flipped

562 70 47
                                    

edisi khusus final chapter, jadi panjang banget gaboong. bacanya enggak usah dipaksa langsung kelar, sesantainya aja. Anyway, boleh gak aku minta votes dan komen seheboh mungkin buat chapter ini hehe? akhir kata, selamat menikmati.
seperti biasa,
warning: harsh words, typo

***

Ini pertama kalinya buat Hazmi.

Tidak pernah satu kali pun di benak Hazmi terlintas kalau ia akan confession kepada seseorang. Dia itu banyak malesnya. Buat Hazmi, urusan tembak-menembak itu minor kayak harusnya kalau sama-sama suka, pasti udah paham kan intensi masing-masing?

Tapi ini berbeda. Enggak tau kenapa Hazmi ingin melawan pemikiran dia yang dulu dan memastikan yang kali ini normal. Ia ingin melakukan confession ini secara tepat dan benar. Apalagi, Hazmi sudah mengajak Kiran untuk bertemu rabu besok. Masa, dirinya masih belum punya rencana untuk menembak? Selain soal jelly ya, tentu saja. Jadi, untuk mencari referensi Hazmi berinisiatif ikut Ais nonton drama Korea supaya tau tata cara 'menembak' yang benar.

"Apa sih tiba-tiba banget Abang ikutan nonton drama korea begini? Biasanya cuma liatin girlgroup doang?"

Ais yang sedang asyik menonton drama kores di ruang tengah tiba-tiba kebingungan ketika melihat kakaknya duduk disebelahnya, turut menonton.

"Ssut diem aja dah abang nih lagi cari inspirasi. Mana deh ini adegan nembak ceweknya?" tanya Hazmi penasaran.

Ais berdecak, "yah kalau drama ini sih adanya 'nembak' beneran, pake pistol. Kalo nyari yang romance gitu, nanya dong. Abang mah diem aja, tau-tau ikut nonton eh malah nanya adegan romantis padahal Ais lagi nonton drama kriminal." sungut Ais membuat Hazmi hanya nyengir polos tanpa dosa.

Ais kemudian menghentikan drama yang sedang terputar di tv, ia kemudian mengambil ponselnya. "Nih ya, aku tunjukin ya. Abang kan pasti males nontonin semua dramanya, mending abang liat video kompilasi confession deh di youtube."

Ais menunjuk salah satu video dan memutarnya untuk Hazmi. Sejenak, kedua saudara itu terlarut dalam video. Ais sesekali menahan teriakan gemas. Sedangkan Hazmi, ia justru diam menonton dengan serius layaknya sedang menyaksikan pertandingan sepakbola klub kesayangannya.

"Tuh begituuuu confession bang," ucap Ais sesuai video yang mereka tonton selesai. Ia lalu menatap abangnya penasaran, "buat apa sih nyari ginian? Abang mau nembak Kak Kiran? Emang udah dimaafin?" goda Ais pada Hazmi.

Hazmi yang mendengar godaan itu hanya menghela nafas, kekhawatiran nya muncul lagi, "yaaaa... belom sih" Hazmi terdiam lalu menatap Ais, "apa abang tunda aja ya nembaknya? tadinya kalo dimaafin mau langsung abang tembak."

Ais memasang raut berpikir lalu menggeleng, "ngapain ditunda? kan kata abang udah kenal, Kak Kirannya juga katanya masih suka. Ditunda malah bikin drama enggak jelas lagi."

Mendengar saran Ais, Hazmi menganggukan kepala. Kemudian ia menatap kosong layar televisi, membuat Ais menyeringai jahil lalu menyenggol pelan lengan abangnya,

"Apa Abang butuh bantuan aku buat nembak? Aku juga bisa kasih saran tata cara nembak romantis yang tidak terlupakan tau."

Hazmi menoleh ke arah Ais yang sedang menatapnya semangat sambil tersenyum manis, berusaha merayu abangnya. Hazmi memicingkan matanya, menyadari ada niat terselubung dari penawaran adik perempuannya itu. Cowok itu lalu menggeleng kuat-kuat, "enggak, enggak perlu. Abang bisa sendiri, lagian anak kecil enggak boleh ikutan!" ia lalu berdiri dan berjalan meninggalkan Ais di sofa untuk kembali ke kamarnya.

"HEY AKU TUH UDAH KELAS 9, SEBENTAR LAGI SMA. ABANG TUH BARU KELAS 11 LAGAKNYA UDAH KAYAK ORANG PALING GEDE. EMANG ENGGAK TAU TERIMA KASIH PAS GALAU LESU LUNGLAI CURHATNYA KE AKU GILIRAN DITAWARIN BANTUAN ENGGAK MAU!"

FlippedWhere stories live. Discover now