solusi patah hati

266 61 13
                                    

seperti biasa,
warning: harsh words, typos

***

Hening menyergap seisi ruang Sierra setelah Kiran menyelesaikan ceritanya tentang apa yang terjadi anatar dirinya dan Hazmi di Taman Fantasi. Semua ia ceritakan tanpa ditutupi.

Mulai dari ajakan Hazmi sebagai bentuk hadiah dari cowok itu, batalnya rencana mereka karena disusul oleh geng masing-masing, inisiatif Kiran yang ikut Hazmi ke Istana Boneka hingga tindakan impulsif Kiran melakukan confess di bianglala. Tapi Kiran sengaja melewatkan bagian mereka berpegangan tangan setelah turun dari bianglala. Biar itu jadi rahasianya saja.

Gadis Itu tersenyum tipis sambil mendongakkan kepalanya, menatap langit-langit kamar Sierra. Perasaan campur aduk kembali mengisi hatinya.

"Gue.....gue enggak menyangka itu yang terjadi kemarin."

Sierra yang merespon pertama dengan suara pelan. Gisel mengangguk sepakat. Ia tidak mengeluarkan suara karena masih terlalu kaget dengan apa yang ia dengar.

"Astaga pantesan lo enggak mau liat si Hazmi lagi, masih berasa nyeseknya ya?" tanya Gisel.

Kiran mengangguk, "enggak senyesek awal-awal sih kalo sekarang lebih ke menghindar supaya cepet move on."

Sierra menghampiri Kiran dan merangkul gadis itu. "Maafin ya gue enggak ada pas lo lagi sedih-sedihnya abis ditolak."

Gisel juga beringsut ke arah Kiran dan Sierra, "iya maafin gue juga ya Ran, enggak peka kalo lo lagi berusaha move on. Gue malah ajak terus ngeliat itu cowok harusnya gue ngeh ada apa-apa pas lo nolak."

Kiran menggeleng dan tersenyum, "enggak apa-apa malah gue juga salah nyembunyiin hal begini dari kalian. Padahal gue jadi lega abis cerita gini terus enggak kayak lari-larian sok nyembunyiin dari kalian."

Gisel sontak melepaskan rangkulannya lalu menatap Kiran tajam, "nah iya gue mau tanya apa maksud dan tujuan lo nyembunyiin semuanya dari kita?"

Sierra yang mendengar pertanyaan Gisel juga cepat-cepat melepaskan pelukannya dan menatap Kiran curiga, "bener tuh sekarang jelasin kenapa."

Kiran terkekeh sejenak, "sebenernya awalnya karena gue males diledek! Terus lama-lama lupa kan eh pas inget gue ngerasa seru aja ketemu sembunyi-sembunyi gini soalnya si Hazmi juga bilang temennya enggak tau karena dia males cerita jadi ya kita kayak bikin rahasia kecil gitu jadi kayak biar spesial ketemuannya."

Gisel berdecak sedangkan Sierra mencibir, "Sok-sok an rahasia parah banget giliran sedih ngajak temen pas seneng sembunyi."

Kiran lalu tersenyum tidak enak dan merangkul Sierra, "ihhh enggak gitu, sekarang kan udah dikasih tau semuaaa."

Sierra terkekeh dan mengangguk, "iya iya gue juga bercanda."

"Tapi ya, persis kayak yang gue bilang, ini cowok baiknya emang kebangetan bikin baper. Gue udah wanti-wanti jangan terlalu kebawa perasaan," lanjut Sierra tiba-tiba.

Kiran hanya menghela nafas dan menatap Sierra getir, "ya gimana lagi Ra namanya jatuh cinta emang lo bisa tahan apa? Dianya juga selama ini baik banget ke gue, emang lo bisa nolak kalo begitu?"

"Ya tapi kan-"

"Udah-udah, Sierra lo bener padahal kita udah ingetin jangan baper lagi. Tapi kalo denger cerita Kiran, ya dia juga enggak salah. Apalagi kalo denger gimana si Hazmi ke Kiran, gue juga bakal baper kok. Baik banget soalnya." Gisel memotong ucapan Sierra sebelum pertikaian yang muncul semakin besar.

"Terus sekarang rencana lo apa?" tanya Gisel, berusaha mengalihkan pembicaraan.

Kiran menghela nafas lalu mengedikkan bahunya, "move on? Ya pengennya move on sih."

"Dengan bikin jarak kayak sekarang?"tanya Gisel lagi.

Kiran mengangguk. Sierra menatap Gisel bingung, "ya bener enggak sih move on dengan jaga jarak?" tanya Sierra bingung.

Gisel kemudian menyunggingkan senyum, "lo mau cara cepet move on enggak?"

Kiran dan Sierra yang mendengar itu, mendekatkan kepalanya pada Gisel. "Gimana?" Tanya Kiran penasaran.

Gisel memberi gestur agar temannya mendekat. Senyum miringnya masih muncul, "ini cara supaya lo cepet-cepet move on dari Hazmi."

"Apa caranya Gi?" tanya Sierra.

"Deket sama orang baru." ucap Gisel ringan. Kedua sahabatnya mengernyitkan dahi.

"Emang bisa? Lagian selama ini Kiran enggak pernah jalan sama cowok selain Hazmi, lo mau Ran begitu?"tanya Sierra skeptis.

Gisel berdecak, "yeh justru ini mempercepat tau. Dengan mengganti hal yang lama ke baru, itu jadi penyegaran. Fokus lo juga enggak inget-inget si Hazmi lagi soalnya ada orang baru. Lo juga punya temen yang mengalihkan perhatian dari Hazmi."

Kiran menatap Gisel ragu, "itu bukannya kayak jadiin pelarian?"

Gisel menggeleng, "enggaklah kalo niat lo temenan. Ini maksudnya lo membuka diri sama orang lain. Lo deket, berteman gitu. Jadi fokus lo enggak terus sedih soal Hazmi. Ada pengalihan pikiran gitu looooh. Kalo langsung jadian buat ngelupain mah iya, pelarian."

"Lo yakin itu efektif?" tanya Sierra lagi.

Gisel mengangguk, "yakin 100%, yang penting lo jujur aja bilang temenan buat main supaya enggak suntuk, jadi kalo dia nuduh lo rebound lo punya alibi."

"Lo bikin dia kayak cewek brengsek, Gi!" sentak Sierra. Gisel berdecak keras tanda tidak setuju.

"Enggak anjir kalo buat berteman mah," Gisel mengalihkan pandangan ke Kiran, "gimana mau coba enggak lo?"

Kiran menatap dua sahabatnya ragu. Sejujurnya Kiran setuju dengan pendapat Sierra tapi cara Gisel terdengar menggiurkan. Ia benar-benar ingin segera lolos dari patah hati ini. Meskipun ia terlihat normal, di rumah ia masih memandangi sendu toples jelly dari Hazmi. Ia ingin punya kekuatan untuk memakan jelly itu, bukan lagi sebagai obat kerinduannya pada cowok IPS itu.

Kiran menghela nafas lalu mengangguk, "oke gue mau. Ada cowok yang mau lo kenalin Gi?"

Gisel tersenyum lebar dan mengangguk. "That's my girl, sini gue kenalin satu cowok temen gue."

Sierra yang mendengar keputusan Kiran hanya menghela nafas. "Udah gila." gumamnya pelan tapi kemudian mendekat untuk melihat sosok yang akan dikenalkan Gisel pada Kiran.

Hmmm kita lihat apakah rencana ini berhasil.

-bersambung

Angkat tangan yang mau liat Kiran move on

FlippedOnde histórias criam vida. Descubra agora