kiran punya pacar!

347 64 18
                                    

seperti biasa,
warning: harsh words, typos

***

Tidak ada yang lebih berat daripada memulai hari pertama sekolah setelah liburan tahun baru. Hazmi sangat setuju sih soal ini karena ia memang mengalami hal tersebut. Bundanya bahkan sudah bolak-balik sebanyak 5 kali untuk memastikan dirinya sudah bangun tidur.

"Abang kalo sampe abang enggak bangun lagi, bunda enggak tau deh abang mau sekolah apa enggak. Terserah abang ajalah mau gimana, urus absen segala macemnya sendiri."

Ini sudah yang keenam kalinya Bunda mengecek Hazmi di kamar. Seperti dugaannya, sulungnya itu kembali bergelung dengan nyaman di selimut. Merasa tidak ada pergerakan, Bunda segera bergerak mengambil remote AC dan mematikannya, membuka gorden kamar Hazmi kemudian terakhir menarik selimut yang menggulung badan anak pertamanya tersebut.

"Aaah Bun 5 menit lagiiii." Lenguh Hazmi malas sambil berusaha mencari selimutnya.

"5 menit terus dari tadi! Sekarang udah setengah tujuh abang kamu mau jalan jam berapa? Ais sama Bani aja udah berangkat sama ayah!"

Informasi dari sang Bunda kali ini sukses membuat anak laki-lakinya loncat. Ia menatap sang Bunda horor. "Jam berapa bun?"

Bunda yang bingung dengan reaksi Hazmi menatap anaknya itu lalu menjawab, "jam setengah tujuh, kenapa?"

Hazmi.langsung loncat turun dari kasur dan berlari menuju kamar mandi, "BUNDAAA ABANG MAU TELAT HARI INI UPACARA JAM 6.45!"

Mendengar seruan anaknya Bunda hanya memasang wajah datar, "yeh siapa suruh enggak bangun. Panik kan jadinya,"gumam Bunda sambil merapikan kamar anak sulungnya.

Mata Bunda kemudian memindai seisi kamar anak sulungnya itu. Matanya kemudian berhenti pada tumpukan foto di meja sang anak laki-laki. Tangannya bergerak melihat foto-foto tersebut. Gerakannya terhenti ketika ia melihat sebuah foto gadis asing. Ada beberapa fotonya dengan berbagai pose yang kebanyakan diambil secara candid. Bunda meletakkan foto itu dan tersenyum, matanya kemudian teralih pasa sebuah tumbler maroon yang asing bagi Bunda. Ada tulisan di sebuah post it yang ditempel pada tumbler tersebut.

Kenang-kenangan Taman Fantasi. Tumbler hadiah Kiran.

Bunda tersenyum lalu mengembalikan kertas itu ke tempat semula. "Oooh namanya Kiran," gumam Bunda sambil menyeringai masih memandangi foto close up gadis di meja belajar Hazmi.

*

Hazmi mengernyitkan pandangannya menangkap pemandangan asing yang ia lihat saat ini. Siang ini, di kantin Hazmi menangkap pemandangan asing. Kiran, sedang duduk bersama teman-temannya. Itu biasa. Tapi yang luar biasa, ada sosok Sabda di sana yang ikut bercengkrama dengan akrab.  Bukan hanya Hazmi, semua orang jdi kantin juga sibuk membicarakan pasangan baru tersebut. Hazmi cukup peka untuk menyadari semua mata minimal 2 kali melirik meja tersebut dengan ekspresi penasaran.

Um sebenarnya tidak aneh sih karena seingat Hazmi, Sabda dan Sierra memang teman sekelas. Namun melihat Kiran mengobrol akrab seperti ini, sukses membuat Hazmi mengernyitkan alisnya di depan kios nasi goreng. Dan yang lebih aneh, tiba-tiba terselip perasaan panas di dada Hazmi yang asing.

"A'? Jadi pesen nasi goreng enggak?" Panggilan mamang nasi goreng menyadarkan Hazmi dari keterdiamannya. Ia langsung menoleh dan mengangguk.

"Iya mang, jadi. Kayak biasa ya." jawab Hazmi.

Si Mamang mengangguk, "jangan bengong A'. Ngeri kesambet nanti." Nasihat si Mamang pada Hazmi, membuat lelaki itu hanya tersenyum malu lalu mengangguk. Hazmi kemudian mengalihkan pandangnya, berfokus pada Abang nasi goreng yang sibuk memasak. Setengah mata ia tahan hasrat penasarannya sekaligus mengabaikan rasa panas yang muncul. Ingat, dia lapar dan itu lebih utama dibanding gosip pasangan baru. Batin Hazmi untuk mensugesti dirinya sendiri.

FlippedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang