melihat boneka singa

295 68 23
                                    

seperti biasa,
warning: harsh words, typos

***

Hari minggu tiba.

Padahal baru jam delapan pagi, tapi Hazmi sudah berpakaian rapi dan duduk dengan manis di meja makan dengan roti di tangannya. Kegiatan itu tentu sukses membuat seluruh penghuni rumah melongo kaget.

"Lah tumben banget abang udah rapi pagi-pagi, mau kemana deh?" tanya Ais yang baru saja keluar dati kamarnya.

"Wah bisa masuk buku rekor sih ini harusnya, abang jam 8 udah mandi," goda sang ayah yang juga baru akan keluar untuk menyiram tanaman.

"Kirain tadi bunyi kresek kresek apa ya, taunya abang udah siap sarapan aja." kali ini Bunda yang memberi respon.

Kalau Bani, dia tidak berbicara karena benar-benar baru bangun. Bahkan masih setengah tertidur saat berjalan ke meja makan. Ia langsung duduk di sebelah Hazmi sambil membuka mulutnya, meminta roti yang Hazmi makan. Hazmi dengan senang hati menyuapkan roti tersebut pada si bungsu lalu menatap anggota keluarganya yang lain.

"Hehehe iya, kan kemaren abang udah bilang sama ayah sama bunda. Abang mau pergi main sama temen," ujar Hazmi sambil tersenyum lebar.

Ais menatapnya bingung lalu melongok keluar rumah, "sama siapa? Temen abang enggak ada yang kesini tuh. Biasanya A' Nopal kan nyamper kalo mau pergi."

"Ya temen abang bukan cuma kuartet aja Ais," jawab Hazmi penuh rasa sabar. Rotinya kini tidak lagi ia santap, justru tangannya malah menyuapi Bani yang masih setengah tertidur.

Ai kemudian terbelalak lau menyeringai, bersiap menggoda sang abang. "Waaah ini yang mau diajak pergi itu ya? Yang nanyain soal hadiah lomba kemaren ya kaaan? Ciyeee Bunda, Ayah Abang mau pacaran nih."

Hazmi menghela nafas. Sekarang ia harus kembali menghadapi tatapan menggoda dari seluruh anggota keluarganya. Ia kemudian bangun dari duduknya dan bersiap.

"Nah gitu dong Bang, punya muka cakep jangan di sia-siain. Ayah sebagai yang mewariskan jadi sedih kalo abang jomblo terus," goda sang Ayah. Hazmi yang sedang menyalimi tangan ayahnya hanya bisa mendesah.

"Siapa sih yang mau pacaran orang temen aja kok," jawab cowok itu defensif. Ayahnya tertawa.

"Ah masa? Ayah tuh paham kamu, enggak mungkin effort gini kalo enggak naksir. Cepetan deh dijadiin terus ajak ketemu kita," goda Ayahnya lagi membuat Hazmi hanya menghela nafas.

"Iya terserah aja," respon cowok itu datar membuat Ayah dan Ais tertawa terbahak.

Bunda yang tidak tega melihat Hazmi jadi bulan-bulanan, menyenggol pinggang suaminya. "Anakmu jangan digodain terus, kasian. Abang hati-hati ya mainnya," pesan sang bunda yang dijawab acubgan jempol.

Ayah hanya tertawa lalu mengusak rambut Hazmi, "iya iya Ayah percaya Abang deh. Hati-hati ya bawa mobilnya."

Hazmi mengangguk kemudian melambaikan tangannya dan berjalan meninggalkan rumahnya diiringi lambaian tangan seluruh anggota keluarganya.

*

"Maaf ya akhirnya malah enggak ketemu sama orang tua gue. Ternyata mereka udah pergi pagi-pagi buat ketemu temennya tapi mereka udah kasih ijini kok buat main hari ini," ucap Kiran pada Hazmi sesaat dirinya masuk ke dalam mobil.

Hazmi tersenyum sambil mengangguk, "enggak apa-apa, Na. Gue juga udah izin kan ke orang tua lo kemaren lewat chat sih tapi, enggak masalah kan ya?"

Kiran menggeleng, "enggak apa-apa banget, mereka malah yang ngasih tau gue lo udah minta ijin makanya kita bisa jalan hari ini hehe."

FlippedTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon