Part 14: Curiga

2 1 0
                                    

"Kau yakin sampai jam delapan?" tanpa sadar mulut Mara dengan asal melontarkan pertanyaan tersebut.

"Bisa aja sih kalau nginap, aku bakal bilang kalau lagi di rumah Tyler." Daran mencelupkan sushi ke soyu, lalu mengantarkan ke mulut Mara. "Cuma ini baru seminggu setelah aku dihukum, mungkin nunggu satu minggu lagi atau waktu bundaku sibuk."

Mara mengangguk mengerti sambil mengunyah sushinya.

"Coba ajak Ella nginap, biasanya cewek-cewek suka pajamas party." lanjut Daran sambil memperhatikan pipi gembul Mara yang sedang mengunyah.

"Hmm entahlah, kadang dia lelah ngobrol denganku."

"Hahaha she talks a lot and you listen to her." Daran menyuapkan sushi ntuk ke sekian kali. 

Mara terkekeh kecil mengingat dirinya yang ternyata sangat memperhatikan Ella berbicara, entah itu tentang keluarganya, liburannya, dan lain-lain. Bahkan hal sepele seperti hampir terpeleset di dapur. Akan tetapi, Mara teringat perkataan Ella di UKS beberapa hari yang lalu. 

"Sebenarnya ada alasan sendiri aku menolak ajakan circle lain dan memilih berdua denganmu."

Sebenarnya Mara penasaran, mungkin ini yang dirasakan Ella ketila geram pada Mara yang tidak melontarkan cerita balik. 

Mara menepis pikiran itu jauh-jauh. Kalau ia tidak ingin orang lain penasaran dengan hidupnya, maka ia tidak boleh penasaran dengan hidup orang lain. 

"Kau juga makan lah." kata Mara menyuapkan suhi ke Daran. 



"Udah jam delapan." ujar Daran ketika melihat jam dinding usai menonton beberapa episode Ninja Hatori. Mara mengikuti arah pandang Daran untuk memastikan juga. 

Daran berdiri sambil membawa piring kotor ke wastafel, Mara memilih merebahkan tubuh di sofa itung-itung untuk mengumpulkan niat bertemu Ares satu jam lagi. 

"Aku pulang ya..." ucap Daran lembut selesai mencuci piring sambil menatap mata Mara. Mara membalas tatapan itu dengan posisi terbalik. 

'Ternyata ada ya manusia seimut ini di dunia.' batin Daran, karena kini Mara terlihat seperti kucing yang tidak ingin majikannya pergi. Tatapan setajam elang kini perlahan menghilang saat bersamanya.

"Telingamu merah lagi." kata Mara sambil menunjuk telinga Daran. 

Daran tersenyum tipis, 'Dia nggak sadar ya?' 

"iya, habis ini keluar asapnya." Daran ingin sekali mengunyel-unyel wajah Mara sekuat tenaga. 

"Hah?" Mara tidak paham dengan perkataan Daran. 

Daran mengambil tas-nya, lalu melihat sekeliling meja untuk memastikan tidak ada yang ketinggalan. Kemudian mengantongi Hp dan kunci mobil.

"Aku antar ke basement." Mara bangkit dari rebahannya. Daran tersenyum lebar sebagai jawaban. 



#####



Mara bangkit dari duduknya, lalu berjalan ke meja depan yang pemiliknya sedang memasukkan buku ke dalam tas. Ella dengan muka penuh tanda tanya, mendongak untuk menatap cewek yang berdiri di sampingnya. 

"Kantin?" tanya Mara dengan wajah datar yang sebenarnya menahan malu, karena merasa seperti orang yang datang hanya ketika membutuhkan. 

Seketika Ella melongo sampai tas dan bukunya terlepas dari genggamannya. 

Behind the KnifeWhere stories live. Discover now