22. Too Far Too Gone

19 1 0
                                    

Brian mengumpulkan warganya. "Aku harus mengatakan sesuatu pada kalian. Sesuatu yang harus kita lakukan. Dan aku tidak tahu cara menyampaikannya."

"Kau ingin kami melakukan apa?" tanya Tara.

"Aku ingin kalian bertahan hidup," jawab Brian. "Kita tidak akan bisa bertahan lama di tempat seperti ini. Akan ada sekawanan zombi datang dan mengancam keselamatan kita. Mereka akan memenuhi lubang, merangkak di atas satu sama lain. Akan ada cukup hal untuk dicabik di perkemahan kita. Tidak ada apa pun antara kita dan sisa dunia ini. Jika tetap di sini, kita akan mati. Orang yang hancurkan perkemahanku dan Lukas dulu, mereka tinggal di Penjara. Letaknya di utara Jalan Tol 34. Mereka punya dinding, pagar, lahan yang luas untuk berkebun. KIta bisa tinggal di sana. Jika kita mau mengambilnya dari mereka, aku punya rencana untuk lakukan ini tanpa ada yang cedera. Aku menangkap dua orang di antara mereka. Saat aku sedang melihat situasi di sana, kami bertemu. Aku terpaksa menculik mereka."

Orang-orang agak terkejut dengan perbuatan Brian.

"Kau menculik mereka?" tanya Tara, memastikan dirinya tidak salah dengar.

"Mereka kuncinya," jawab Brian tegas. "Mereka akan bantu ambil alih penjara itu tanpa menembak. Kita bisa mendapatkannya dan tidak harus membunuh siapa pun. Tapi kita harus siap untuk itu." Ia melanjutkan. "Tidak semua orang di Penjara itu jahat." Ia dapat membayangkan senyum Michelle yang humanis dan suka menolong orang lain. "Tapi kebanyakan dari mereka adalah pencuri dan pembunuh. Kenapa orang seperti itu memiliki ketenangan jiwa, sementara kita mengubur anggota kita hampir setiap hari? Mereka membuatku cacat. Membakar perkemahanku. Bahkan membunuh putriku." Menurutnya, hasutan ini perlu, agar ia bisa menuntaskan keinginannya yang tertunda. Merebut Penjara, membalas dendam pada Danai, dan mengambil Michelle kembali.

Rupanya, Lily mendengar pembicaraan itu. "Kita tidak harus saling membunuh untuk merebut tempat lain."

Brian sudah lama muak dengan Lily yang mulai sok mengatur. "Aku tahu."

"Membunuh orang?" Lily tidak suka membayangkannya.

"Tidak," kata Brian. "Membunuh pembunuh."

"Katamu tidak semua orang di sana jahat."

"Mereka bersama orang jahat."

"Apa aku bersama orang jahat?"

Brian tidak menjawabnya, malah meninggalkannya.

Yang diculik Brian adalah Danai dan Scott. Ketika mereka berdua sedang membakar mayat zombi di luar pagar penjara. Mereka berdua dikurung di dalam sebuah mobil caravan, dengan kedua tangan diikat ke belakang kursi. Di luar, penjagaan sangat ketat, dipimpin oleh Mitch.

"Lepaskan aku!" pekik Danai penuh amarah.

Scott duduk di sebelah Danai, juga sama dibelenggu seperti itu.

"Kalian harus makan," kata Brian, sembari menyodorkan makanan instan dalam kantong plastik. "Ini akan jadi hari yang panjang. Tidak ada yang akan menyakiti kalian."

"Aku tidak percaya ini," kata Scott. 

"Aku tidak peduli," sahut Brian, yang kemudian duduk di hadapan mereka.

"Katakan saja tentang apa ini," pinta Scott. Dirinya bukan takut mati, hanya penasaran. "Kumohon."

"Ini bukan masalah pribadi," jawab Brian.

"Lalu apa?" tanya Scott.

Brian pun menjelaskan, "Danai, aku ingin kau tahu, Putriku, Candice, sudah meninggal. Aku sudah lama menyadarinya. Aku tidak mau menyakitimu atau siapapun. Aku hanya ingin Penjara dan Michelle. Di sini ada orang-orang yang harus kujaga agar tetap hidup. Kalian akan membantuku ambil alih. Tidak ada yang harus mati."

Live vs DeathWhere stories live. Discover now