[53] - The Place Where We Meet Again?

26K 1.9K 83
                                    

Lo yakin gak mau gue temenin?" tanya Nadia begitu mereka sampai di basement hotel. Nadia memang menawarkan jasanya untuk mengantar Nara karena mobil wanita itu sedang berada di bengkel.

"Gue bawa baju kok Ra, kali aja lo berubah pikiran?" Lanjut Nadia saat Nara belum juga menjawab. Sahabatnya itu mungkin bisa melihat dengan jelas bagaimana gugupnya wajah Nara saat ini.

"Gak usah, Nad." Nara menggeleng lemah  "Lo bukannya mau dinner bareng Gyan?"

"Gue bisa nyari waktu lain kok, Ra. Gimana?"

Nara menggeleng lagi. "Udah… lo pergi aja sama Gyan. Kalian kan jarang banget quality time berdua. I'm fine kok, Nad," ucap Nara mencoba meyakinkan dirinya sendiri.

Nadia mengangguk. "Ya udah, kalau lo udah selesai telpon gue aja. Kali aja gue bisa jemput."

"Oke. Kalaupun lo gak sempat, gue bisa naik ojek online. Gue juga rencananya cuman bentar, yang penting Tante Ajeng dan Bastian udah liat gue hadir."

Nadia mengangguk. "Take care, Ra."

Nara balas mengangguk. Wanita itu kemudian membuka pintu dan berlalu keluar dari mobil.

Iringan-iringan mobil memasuki area parkir membuat Nara mengambil langkah pelan. Melihat hal ini, Nara bisa menyimpulkan bahwa tamu undangan yang menghadiri pesta ini jumlahnya pasti tidak sedikit.

Tapi bukankah pesta pernikahan Nara dulu seperti ini. Mewah dan meriah.

Nara menghela nafas lega begitu kakinya memasuki lobby hotel. Rok berbahan songket dengan mode lilit serta heels setinggi 10 cm yang menyelimuti kakinya benar-benar membuatnya kesulitan melangkah. Jika tahu akan seperti ini, Nara lebih baik memakai flat shoes saja.

Nara menghela nafas panjang saat langkahnya semakin dekat dengan ballroom hotel. Jantungnya yang berdebar kencang seolah memberikan reaksi alami bahwa setelah ini dirinya mungkin akan mendapatkan kejutan. 

Lagu i wanna grow old with you yang melantun indah dari mulut wedding singer di sudut ruangan menyambut Nara begitu dia memasuki ballroom hotel. Kedua mempelai yang  berada di atas pelaminan sibuk menyalami para tamu undangan satu persatu. Melihat hal itu senyum di bibir Nara terbit seketika. Bastian terlihat sangat bahagia. Raut wajah bahagia benar-benar terpancar dari wajahnya.

Nara tahu betul bagaimana perjuangan pria itu agar bisa meminang pujaan hatinya. Banyak rintangan yang harus mereka lalui dan ketika akhirnya mereka menemui akhir yang bahagia membuat Nara ikut berbahagia.

"Nara?"

Nara tersentak saat seseorang tiba-tiba memanggil namanya dari belakang. Dia menoleh dan terkejut mendapati Fiona, sepupu Dimas,  berada di hadapannya. Bukan hanya Nara, Fiona juga nampaknya sama terkejutnya sama dirinya.

"Dari tadi datangnya? Terus kenapa cuman berdiri di sini?" tanya wanita itu lagi.

"Baru kok, Kak," jawab Nara, tersenyum kecil.

Fiona mengedarkan pandangannya. "Kamu sendirian?"

Nara mengangguk. "Iya."

"Sini ikut aku ke sana," Fiona menunjuk family area yang berada di sebelah kanan. "Tante Ajeng pasti udah nungguin kamu dari tadi."

Nara mengangguk, mengikuti langkah Fiona. Manik matanya sesekali melirik ke arah lain, mencoba mencari keberadaan "pria itu". Namun, hasilnya nihil. Batang hidung pria itu tak kelihatan sama sekali.

Sejujurnya, Nara merasa lega. Hingga saat ini Nara belum menyiapkan amunisi bagaimana jika nantinya dia bertemu dengan pria itu. Belum bertemu saja, dia sudah blingsatan seperti ini.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now