[14] - A Jealousy?

31.9K 2.1K 11
                                    

Resepsi pernikahan digelar di VIP ballroom hotel. Sesuai dengan konsepnya classic wedding, area resepsi didominasi warna putih. Bunga aster putih pun terlihat menghiasi setiap sudut ruangan, mulai dari gerbang, meja makan hingga pelaminan. Laura terlihat sangat cantik dalam balutan gaun putih off-shoulder, disebelahnya Adrian, suami Laura, terlihat tampan dengan setelan jas hitam yang melekat di tubuhnya.

Resepsi pernikahan ini mengingatkan Nara dengan resepsinya dan Dimas dulu. Mewah dan elegan. Keluarga Maheswara memang selalu loyal jika mengadakan pesta.

Dimas berada di sebelahnya. Membalas sapaan yang ditujukan kepadanya. Sesekali Nara ikut bergabung. Menjawab pertanyaan dari keluarga besar Dimas yang menanyakan tentang kandungannya.

Nara mengalihkan pandangan pada sekumpulan pria dan wanita single yang berkumpul di depan pelaminan. Mereka terlihat antusias menunggu kedua mempelai melempar buket bunga. Konon katanya siapa yang mendapatkan buket bunga akan mendapat jodoh dalam waktu dekat. Nara menyunggingkan senyum, mengingat dia dan Nadia juga sering mengikuti tradisi ini saat datang ke resepsi pernikahan teman mereka. Nara mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan, saat matanya menangkap sosok Keyra yang berjalan ke arah mereka.

"Hai," ucap Keyra begitu tiba di hadapan Nara dan Dimas. "Aku cari kalian dari tadi. Kalian baru sampai?" lanjutnya

Dimas menggeleng. "Sepuluh menit yang lalu mungkin. Ada apa, Key?"

Keyra menghela nafas. "Kamu ingat Pak Darmawan? Konsultan yang pernah aku ceritain ke kamu. Ternyata dia juga ada disini."

"Really?" Dimas mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan. Mencari orang yang dimaksud Keyra. "Where is he?"

"He's talking with Om Banu, bokap Adrian. Let me take you to them."

Dimas menoleh ke Nara yang sedari tadi hanya diam. "Yuk," ucapnya menyentuh lengan Nara.

"Dim," Nara menahan lengan Dimas. "Saya disini saja, mau cari makan. Kamu ke sana sama Keyra saja," Nara menatap Keyra yang melihat mereka dengan bingung. Sejujurnya, Nara berbohong. Dia tidak lapar sama sekali. Nara hanya malas terlibat pembicaraan yang tidak dia mengerti. Lagian sudah ada Keyra yang menemani Dimas.

Dimas mengernyit bingung. "Kamu yakin? Mau aku ambilin makan dulu?"

"I am okay, Dim. Saya bisa ambil sendiri." Nara tersenyum kecil. "Yaudah, kamu ke sana sebelum kolega kamu pulang."

"Ah.... Oke. Panggil saya ketika kamu btuh sesuatu!"

Nara mengangguk dan tersenyum kecil.

Nara menatap Keyra dari kejauhan. Wanita itu berdiri nyaman di samping Dimas. Ini adalah pertemuan kedua mereka setelah resepsi pernikahan Nara dan Dimas. Wanita itu masih sama seperti terakhir kali Nara bertemu. Cantik. Sangat Cantik.

Rambut coklat panjangnya terurai sempurna. Dengan tinggi 175 cm, lebih tinggi dari wanita Indonesia pada umumnya. Membuat Keyra terlihat dominan dibanding orang-orang disekitarnya. Kulitnya tidak begitu putih, lebih sawo matang mungkin karena pekerjaan yang mengharuskannya selalu berada di lapangan. Yang Nara tahu, wanita itu bekerja sebagai senior architect di Maheswara Group.

Jika dibandingkan dengan dirinya. Nara mengakui kalau dia kalah telak. Nara tidak mengatakan dirinya jelek, banyak orang-orang sering memujinya cantik. Namun, Keyra berada di level yang berbeda dengan dirinya. Wanita itu unggul dalam segi apapun, bahkan latar belakang keluarga dan pendidikannya jauh di atas Nara.

Melihat wanita itu sesekali merangkul bahu Dimas dan Dimas tidak terlihat risih sama sekali, Nara tahu hubungan mereka lebih dekat dari yang Nara bayangkan. Nara tidak pernah membayangkan akan berada dalam posisi ini. Bukankah Nara yang menjadi orang ketiga dalam hubungan ini? Dimas dan Keyra sudah mengenal jauh sebelum Nara datang dan Nara membuat Dimas bertanggung jawab atas kesalahan yang tidak dia perbuat.

Married by AccidentWhere stories live. Discover now