oh jadi ini orangnya?

503 86 6
                                    

selamat hari minggu, sekali kali update pagi ah. seperti biasa:
warning: harsh words, typo.

***

"

HAH DEMI APA?!"
"KIRAN LO ENGGAK BOONG?!"

Pekikan dua sahabatnya membuat Kiran sedikit terlonjak kaget. Asli dia tidak menyangka sejujurnya respon mereka seheboh ini.

"Eh bentar, Hazmi mana sih? Kok gue enggak pernah denger namanya?" tanya Gisel bingung membuat Sierra berdecak.

"Ituloh Sel, yang dulu pahalwan betamart pas kelas 10 masa lo enggak inget?" sahut Sierra membuat Gisel mengerutkan dahinya berusaha mengingat, lalu bertepuk tangan heboh setelah memorinya berhasil menemukan siapa Hazmi.

"Laaaah sumpah sama dia? Asliii kirain anaknya diem aja kayak ignorant gitu ya. Enggak kepikir asli ternyata dia yang nganterin lo," kata Gisel sambil menepuk bahu Kiran.

Sierra menyenggol Gisel pelan, "ignorant darimana? lo lupa dia kan pahlawan betamaret? Itu anak emang baik kali suka menolong. Anak IPS suka dibantuin kalo belum pulang sama dia."

Penjelasan Sierra sebenarnya membuat Kiran sedikit termenung. Tiba-tiba rasa senang yang muncul tiap mengingat dirinya diantar Hazmi meredup.

"Eh ceritain gimana ceritanya lo bisa dianter dia?" Sierra bertanya dengan excited.

Kiran berusaha mengusir rasa kecewanya lalu menghela nafas, "iya jadi tuh kan gue awalnya janjian sama Kak Angga dia katanya mau jemput kan. Eh pas si Gisel sebelum pulang gue udah nanya, jadi jemput enggak kak? Terus gue tinggal ngerjain essay taunya eh pas gue cek, si Kak Angga cancel gabisa jemput. Eh pas mau pesen ojek, batere hape gue abis."

Kiran memberi jeda untuk minum sedangkan Gisel mendengus, "ketebak ya anjir." ucap Gisel ketus

"Hus enggak apa-apa kali. Lagian Kak Angga udah usahain buat jemput, cuma dosennya tiba tiba ngajak ketemu," ujar Kiran pada Gisel. Sahabatnya itu hanya menghela nafas.

Kiran lalu memeluk Gisel, "jangan ngambek gitu ah. Kejadiannya udah lama ini. Kak Angga udah minta maaf ke gue, guenya juga pulang dengan aman dan selamat." Mendengar ucapan Kiran, Gisel akhirnya mengangguk. Kiran tersenyum dan melepaskan pelukannya.

"Eh lanjut Ran, terus gimana ceritanya ketemu Hazmi?" tanya Serena antusias.

"Ya gitu gue keluar kelas mau nyari yang bisa dipenjemin hapenya atau punya power bank. Terus ketemu deh sama si Hazmi ini dia habis futsal terus ditawarin and the rest of history," ujar Kiran menutup penjelasannya.

Dua sahabatnya terpengarah,"wow gue tau dia baik sih tapi tidak menyangka memang sebaik itu ya," kata Sierra kagum.

Gisel disebelahnya mengagguk, "asli beda banget sama bestienya si Janu kampret. Baik amat dia sama lo, enggak baper kan?" seloroh Gisel tiba-tiba.

"HAHAHA yah tapi jangan baper Ran, emang agak rentan soalnya tuh anak emang suka berbuat baik tau."

Sierra turut menambahkan ucapan Gisel sembari tertawa. Namun, berbeda dengan sosok di hadapannya. Kiran justru diam seribu bahasa. Biasanya, Kiran turut tertawa jika Gisel sedang menggerutu tentang Janu.

"TELAT GUE KEBURU BAPER."

Pelan-pelan Kiran merasa pipinya menghangat dan jantungnya berdebar sedikit lebih kencang setelah melakukan pengakuan pada dua sahabatnya.

Bayangan soal Hazmi kembali berputar di kepala Kiran membuatnya merasa perutnya mulas. Bukan mulas ke kamar mandi tapi mulas yang penuh euforia kebahagiaan.

Dan tentu saja pengakuan tersebut disertai tingkah laku Kiran yang tiba-tiba menunjukkan perilaku kasmaran membuat Gisel dan Sierra terdiam kaget. Keduanya beradu pandang bingung, melihat reaksi Kiran yang tiba-tiba seperti orang kasmaran.

"Lah Ran....beneran baper?" tanya Gisel pelan-pelan. Sierra yang mendengar pertanyaan Gisel terbelalak kaget, ia langsung menatap Kiran penasaran.

Kiran masih diam, tapi pelan-pelan pipinya semakin memerah. "Ran yang tadi serius?" panggil Sierra untuk memastikan.

Kiran yang tadinya terdiam langsung menatap dua temannya dengan mata berkaca-kaca. Jantungnya berdetak lebih kencang, tangannya bahas keringat. Kali ini bukan karena euforia perasaannya, tapi karena panik merasa terpergok atas sesuatu. Ia tidak bisa melarikan diri dengan situasi ini.

Kiran perlahan menunduk lalu mengangguk. Mengakui asumsi yang dilontarkan Gisel dan Sierra padanya.

"Hah....demi apa?" gumam Sierra kaget.

Sedangkan Gisel, ia hanya terdiam menatap Kiran. Terlalu shock sebenarnya karena diantara semua orang, Hazmi orangnya. Benar-benar diluar perkiraan Gisel dan Sierra.

"Udah...lama?" tanya Gisel lagi secara hati-hati dan kembali dijawab anggukan oleh Kiran. Gantian Sierra yang terperangah.

"Dari kapan Ran?" tanya Sierra sambil menatap Kiran lembut.

Ini pertama kalinya Kiran terbuka soal perasaannya pada lawan jenis. Meskipun mereka telah berteman sejak kelas 9 SMP, tapi karena selama ini Kiran tidak pernah menunjukkan keinginan berpacaran makanya mereka tidak pernah membahas ini secara serius. Kalaupun mereka sedang sesi curhat soal gebetan, pasti hanya Gisel dan Sierra yang bercerita. Kiran lebih sering diam dan mendengarkan lalu sesekali memberi saran.

"Kelas sepuluh awal, pas abis palesma." Jawaban pelan Kiran membuat kedua temannya terhenyak kaget. Sebenarnya, Sierra sudah hampir histeris tapi ditahan Gisel.

"Gimana ceritanya bisa suka Hazmi?" tanya Sierra setelah menenangkan diri. Kiran menatap kedua sahabatnya lalu menghela nafas berat,

"Jadi tuh gini awal mulanya-"

-bersambung

Maaf ya pendek hehehe. Sumpah mau nulis panjang tapiii motong cerita tuh seru ahahaha. Anyway, double update ga yaa? (maaf ada salah nulis nama jadi di edit huhu)

FlippedWhere stories live. Discover now