribuan tombak batu muncul di udara pada saat yang sama.

Debu-debu berterbangan, tanah bergetar, dan langit mendung. Cale bisa melihat kilatan-kilatang yang tercipta karena benturan antara Sung Jin-Woo dan Aroon.

Another Meeting - Solo Leveling x TCF (END)Where stories live. Discover now