26 : Preparation

187 37 106
                                    

"Reno cantik~"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Reno cantik~"

Reno sontak merotasi kan bola matanya ketika Si bocah tengil Haikal itu mulai membuatnya jengah. Mereka berdua berada di cafe sekarang, sebenarnya Reno terpaksa mengajak Haikal untuk bertemu karena ada hal yang harus mereka bicarakan berdua.

Tapi, disaat baru saja datang, Haikal sudah membuat Reno muak.

Haikal duduk di kursi yang bersebrangan dengan Reno, kemudian Haikal menopang dagunya sambil menatap Reno dengan matanya yang berbinar-binar bak melihat bidadari yang baru saja turun dari kayangan.

"Gue colok mata lo, mau?"

Haikal mengerjap kan matanya, kemudian langsung mengubah posisi, berganti dengan posisi serius.

"Serius dulu bentar, jangan bikin emosi." tekan reno.

Haikal merotasi kan bola matanya malas, "iya, iya, kenapa sih? Tumben ngajak ketemuan?"

Reno menyesap americano nya sedikit, "gimana? Udah dapet banyak temen yang mau di ajak jadi detektif?"

"Baru ada tiga, Ren." jawab Haikal.

"Gak apa-apa deh, jangan banyak-banyak. Btw Siapa aja?"

"Rafael, Ilham, sama Ikbal."

.

.

.

"Weh, weh, gue ada satu info loker buat kalian yang mau kerja di masa-masa masih bocil-bocil gini nih!!" Haikal berdiri di depan kelas, kemudian memberikan satu informasi dengan suara melengking nya membuat satu kelas kaget.

"Mulai dah nih bocah mau ngawur." cibir Rafael merotasi kan bola matanya malas.

"Heh kata siapa gue mau ngawur, ini beneran, no ngawur ngawur ye." sergah Haikal.

"Yaudah cepetan info loker paan si?" Ilham mulai jengah.

"Kalian tau kan kasus yang menimpa Alvaro sama Bastian?"

Semuanya mengangguk.

"Nah berdirinya gue disini, mau nawarin lowongan bagi yang suka gelut, bagi yang suka menjelajahi sesuatu, yang suka penyeledikan, terus yang rela nerima resiko gede, terus ikhlas lahir batin kerjanya. Karena, pekerjaan ini gak di gaji!"

"Udah gak minat gue denger persyaratannya aja," gumam Ricky.

"Kerjaan apaan dah itu, kan lo mah ngawur!" timpal Ikbal, mencibir.

"Heh alis ulet bulu, dengerin dulu, gue belum selesai ngomong. Nah bagi yang berminat aja, yang solid sama sohib kalian, yang baik hati dan tidak sombong demi teman kalian."

"Ngomong-ngomong, maksud dari pekerjaan ini adalah jadi detektif ye."

"Jadi, kita bakalan lakukan penyelidikan siapa pelaku yang udah bunuh Alvaro sama Bastian itu. Tenang, bukan gue kok ketuanya, karena pasti kalian gak menginginkan itu." Sejenak Haikal menghela napas pelan, "untuk ketuanya ada lagi orangnya, nanti kita kumpul dan ngobrolin apa aja yang harus di lakuin, intinya itu aja sih, tapi mungkin nanti bakalan ada info lebih lanjut."

OSIS Ghost : Endless Betrayal Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang