12. The Preys

17 1 0
                                    

Han mengenang tujuan awalnya datang ke Amerika, ke Atlanta ini, setahun lalu, sebelum dunia runtuh.

"Jumlah penduduk dunia telah berlebihan. Manusia-manusia rakus yang haus kekuasaan, kekayaan, dan menjadikan dunia ini gelap. Lihat, hampir seratus negara sudah jadi pasien IMF. Kita harus menghentikan ini." Suara orang-orang yang tengah rapat di dalam sebuah ruangan terekam oleh peralatan pengintai milik salah satu agen keamanan rahasia dunia. Diperdengarkan pada beberapa anggota utama NIS, salah satunya Han Jee Yoon. Diam-diam, direktur utama NIS, Baek San memanggil agen terbaiknya.

"Agen Han, menurut hasil penyelidikan, terendus rencana genosida yang berasal dari Amerika Serikat. Aku hanya bisa mempercayakan tugas ini padamu."

"Demi keselamatan banyak orang, saya bersedia melaksanakan tugas."


Jee Yoon tinggal di sebuah apartemen khusus NIS. Saat pulang, ia menyalakan laptop dan membuka email. Ada email baru, dikirim oleh saudara angkatnya, Philip Blake. Sebuah undangan berlibur di Atlanta, dan merayakan ulang tahun Candice yang ke-10.

Jee Yoon tidak bisa menggunakan fasilitas telepon warga sipil, karena itu dilarang. Ia hanya membalas, "Baiklah. Aku akan datang."


Seluruh akomodasi ditanggung NIS, Jee Yoon hanya membawa pakaian dan uang pribadi.

Pesawat baru mendarat di bandara, dan penumpangnya juga baru keluar dan memenuhi bangsal kedatangan luar negeri, tiba-tiba terjadilah sesuatu yang sangat mengerikan. Ada orang-orang gila yang mengejar orang waras, ketika tertangkap, yang gila memakan mangsanya. Tidak lama kemudian, mangsanya yang tadinya telah tewas, berubah jadi sama gilanya, dan menyerang terus.

Jee Yoon juga hampir jadi mangsa, tetapi dirinya punya bekal ilmu bela diri yang mumpuni. Sehingga bisa meloloskan diri.

Genosida itu telah terjadi, dan menyesatkan tujuan awalnya datang ke tempat ini.

*
**
***
**
*

Woodbury

Lukas memimpin anak buahnya memeriksa persediaan senjata, dan membawanya ke atas mobil. 

Milton melihat itu semua. Ia yakin, Govenor sudah hilang rasa toleransinya. Benar-benar akan melakukan hal di luar batas.

Laurie datang, dan juga menunjukkan keheranan. "Kukira ada kesepakatan."

Milton coba memikirkan sesuatu yang lebih masuk akal, agar Laurie tidak curiga. "Pasti hanya pencegahan, pamer kekuatan. 


Sementara itu, di dalam gudang, Govenor menyiapkan sesuatu, yang entah apa namanya.

Milton datang padanya. Ingin menegur, tetapi bagaimana cara mengatakannya. Saat berbalik, Govenor melihatnya.

"Milton!" Govenor memanggil, tetapi Milton pura-pura tidak dengar, dan terus berlalu. "Milton!" teriak Govenor. Barulah ilmuwan itu berhenti melangkah. "Kau butuh sesuatu?" tanya Govenor.

"Apa itu?" Milton balik badan, dan bertanya. 

"Itu sanggar kerjaku," jawab Govenor.

"Apakah itu akan menolong Woodbury?"

Govenor merasa pertanyaan itu terdengar seperti gejala pembangkangan. "Maaf?"

"Ini seharusnya jadi awal yang baru," ujar Milton. "Jalan keluar." Entah datang dari mana keberanian itu, sehingga ia sanggup membicarakan hal seperti ini. "Bagaimana tentang semua yang kita bicarakan?" Govenor berjalan mendekat padanya Milton. "Mengalahkan makhluk ini? Berjuang untuk kembali?" Govenor melewatinya. "Urusanmu dengan Danai, aku paham. Tapi orang di Penjara..."

Live vs DeathWhere stories live. Discover now