05 : First Dinner

323 103 57
                                    

"Sekarang semuanya pulang ke rumah ya, gue minta jangan ada yang sebar soal kejadian yang menimpa kita sekarang, kalau sampai kedengeran ada secuil aja clue tentang kejadian ini dari mulut orang lain lalu terjadi fitnah, gue akan minta Alvaro sama...

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Sekarang semuanya pulang ke rumah ya, gue minta jangan ada yang sebar soal kejadian yang menimpa kita sekarang, kalau sampai kedengeran ada secuil aja clue tentang kejadian ini dari mulut orang lain lalu terjadi fitnah, gue akan minta Alvaro sama Bastian teror rumah kalian, mau?" ancam Sherina, membuat anggota-anggotanya menggeleng 'kan kepala dengan cepat.

Alvaro yang tengah duduk di bangsal sambil merangkul Tasya yang masih terisak itu tertawa kecil mendengar ancaman Sherina yang terlalu membuat mereka ketakutan, "cepat atau lambat bakal pada tau lah, Sher. Kayak gak kenal aja sama Si penyebar rumor palsu sekolah ini, dia 'kan kek stalker, tau apa aja."

"Yaaa, gue wanti-wanti aja." Sherina membuang pandangannya ke arah lain.

"Udah deh, ini udah malem, takut kalian di cariin orangtua kalian, lebih baik pulang sekarang." sergah Sherina dengan nada yang terdengar seperti mengusir.

"Tapi, Sher. Gerbang nya kan udah di kunci sama pak Danu." ucap Hana terlihat lesu.

"Eh bentar, pas tadi kerusuhan di ruang UKS itu, pak Danu masih ada gak?" tanya Shakira.

"Nggak, dia pas murid-murid pulang, dia juga pulang." jawab Sherina.

"Nggak," sela Tasya dengan suara serak, "kalo dia dah balik, gue dapet kunci dari mana dong?"

"Btw, gerbangnya belom di kunci, pak Danu nitip ke gue buat kunci gerbangnya." sambung Tasya.

"Tapi masa iya sih dia kagak denger kerusuhan segitu berisiknya di ruang UKS?" Sherina mulai berpikir keras, ia bingung bahkan anggota-anggotanya juga ikut bingung.

"Gue silent suara yang ada di ruangan ini." sahut Bastian yang tengah bersandar di tembok sambil bersedekap dada, atensi semua orang di dalam sana langsung berpindah kepadanya dengan rahang yang terlihat jatuh---Alvaro termasuk pengecualian.

"K-kok iso, mas?" tanya Lia.

"Bisa aja sama gue mah." jawab Bastian santai.

"Jadi, sama sekali gak kedengeran suara teriakan atau suara kita yang nangis terus suara benda-benda jatoh, itu gak kedengeran?" tanya Sherina, cara bicara sedikit berbelit-belit karena ludah yang ada di dalam mulutnya.

Bastian menggeleng.

"Heahh udahh lahh gausah di ributin lagi, yang penting kita gak pa-pa, kita udah tau, gak perlu takut lagi, sekarang kita pikirin aja buat nemuin siapa pelakunya selama ini." suara Rafael yang tengah di obati tangannya oleh Keysa, tangannya terluka karena terlalu memaksakan diri untuk membuka pintu ruang UKS yang di kunci oleh dua hantu jail itu.

"Iya, bubar ayo bubar." Sherina mengibaskan tangannya macam orang yang mengusir anak bebek, kemudian mereka pun satu persatu keluar dari ruang UKS yang luas dan berantakan itu.

Alvaro sedikit menggeser tubuhnya, ia menangkup kedua pipi Tasya, ia tatap lamat-lamat mata Tasya yang sembab nan sedikit memerah itu, "sekarang pulang ya."

OSIS Ghost : Endless Betrayal Where stories live. Discover now