memenuhi undangan

428 85 13
                                    

seperti biasa,
warning: harsh words, typos

***

Naufal, yang turut membaca surat itu bersama Hazmi tertawa lebar

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naufal, yang turut membaca surat itu bersama Hazmi tertawa lebar.

"HAHAHAHAHA TAUN BERAPA INI ORGIIIIL KREATIF BANGET PAKE KERTAS. GILA ENGGAK NYANGKA GUE DIA ORANGNYA GINI HAHAHAHAHA."

Hazmi langsung menyikut pelan perut Naufal, "jangan ketawa anjir Pal, enggak apa-apa kali. Mungkin aja dia tipe old school gitu jadi suka yang gini-gini."

Hazmi langsung memasukkan surat dari Kiran yang ia temukan ke dalam tas. Lalu bersiap untuk pulang.

"Tapi ya Mi, gue masih heran loh gimana cara si Kiran naroh surat ini ke kolong meja lo ya? Tadi pagi enggak ada kan?" tanya Naufal saat mereka berjalan keluar kelas.

Hazmi menggeleng, "enggak ada. Mungkin dia ada nitip anak kelas kayaknya, minta tolong taruhin di meja pas istirahat kedua? Kayaknya gitu sih."

Naufal tiba-tiba bertepuk tangan, "bukan pas istirahat deh Mi kata gue, kayaknya pas olahraga. Kelas kita kan kosong pas olahraga, nah mungkin dia kesana pas itu terus langsung naroh deh di kelas."

"Lah dia tau meja kita?" tanya Hazmi heran.

"Yaelah Mi, dia juga tau meja guru dimana. Lo lupa depan kelas kita ada peta tempat duduk? Ya liat dari sana lah." Naufal menjabarkan teorinya. Hazmi kemudian mengangguk setuju, merasa teori Naufal masuk akal.

"Eh itu minggu, bukannya minggu ini lo harus ke rumah Oma lo?" tanya Naufal bingung.

Hazmi mengangguk, "iya, abis dari sini kayaknya. Makan siang aja kan ini, jadi ya udah gue langsung ke rumah Oma."

Naufal mengangguk kemudian tersenyum menggoda Hazmi, "ciyee mau kencan ciyeee."

Dengan semangat, Hazmi mendorong bahu Naufal, "berisik anjrit Nopal. Godain gue mulu lo ya? Mau dijitak?"

Naufal tertawa lalu berlari meninggalkan Hazmi yang bersiap menjitaknya. Sedangkan Hazmi, tangannya telah turun kemudian tersenyum. Enggak tau, rasanya mau tersenyum aja.

***

"Bun, Abang ke rumah Oma nya nyusul aja boleh? Abang ada ketemu temen dulu tapi jam 2-an selesai kok. Nanti abang langsung ke rumah Oma."

Minggu pagi ini, Hazmi yang baru saja selesai mencuci motor langsung menghampiri sang Bunda di dapur. Bunda yang sedari tadi memasak menoleh ke arah putra sulungnya.

"Enggak usah bang, enggak jadi ke rumah Oma hari ini. Tante Rini yang jagain Oma hari ini, tukeran jadinya minggu depan kita kesananya," ujar Bunda pada Hazmi.

"Loh serius? Tumben tukeran," kata Hazmi sambil memakan spagetti yang ibunya masak.

"Iya, Tante Rini minggu depan mau pergi. Minggu ini jadinya Tante Rini, minggu depan baru kita yang dateng." Bubda menjeda kalimatnya lalu menatap si sulung sambil tersenyum, "Abang kalo mau ketemu temen enggak apa-apa, asal inget ya jangan malem-malem pulangnya?"

FlippedWhere stories live. Discover now