Chapter 11

471 11 0
                                    

Happy reading

╰──────༺♡༻──────╯










Saka pov'

Kini ia sudah selesai menjalankan tugasnya sebagai seorang dokter yang berperan untuk menolong nyawa seseorang, dengan perasaan lega kini saka keluar meninggalkan ruangan gawat darurat itu. Ia melangkah menuju keruangannya kembali untuk menemui chayani dan makan siang bersama gadis itu

"Dokter mahesa!! "

Langkah saka terhenti kala seseorang memanggilnya, ia berbalik untuk melihat siapa orang itu dan ternyata

"Dokter luna? Ada apa? " Tanya saka kala gadis berjas putih sama sepertinya kini berdiri dihadapannya

Apa kalian ingat dengan nama itu? Dialah luna atau lengkapnya adalah Aluna, teman caya kala diTentang hukum yang pernah tinggal 1 kontrakan dengan chayani. Kini gadis tomboy itu sudah berhasil mengejar mimpinya sebagai dokter

"Dokter mahesa sudah makan siang belum? " Tanya dokter luna berbasa basi

"Kebetulan belum, memangnya ada apa dokter luna? "

Senyuman manis dokter luna terbit "Bagaimana jika kita makan siang berdua dikantin dokter mahesa? Apa anda mau? "

"Terimakasih dokter luna, tetapi ibu saya telah mengantarkan bekal makan siang untuk saya "

Senyuman dokter luna memudar "Benarkah? Sayang sekali "

Saka hanya menanggapi dengan senyumannya

"Tapi dokter mahesa, kita masih bisa makan diruangan dokter mahesa saja kok atau jika dokter mau kita bisa makan diruangan saya "

Tampaknya dokter luna memiliki perasaan kepada saka, itu dapat terlihat jelas dengan betapa besarnya usaha dokter luna untuk bisa berduaan dengan saka

"Terimakasih dokter luna, tapi maaf saya tidak bisa "

"Mengapa dokter mahesa? "

"Ada hati yang harus saya jaga dan ada gadis lain yang menunggu saya, maaf sekali lagi. Saya permisi dokter luna "

Saka kembali melanjutkan langkahnya menuju keruangannya meninggalkan dokter luna yang kini terpaku diam ditempatnya, tampaknya gadis itu begitu terkejut mendengar alasan penolakan saka secara halus

Back to chayani

ceklek

"Assalamualaikum "

Pemandangan pertama yang saka dapatkan adalah sosok chayani telah tertidur pulas didepan meja kerjanya, gadis itu tertidur dengan posisi duduk dan kepala yang menyandar pada tembok.

Senyuman saka terbit, ia segera menutup pintu ruangannya lalu mendekat ke chayani. Saka duduk disebelah kursi chayani, ia dengan perlahan menyetuh pipi gadis itu dan mengelusnya secara lembut "Aya, bangun "

Chayani terdengar berdehem namun gadis itu masih enggan membuka mata

"Bangun aya, makan yuk "

Lagi lagi hanya deheman yang saka dapatkan

Hitam Putih - SEGERA TERBITOnde histórias criam vida. Descubra agora