ajakan mengejutkan

423 80 8
                                    

seperti biasa,
warning: harsh words, typo

***

"Gue disini mau memenuhi janji gue waktu itu. Hazmi ayok makan bareng gue!"

Hazmi dan Naufal terperangah kaget mendengar kalimat yang diucapkan Kiran. Hampir saja Naufal bertepuk tangan, mengapresiasi keberanian Kiran yang sedang berdiri dengan yakin di hadapan mereka berdua.

Jujur saja Hazmi sangat terkejut ketika matanya menangkap eksitensi Kiran di depan kelasnya. Kelas mereka itu beda gedung jadi kalau ada Kiran di koridor IPS begini pasti ada urusan penting. Siapapun tid akan mengira kalau ternyata urusan penting itu dengan dirinya.

"Gimana?" Hazmi merespon bingung.

Kiran mengulas senyum manisnya, "iya gue mau ajak lo makan bareng di luar. Buat memenuhi janji gue waktu itu dan ucapan terima kasih," jelas gadis itu penuh semangat.

"Ummm maaf interupsi, janji apa?kalian abis ngapain?" Pertanyaan tiba-tiba dari Naufal membuat dua sosok yang saling beradu pandang itu langsung menatapnya dengan tatapan berbeda. Kiran dengan tatapan terkejut sedangkan Hazmi dengan tatapan malas.

"Ehehehe btw kenalin gue Naufal, sahabatnya Hazmi," sapa Naufal sambil mengulurkan tangannya yang dibalas Kiran.

"Oh iya halo gue Kiran. Salam kenal ya, Naufal," ucap gadis itu kalem dan sukses membuat Naufal memasang senyum lebar dan mengangguk. Sedangkan Hazmi mendesah, lelah dengan perilaku Naufal yang tidak ada malunya.

"Lo mau enggak?" kali ini Kiran kembali menatap Hazmi.

"Eh ini emang dalam rangka apa?" tanya Naufal kebingungan. Serius ia seperti orang tolol yang berada di negeri antah berantah dengan bahasa asing. Sedikitpun ia tidak memahami pembicaraan dua orang di depannya.

"Balik duluan, pal. Gue mau ngobrol dulu sebentar," ujar Hazmi yang membuat Naufal merengut.

"Ih mau ikutan," rengek Naufal membuat Hazmi melotot sedangkan Kiran terpana bingung.

"Balik duluan sana ah elah. Gue mau ngobrol dulu sama Kirana," ulang Hazmi lagi.

Naufal menonjok pelan bahu Hazmi. "Gue bareng lu, bege. Motornya pake motor lo. Gue nunggu sini ajalah, males di parkiran panas."

Hazmi berdecak lalu menyerahkan kunci kontak motornya, "nih deh lo balik duluan apa kemana terserah. Gue disini dulu."

Naufal menerima kunci motor dengan senang hati, "gue pake jalan-jalan tapi enggak ganti bensin?"

"Lo emang minta gue tonjok ya?" ancam Hazmi, membuat Naufal terkekeh. "Tapi terserahlah asal besok lo jemput gue," lanjut Hazmi lagi membuat Naufal berteriak.

Ia lalu pamit meninggalkan dua orang tersebut walaupun sempat-sempatnya menggoda Hazmi dengan tatapannya. Yang tentu saja segera Hazmi ancam lagi dengan kepalan tangannya membuat sosok itu akhirnya lari menjauh.

"Lo gimana dong pulangnya?" tanya Kiran setelah Naufal menghilang dari pandangan mereka.

"Enggak apa-apa. Naik ojol aja gue, santailah." Hazmi lalu menatap Kiran, "itu...makan diluar maksudnya gimana?"

Kiran tersenyum lalu mengangguk, "iya memenuhi janji gue yang waktu itu pas lo anterin gue pulang. Sorry baru nyamperin lo sekarang karena yah gue karantina terus abis itu harus kesana kemari ngejar tugas. Gimana? Mau enggak?"

Hazmi mengangguk paham. "Terus kenapa ajak makan di luar? Kantin sekolah kan bisa."

Kiran terkekeh tapi lalu mendesah, "males gue kalo ketangkep makan sama lo disini, gosipnya panjang. Eh ini bukan karena males sama lo ya tapi murni karena gue. Bukan kepedean tapi gue males banget diperhatiin abis itu digosipin gara-gara gue sekali aja ketangkep makan sama orang lain." Kiran menjelaskan panjang lebar dengan raut wajah yang berubah-ubah. Kadang lemas, ada panik, lalu ada sebal. Membuat Hazmi yang memperhatikannya terkekeh sedikit.

