16 : Comeback

183 69 88
                                    

"Tadi Elan mimpi ketemu Varo

اوووه! هذه الصورة لا تتبع إرشادات المحتوى الخاصة بنا. لمتابعة النشر، يرجى إزالتها أو تحميل صورة أخرى.

"Tadi Elan mimpi ketemu Varo."

Suara Elandra yang terdengar parau itu menyita perhatian Aira yang tengah duduk santai sambil menonton acara televisi di sofa ruangan rawat anaknya itu.

"Mimpi nya indah apa buruk? Apa yang Varo sampaikan ke kamu, Lan?" Sang ibu menatap putranya yang terbaring di atas bangsal rumah sakit itu dengan sorot yang begitu lembut.

"Katanya dia bakal kembali."

Ungkapan itu membuat Aira sedikit tertohok, dia sedikit membelalakkan matanya karena terkejut "gak mungkin, Elan, dia itu udah pergi dan gak bakal balik lagi."

Elandra menggeleng pelan, "dia bakal nemuin kita, namun... hanya untuk minta maaf, dan menebus kesalahannya dengan menepati janji-janjinya yang belum dia tepati, menyampaikan pesan terakhir, dan juga pamitan."

Aira pun beranjak dari sofa, beralih duduk di kursi stainless yang ada di samping bangsal Elandra, Aira menggenggam tangan kanan Elandra yang terbebas dari infus itu dengan erat, "Apa maksud kamu, nak? Udah dong, kata dokter jangan banyak pikiran, nanti kamu tambah sakit..." Mata Aira mulai basah, dia bukan tak percaya, dia hanya mengira mungkin putranya itu halusinasi karena sedang sakit? Atau saking inginnya bertemu bersama kembarannya?

Aira takut mental anak ini terganggu.

Di saat Alvaro baru saja meninggal pun dia masuk rumah sakit karena syok dan tak sadarkan diri cukup lama, kalau Aira tak langsung memberikan pertolongan mungkin Anak ini sudah berpindah tempat tinggal ke rumah sakit jiwa.

"Tapi itu semua beneran, Ma."

"Aku gak bohong..."

Cklek!

Mendengar suara orang membuka pintu, itu membuat perhatian ibu dan anak itu teralihkan, awalnya Aira mengira teman Elandra yang mau menjenguk. Namun saat orang itu masuk, membuat yang di dalam ruangan tercengang dan nyaris jantungan, Bahkan Elandra hampir saja pingsan, padahal dia sudah mengetahui hal ini akan terjadi.

Anak laki-laki dengan almamater OSIS berwarna hitam dengan surai legamnya yang rapi itu tersenyum teduh, senyuman yang di rindukan dua orang yang mematung di tempat karena kehadirannya.

"Elan gak bohong."

"Aku kembali, untuk sementara waktu."



---✧۝✧---


"Uhhhh, shīfù apa bisa saya istirahat sebentar?" Tasya bertanya sambil menselonjor 'kan kakinya yang terasa remuk karena habis latihan lagi, sungguh dia sangat kelelahan.

Sebenarnya, dia ini berlatih di rumah pak Yen sendirian di banding ke tempat latihan Kung Fu-nya langsung.

Alasannya. Karena dia insecure.

Ya, dia merasa kalau dia berlatih sendirian, bila mana dia berbuat kesalahan yang memalukan dia tak akan malu-malu sangat.

Meski kadang pak Yen menertawakannya ketika melihat anak muridnya itu selalu salah sasaran ketika menendang. Ya, guru bernama mata uang Jepang itu kelihatannya kaku dan formal, sebenarnya kalau anak muridnya yang satu ini melakukan kesalahan dalam latihan dia menertawakannya.

OSIS Ghost : Endless Betrayal حيث تعيش القصص. اكتشف الآن