16 - Don't thouch my dongsaeng! (2)

1.6K 252 25
                                    

Hei. Gak kerasa udah 16 chapter aja. Kuat kali otak gw ini mikir. Ehmmm ... Kita lanjut ygy, jangan lupa vote dan komen.

Oh jangan lupa follow juga. Karena setelah ini selesai akan ada yg baru xixi.
__________

Cale mengerucutkan bibirnya tepat setelah dia dan Jin-Woo muncul di suatu tempat. Mereka pindah dari satu medan perang ke medan perang yang lain, dan keduanya tidak ada yg bisa dianggap baik.

Dia kemudian melirik tangan Jin-Woo yang entah mengapa masih bertengger di pundaknya. Membuat tubuh Cale menempel sangat dekat.

Garis-garis imajiner mulai muncul di dahi si rambut merah saat ia mengambil segumpal daging di pinggang lelaki yang lebih tua. Cale memelintirnya sekuat mungkin.

Jin-Woo yang memasang wajah dingin memekik. Reflek melepaskan tangannya dan pindah ke tempat yang baru saja mendapatkan rasa sakit.

"Aduh Cale, kenapa kamu mencubitku?"

"Jika bisa, aku bahkan ingin meremat ginjalmu secara langsung."

"Kejam sekali kau, dongsaeng!"

"Aku bukan dongsaengmu."

"Kau dongsaengku, aku membuat perjanjiannya."

Sung Jin-Woo mengangkat tangan, dan selembar kertas yang terbuat dari death mana muncul di udara kosong.

"Apa ... "

Sebuah surat pernyataan. Itu berisi perjanjian saudara antara Cale dan Jin-Woo. Tidak ada yang aneh dari isinya, namun Cale harus memicingkan mata karena sesuatu.

'Bangsat! Bagaimana dia mendapatkan tanda tanganku?'

Anehnya, tanda tangan yang tertera di sana adalah asli milik Cale.

"Dasar keparat, kau memalsukan tanda tanganku. Perjanjiannya tidak sah," kata Cale seraya merebut kertas tersebut.

Jin-Woo menyeringai. Tidak masalah apakah Cale setuju atau tidak, jika dirinya memperlakukan kepala merah sebagai adiknya sendiri, Cale pasti akan terbiasa.

Mengalihkan pandangannya dari Cale Henituse. Sung Jin-Woo kemudian menatap serius ke depan. Retakan disini memang belum terbuka, tapi suasananya sudah kacau. Gurun di penuhi dengan kendaraan tempur milik militer. Ada ribuan tentara yang berlalu lalang menyiapkan senjata. Mereka tampak kalang kabut sendiri.

'Itu tidak akan berhasil. Apa yang akan keluar dari sana adalah sesuatu yang tidak akan pernah terpikirkan oleh akal manusia.'

Jika itu di masa lalu. Situasi seperti ini memang tidak terlalu aneh, itu telah menjadi hal-hal biasa di kalangan masyarakat.

Tapi timeline kali ini berbeda. Ingatan semua orang telah sirna dari tahun-tahun yang lalu. Mereka hanya menikmati hidup dengan damai dan penuh suka cita tanpa mengingat peristiwa mengerikan apapun masa lampau.

Karena kehidupan manusia telah damai. Munculnya peristiwa seperti ini tentu membuat semua orang terkejut.

'Tidak lama lagi akan terbuka, aku harus menyelesaikannya secepat mungkin ketika itu keluar.'

Menghela napas berat, Sung Jin-Woo akhirnya kembali melirik Cale. Dia tidak tahan untuk tidak mengerutkan dahi.

Cale Henituse, laki-laki yang tampak kesal beberapa saat lalu tiba-tiba diam seribu bahasa. Tidak ada sepatah kata yang keluar, dan bahkan Cale tidak bergerak.

"Cale!?"

'Apa yang terjadi?'

Mengapa dia seperti ini?

Tangan Sung Jin-Woo menepuk pundak Cale, hingga membuat Cale tersentak kaget.

Sesaat, Jin-Woo menemukan ada ekspresi kosong di wajah Cale sebelum itu kembali tabah seperti biasa.

Another Meeting - Solo Leveling x TCF (END)Onde as histórias ganham vida. Descobre agora