04 : Memory Pieces And Expressions

354 112 70
                                    

Dua orang lelaki berbeda postur tubuh itu tengah berjalan di jalanan yang begitu lengang nan sepi, tak ada orang atau pun kendaraan yang berlalu lalang disana

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Dua orang lelaki berbeda postur tubuh itu tengah berjalan di jalanan yang begitu lengang nan sepi, tak ada orang atau pun kendaraan yang berlalu lalang disana. Alvaro berjalan sembari tertunduk di belakang Bastian, ia berjalan sangat lambat karena sambil menendangi batu kerikil yang berserakan di jalanan itu. Bastian yang merasa Alvaro tertinggal oleh nya pun berbalik kemudian merotasi 'kan bola matanya jengah.

"Lama banget sih, Al. Dah sore nih, lo kenapa sih?"

Alvaro menghentikan langkah nya, kemudian menghembuskan napas panjang, Bastian pun mengerutkan kening nya, "Al? You okay?"

Alvaro mengangkat pandangannya, "No."

Bastian pun berjalan mendekati Alvaro yang berjarak kurang-lebih lima meter dengannya, "kenapa sih? Tadi lo baik-baik aja, happy happy aja, kok sekarang murung gini? Setiap kali lo ama gue pasti lo murung, kenapa sih?"

"Gue suka sama Tasya..."

Bastian tidak terkejut, dia sudah menduganya daritadi, setiap kali sohibnya ini murung pasti soal rasanya terhadap Tasya yang sudah sejak lama ia simpan rapat-rapat tanpa ada yang tahu terkecuali Bastian. Mungkin.

Alvaro itu.. gengsi, selalu ragu, selalu takut, untuk mengungkap kan rasa itu.

Bukan takut sakit hati. Entah, begitu ragu saja rasanya.

Bastian menghela nafas sejenak, "beribu kali lo bilang gitu kalo lagi murung, dan beribu kali gue jawab ungkapin perasaan itu, jangan ragu terus."

"Kayak gue, suka sama Shakira, gue ungkapin, walau di tolak, gue kejar terus."

"Tapi, tetep kan dia gak terima lo?" Alvaro membuang muka.

Ucapan itu langsung membuat jantung Bastian berdenyut ngilu seketika.

"Gue juga takut gitu, tapi ada rasa takut yang lain juga, tapi entah apa itu."

"Al," Bastian memegang bahu Alvaro, merangkul nya kemudian mereka melanjutkan langkahnya, "nasib semua orang itu kadang gak sama, takdir semua orang itu kadang gak sama."

"Lo jangan takut gue gak di terima Shakira, lo juga mengira lo bakal gitu. Hei bro, orang yang lo cintai orang yang berbeda, bahkan kalau misalnya lo suka Shakira dan gue juga suka Shakira belum tentu Shakira nolak gue terus dia juga gak terima lo. Intinya Al, siapa tau Tasya juga selama ini suka sama lo."

"Lo lupa sama diri lo, Al? Lo kan di sukai banyak cewek hampir satu sekolah, masa iya Si Tasya kagak naksir lo? Asal lo tau, Shakira, Lia, Hana, maupun Putri itu naksir lo, cuman aja mereka memilih mundur karena saingannya banyak."

"Kenapa Tasya gak menunjukkan bahwa dia naksir ke lo? Mungkin, menurut gue, dia itu tipe cewek yang suka diem-diem, dan dia gak mau menunjukkan karena gengsi juga, karena ragu, karena lo 'kan banyak yang suka, Al."

Alvaro menghela napas sejenak, "iya gue tau, tapi dia sama sekali gak menunjukkan kalau dia suka gue, sedikitpun, gue gak mau terlalu percaya diri, Bas."

OSIS Ghost : Endless Betrayal Where stories live. Discover now