Part 19: survive in your own way

2 0 0
                                    

"Masalahnya, empat orang ini udah kau kotori darahnya pake tanganmu dan obat bius." kata Mara sambil bersedekap. "nggak gitu caranya..."

"Kenapa? Aku nggak membunuhnya." bantah Tyler, "dan.. nggak akan pernah." lirihnya. "Dan kau juga jangan berlagak senior di depanku." 

Mara menarik sebelah alis bingung, lalu menggedikkan bahunya tidak peduli. "ada banyak yang harus kita bicarakan Tyler." 


--


Setelah puas bermain di Take a Shoot, Mara dan teman-temannya pulang ke rumah masing-masing. Mara mendapat hadiah berupa boneka kelinci sebagai pemenang, tetapi ia memberikan boneka itu kepada Ella. 

Sampainya di penthouse Mara segera bersiap untuk 'bekerja' bersama Xander. Belum sampai tengah malam, misinya berakhir hampir sempurna, karena ada cunguk bernama Tyler yang ikut andil. Mara segera meminta tolong Xander untuk membersihkan kekacauan yang dibuat Tyler. 


"Oke, sekarang jelaskan." ujar Mara saat berduaan di dalam mobil Xander. 

"Justru aku yang meminta penjelasanmu." Tyler menunjuk telunjuknya tepat di depan wajah Mara, "kau babu Pak Ares?"

"I..ya... walau aku benci kata 'babu', tapi itu faktanya. Aku pembunuh bayaran yang sudah beroperasi dua tahun." jelas Mara, "gantian, sekarang giliranmu. Dari mana kau tahu aku pembunuh bayaran?"

"Dari Dara--"

"Daran cerita?" Mara membelalak matanya kaget. Tyler menutup mulutnya kaget, ia keceplosan.

Tyler mengangguk, "kau bertemu dengannya saat kau membunuh seseorang. Di situ aku curiga kalau ada sesuatu di balik perbuatanmu, terbukti kau nggak terbuka tentang masalah pribadimu dan tentang penthouse." Tyler memberi jeda. 

"BAGAIMANA BISA KAU TIDAK MENJELASKAN, APA PEKERJAAN ORTUMU? DAN DARI MANA PENTHOUSE ITU BERASAL?" Tyler melampiaskan semua rasa penasarannya. 

"Dari Pak Ares?" Mara pun dari awal bingung kenapa Pak Ares memberikan gadis homeless ini penthouse daripada apartemen seperti pembunuh bayaran yang lain. 

Tyler menjentikkan jari, "itu dugaan pertamaku, sehingga aku mencari bukti. Aku berjalan ke lantai dan menemukan ruangan besi misterius itu. Biar aku tebak, isinya senjata?"

"Benar."

"Tepat sekali, berarti kau adalah seseorang yang bekerja dibawah Pak Ares." 

"Kau juga pembunuh bayaran?"

Tyler terdiam sejenak mencari jawaban yang tepat, "tidak? aku nggak pernah bunuh orang."

"Lalu kenapa kau bekerja disini?"

"Karena aku butuh uang?" Tyler memastikan jawabannya. 

"Pak Ares setuju dengan itu?"

"Yap, dia membayarku dengan hitungan jam, semakin sempurna dan cepat misi yang aku jalani, semakin oke bayarannya." 

"Kenapa kau tidak coba kerja freelan-" 

"Stop, ini lebih worth it dari pada freelance."

"Tapi kau belum pernah mencoba?" Mara terus mengutarakan rasa penasarannya, sedikit bingung dengan lelaki yang tidak bisa membunuh orang tetapi bekerja di lembaga yang notabene-nya pem bu nuh.

"Nggak, menurutku income nya nggak tentu."

"Aku masih penasaran bagaimana awal mula kau bertemu Pak Ares." Mara bersedakap sambil menghadap jendela depan.  

Behind the KnifeWhere stories live. Discover now