"Kenapa lo ketawa?" tanya Kiran tajam.

Hazmi menggeleng lalu menetralkan ekspresi wajahnya, "enggaaak lucu aja liat ekspresi wajah lo yang berubah-ubah. Dinamis banget."

Kiran yang mendengar itu hampir saja jatuh lemas. Bayangkan, dapat pujian lucu dari mas crush. Gila, sudah setengah mati melakukan hal ini, ditambah hal terduga berupa kekehan Hazmi serta pujian lucu darinya membuat Kiran ingin salto saja rasanya. Papa Mama Kiran jatuh cinta beneran!

"Hehe ya gimana emang gue sebel tapi kadang seneng juga." ucap Kiran yang direspon Hazmi dengan anggukan mahfum mendengar jawaban Kiran, "btw gimana mau enggak? Mau ya?" ulang Kiran lagi.

Hazmi menggaruk pelipisnya sambil tersenyum, "aduh sebenernya enggak usah. Lagian waktu itu gue juga sekalian pulang karena searah jadi ya enggak perlu repot-repot traktir."

Kiran menggeleng, "enggak-enggak ini bukan cuma dianter waktu itu. Sebenernya gue emang punya niat buat bilang makasih yang lebih proper ke lo, soalnya lo udah sering bantuin gue."

Hazmi mengerutkan dahinya bingung, "bantuin lo? Bantuin apa ya, seinget gue kita jarang deh ketemu hehe."

Kiran mengerjap kaget mendengar pengakuan Hazmi. Ia tidak menyangka mendengar kalimat itu dari sosok dihadapannya. "Lo...beneran enggak inget?"

Hazmi yang menyadari perubahan raut wajah Kiran langsung melambaikan tangannya panik, "eeeh bukan gue tuh orang yang short term memory jadi kalau kejadian lampau gue suka lupa. Coba lo kasih hint sedikit deh, siapa tau gue langsung inget?"

"Lo inget enggak pas mos, cewek yang lo kasih rafia ungu di halte?"

Pertanyaan Kiran dijawab dengan anggukan pelan walau dengan ekspresi ragu oleh Hazmi.

"Itu gue. Waktu abis mos gue mau ngucapin makasih ke lo langsung tapi enggak pernah ketemu. Nah karena lo bantuin kemaren gue jadi inget lagi dan kali ini gue mau ngucapin makasih." Perkataan Kiran dibalas anggukan oleh Hazmi.

"Oke sama-sama. Gue terima ucapan makasih lo, enggak perlu traktir lagi. Gue ikhlas banget kok waktu itu dan kemaren."

Kiran menghela nafas, "lo enggak bisa oke aja gitu buat gue traktir? Kayaknya waktu itu lo setuju buat gue traktir makan deh."

Hazmi menggaruk kepalanya dan tersenyum canggung, "haduu gimana ya waktu itu biar cepet aja sih. Gue sangka lo enggak bakal inget makanya gue setuju-setuju aja kemaren."

"Wah lo salah, gue inget banget tau. Ya udah gue mau balik soalnya sopir gue udah nungguin daritadi. Gue masih tunggu jawaban lo ya. Tapi kalo lo nolak, enggak tau deh kayaknya gue enggak bisa tidur, hidup enggak tenang kayak punya utang, makan enggak nafsu mungkin paling parah gue males lomba." Kiran berkata sambil mengedikkan bahunya lemas. Sedikit akting untuk mengancam Hazmi secara halus.

Hazmi menggaruk kepalanya yang tidak gatal karena bingung, "iya iya nanti gue pikirin lagi."

Kiran terenyum lenat, "oke gue tunggu ya jawabannya semoga sih lo mau hehehe. Bye Hazmi gue balik duluan." Kemudian Kiran berlalu dengan setengah berlari sambil melambaikan tangan pada Hazmi.

Hazmi hanya tersenyum tipis sambil membalas lambaian tangan Kiran sekilas.

"Ini gue harus apa ya jadinya?" gumam Hazmi kebingungan.

-bersambung

yaudah sekian hehe.

FlippedOnde histórias criam vida. Descubra agora